TEKS SULUH


Minggu, 25 September 2016

Dari 'Jakarta Tak Mau Pindah

21. Sakit di Jakarta
Katakan kepada urban
Jangan sakit di Jakarta
Karena disini tak menerima pasien melarat
Dan klinik bukan plastik dapur yang bisa ditawar
Tak ada dokter desa
Walau praktek di puskesmas
Tak ada rumah sakit rakyat
Walau disebut rumah sakit umum
Tak ada sopir ambulan
Yang menjual bensin mobil kantor seperti di desa
Karena ambulan travel khusus anti macet.
Kami butuh orang kuat
Dan berduit banyak
Bukan kartu yang sehat.


Rg Bagus Warsono 2014




9. Sampah Jakarta
Sampah Jakarta
Bukan gelas plastik air mineral
Tapi bayi merah tadi malam
Sampah Jakarta
Bukan kertas pembungkus nasi
Tapi potongan orgam muntilasi
Sampah Jakarta
Pagi ini
Bendera partai dan plastik spanduk yang tak laku dijual
Sampah Jakarta sore ini
Kamera pecah dan sepatu sebuah
Yang terpisah dari pasangannya
Sampah Jakarta bukan sampah dapur ibu memasak.


Rg Bagus Warsono 2014


1.Dan Dibalik Rumah-rumah Kardus
Menempel di tembok belakang mall
asap plastik dibakar
Serta air mendidih dan kopi sasetan
digelas bekas minuman
menghitung berat kertas
Serta plastik tadi siang
Dan besi bekas beton reruntuhan
Menumpuk di rumah-rumah kardus tepian jalan kereta.
Bau sampah menyengat, namun simiskin tidur nyenyak
Dibalik kardus bekas
Di sekitar anak-anak telanjang dada bermain tutup botol
nenek tua menjemur nasi bekas
Dan dibalik rumah-rumah kardus
menyusup pendatang mencari pekerjaan
Yang datang kemarin malam
Saat bus malam tiba di Pulogadung
Mencoba peruntungan
Jakarta yang penuh ujian.

Rg Bagus Warsono 2014

Selasa, 20 September 2016

AKU BERSAMA KUPU-KUPUKU, Salimi Ahmad

AKU BERSAMA KUPU-KUPUKU
aku suka bermain dengan kupu-kupu
karena ia tak berbohong dengan dirinya
diberinya aku keindahan sayap
dan dibawanya aku terbang,
dari bunga ke bunga ia mengantar
terkadang kusinggahi juga rumput
sebagaimana cara ia hinggap
aku terbang bersama kupu-kupuku
yang tampak lemah dan sering lelah
yang tak perlu merasa harus jauh pergi
kecuali kepada taman-taman yang melindungi
ada suara hening kudengar seolah napas kami
dibuat tertahan akan pesona pagi yang
menghadiahkan keindahan ceria burung-burung, embun berkilau, semut berdendang, dan semua yang membangun kerinduan atas nama kesukacitaan
ada suara gemilang dari kepak sayapnya,
dan aku mendengar tak ada pikiran yang disembunyikan, semua wajar seperti kodrat alam berjalan, tak ada yang ditutupi meski hanya setitik warna dalam jelaga
aku terbang bersama kupu-kupuku
lewat kibasan sayapnya aku lintasi uap air yang halus sekali berkibaran
serupa garis-garis awan yang membentang di langit
seolah cahaya cerlang di mata anak berbinar gamit
kupu-kupuku kerap mengajakku terbang
dengan bahasa yang sangat mungkin tak kukenal
namun kumengerti hakekat ucapan
ia jujur, apa yang dipercayai sayap dan tubuh
di mataku akan sama dengan gelak cerianya.
20 September 2016

Sabtu, 17 September 2016

Tentang Sastra (Puisi) Terkini Oleh Rg Bagus Warsono



Tentang Sastra  (Puisi) Terkini
Oleh Rg Bagus Warsono
Salah satu siar informasi karya sastra yang tepat itu tempatnya di lembaga-lembaga perguruan pencetak guru, seperti DI UPI atau fakultas keguruan. Di beberapa perguruan tinggi itu kita punya dosen dan tenaga kependidikan yang juga merupakan penyair terkenal. Melalui informasi yang didapat dari lembaga itu suatu ketika akan disiarkan di sekolah-sekolah di Nusantara ini oleh alumnusnya. Tergantung dari bagaimana dosen di perguruan itu menyuguhkan materi sastra pilihannya. Kita percaya mereka akan menyuguhkan materi ajar atas karya terbaik bukan atas dasar tokoh penyairnya. Sebab mustahil dosen memberikan materi asal-asalan karena informasi sastra yang disampaikan dosen di fakultas keguruan berdampak pada masyarakat luas nantinya.
Dunia internet dengan perkembangan situs-situs sastra serta sajian budaya di media online yang terus berkembang, mengakibatkan turunnya grafik penjualan buku sastra di berbagai toko buku besar. Beberapa toko buku besar terpaksa mengecilkan ruangan untuk mengurangi karyawan untuk menjaga kestabilan toko buku. Akhirnya mereka para tokoh penyair yang selama ini memonopoli penerbitan buku gigit jari. Buku mereka lapuk di rak-rak penjualan yang tak pernah disentuh pembeli. Kini boleh dikatakan penyair-penyair pinggiran malah laris karyanya terbaca oleh masyarakat melalui dunia internet.
Kegairahan sastra Indonesia khusus puisi di Indonesia dengan munculnya banyak antologi bersama sejak reformasi dan memasyarakatnya pengguna internet, menjadi wahana pertemuan para penyair dalam karya-karya mereka ('meski semu bila dikatakan bersatu) .Gejala ini patut dicatat dalam sejarah kesusastraan Indonesia sebagai gerak langkah perjalanan sejarah sastra Indonesia. Bukti-bukti itu sudah cukup banyak diprtanggungjawabkan . Dan tentunya berbahagialah para penyair yang turut menyuarakan melalui puisi aneka antologi bersama di Tanah Air.
Berfikir dengan rasa dan melihat tidak harus sebelah mata tentang sastra Indonesia dewasa ini. Antara Jakarta, Jogyakarta, Semarang, Tegal, Bekasi, Banjarmasin dan kantong-kantong penyair di seluruh Tanah Air harus mendapat porsi yang sama dalam pemberitaan serta pengakuan aktifitas sastra. Informasi itu terbuka lebar, tak boleh kita menutup mata bahwa ada di sebuah desa di Jambi, misalnya, yang jauh dari keramaian, atau di Banjarbaru di tepi hutan ada aktifitas sastra dalam upaya menghidupkan sastra khusus puisi Indonesia.
Jika sastra yang diperbincangkan orang-orang akademika itu tentang karya angkatan 66 atau sebelum tahun reformasi, maka 20 th mundur sastra kita. Perkembangan sastra dewasa ini diwarnai dengan perkembangan dunia internet. Ciri-ciri itu diantaranya gejolak masyarakat untuk menyuarakan isi hati dengan kesamaan pandang atas ketidakcocokan antara realita dengan reformasi. Contoh-contoh itu timbul seperti munculnya antologi bersama Puisi Menolak Korupsi yang dimotori Sosiawan Leak, dan belakangan muncul antologi bersama Sakkarepmu yang jemu akan kebiasaan -kebiasaan bersastra klasik. Dan muncul juga berbagai karya antologi bersama lain yang memiliki khas tersendiri dari berbagai daerah.

Jika sastra yang diperbincangkan orang-orang akademika itu tentang karya angkatan 66 atau sebelum tahun reformasi, maka 20 th mundur sastra kita. Perkembangan sastra dewasa ini diwarnai dengan perkembangan dunia internet. Ciri-ciri itu diantaranya gejolak masyarakat untuk menyuarakan isi hati dengan kesamaan pandang atas ketidakcocokan antara realita dengan reformasi. Contoh-contoh itu timbul seperti munculnya antologi bersama Puisi Menolak Korupsi yang dimotori Sosiawan Leak, dan belakangan muncul antologi bersama Sakkarepmu yang jemu akan kebiasaan -kebiasaan bersastra klasik. Dan muncul juga berbagai karya antologi bersama lain yang memiliki khas tersendiri dari berbagai daerah.

Dr. Lim Swee Tin, Malaysia

Dr. Lim Swee Tin, Malaysia

Lahir di Kelantan, Malaysia pada tahun 1952, Dr. Lim mendapat latihan sebagai guru di Maktab Perguruan Persekutuan, Pulau Pinang, 1972-73. Selepas itu, bertugas sebagai guru di beberapa buah sekolah di Kelantan. Pada 1988-92, beliau melanjutkan pengajian di Universiti Pertanian Malaysia (UPM) bagi ijazah Sarjana Muda Pendidikan Pengajaran Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Pertama. Kemudiannya, meneruskan perkhidmatan sebagai guru di Negeri Sembilan dan Selangor. 1996-99, melanjutkan pelajaran bagi ijazah Sarjana Sastera Kesusasteraan Melayu dan 2000-05, meneruskan pengajian PhD Kesusasteran Melayu. Sejak Disember 2000 hingga 2012, beliau berkhidmat sebagai pensyarah di Fakulti Bahasa Moden Dan Komunikasi, UPM.

Dr. Lim melibatkan diri secara bersungguh-sungguh dalam lapangan kesusasteraan Melayu dengan menulis puisi, cerpen, novel, dan esei kritikan sastera serta turut mengendalikan kursus pemantapan bahasa Melayu dan penulisan kreatif kepada pelajar dan guru di Malaysia dan Singapura.
Pada tahun 2000, beliau dianugerahkan SEA Write Award oleh Kerajaan Diraja Thailand. Sebelum itu, beliau telah memenangi 25 hadiah kesusasteraan di Malaysia. Setakat ini, Dr. Lim telah menghasilkan kira-kira 60 buah buku kreatif dan nonkreatif secara perseorangan selain karya-karya ecerannya turut terkumpul dalam lebih 100 buah antologi bersama. Di sampng itu, beliau telah membentangkan ratusan kertas kerja, di dalam dan di luar negara.


Kini memegang jawatan dalam pelbagai organisasi sastera dan pendidikan milik pemerintah dan swasta, termasuk DBP, ASWARA, dan MASTERA serta menganggotai panel pemilih penerima SEA Write Award (Malaysia) dan Panel Hakim Hadiah Sastera Perdana (HSPM).

Membawa Puisi Menjadi Hidup.



Membawa Puisi Menjadi Hidup.
Mari kita telaah bahasa puisi , seringkali kita membaca dua baris kalimat puisi sama arti atau dua bait puisi memiliki arti yang sama. Sajian yang berlebihan tentunya, pengulangan yang sebetulnya tak perlu. Tetapi itu juga dimaklumi andai menyuguhkan kata baru yang memberi kesan seakan bukan pengulangan. Penyair menemukan pilihan kata yang indah untuk dituangkan pada baris kedua padahal sama arti pada bari pertama, atau penyair menemukan pilihan kata baru pada bait yang akan ditulisnya setelah bait pertama seakan memberi puisi itu panjang. Padahal panjang dan pendek puisi belum tentu memberikan kesamaan bahwa puisi panjang memberi pesan panjang juga. Boleh jadi puisi pendek malah memberi pesan yang luas. 'Bulan purnama jatuh di danau malam hari apa beda dengan 'Purnama jatuh di danau . ? Tampa menyebut kata 'bulan , kata 'purnama sudah memberikan arti bahasa puisi yang menyatakan bulan purnama. Kata 'malam hari dalam kalimat itu adalah keterangan subjek yang tak perlu. Karena kata purnama telah memberi pengertian bulan penuh di waktu malam. Bahasa puisi merupakan bahasa bagaimana menyimpan makna luas dalam pilihan kata indah. Jika mau panjang katakan dalam cerpen , puisi esai atau novel. Tetapi semuanya itu sah-sah saja karena hak cipta ada pada Anda. Mari kita lihat puisi berjudul 'Undangan ini:

“Undangan”

 'Deretan depan undangan istimewa
 kursi dengan baju putih berwiru indah.
Tertulis nama-nama yang beruntung di pernikahan putri milyader.
 Berdebar aku duduk tanpa pasangan istri
 kemana pacar aku tak punya
kanan kiri dudukku manusia sempurna
terjepit di kemewahan acara Tuan dan nyonya, Mas dan Mbak
serasi harmonis, klop dan pas kata terdengar mc mengenalkan.
Jangan aku jangan disebut sudah pasti orang tak laku .....//
(rg Bagus Warsono)

 Pandai nian pujangga bersyair, sedikit pesan banyak berurai kata, tetapi suka pembaca budiman membaca berulang, seakan puisi punggugah jiwa, pengalaman yang tak terkira. Bahasa puisi aneh tapi nyata panjang puisi sedikit pesan enak dibaca. Kenapa. Karena ada hal baru dan pegalaman baru. Tahapan yang paling tidak disukai sekaligus diharapkan penulis adalah kritik orang lain. Selama ini tabu rasanya memberi kritik pada puisi seseorang apalagi dalam segi tata bahasa. padahal kesalahan dapat dijadikan promosi di masa modern ini. Contohnya celana blu jean ada yang bagian lututnya sengaja disobek-sobek bahkan bolong, ada juga blu jean yang utuh malah dipotong, celana itu tetap di pakai dan katanya malah menambah keren bagi pemakainya. Lalu ada juga baju tambalan, kini malah tambah ngetrend, baju batik tambalan, baju batik dengan perpaduan kain polos warna-warni yang membuat batik pada baju itu semakin menyala. Keberanian menoreh kata yang jarang disentuh orang sangat perlu agar menjadi yang pertama dan utama. Doeloe pada masa pujangga sampai angkatan '66 penyair kita piawai menggunakan bahasa nusantara indah seperti 'bak (seperti) , 'nan (yang), 'duhai , 'adinda, 'laksana , dsb. Penyair modern kadang merindukan masa lalu, sedangkan bahasa terus berkembang, khasanah bahasa Indonesia semakin menebalkan kamus bahasa. Sangat penting artinya untuk mengikuti perkembangan puisi kita. Karena itu kritikus tidak harus melihat segi isi pesan muatan puisi, tetapi bagaimana penyair membawa puisi menjadi hidup. Tentu ini akan banyak dibantah, manakala justru sekarang puisi yang enak didengar (ketika pembacaan puisi) adalah puisi -puisi dengan bahasa yang dapat dicerna pendengar dengan mudah, contohnya dalam puisi-puisi yang dibacakan di roadshow PMK justru puisi yang cepat dipahami pemirsa yang mendapat apresiasi tinggi. (rg bagus warsono)



Penjelasan mengenai Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia.

Penjelasan mengenai Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia.

Lumbung puisi adalah kegiatan sastra rutin bagi penyair Indonesia dalam rangka mendokumenasikan karya -karya sastra khusus puisi terkini juga penyairnya, dalam usaha menjadikan pusat dokumentasi sastra terkini dan terlengkap, dan aku sendiri sebagai kuratornya.

Kegiatan ini non profit tetapi atas dasar gotong royong bagi sahabat penyair yang sudi bersama memajukan satra Indonesia.

Kegiatan ini sangat kecil namun akan menjadi besar karena penyelenggara memberikan kebebasan kepada semua peserta untuk membesarkannya karena kepemilikan kegiatan ini adalah semua peserta.
Buku Lumbung puisi adalah dokument abadi yang menjadi catatan abadi sejauh para peserta menganggap buku lumbung puisi ini penting artinya. Kami berusaha agar peningkatan mutu terus berjalan setiap waktu.
Buku lumbung puisi berisi puisi yang direkrut dari penyair sebagai wahana baca. Karena tidak dalam profit tujuannya, maka buku ini tidak diluncurkan secara besar-besaran tetapi dengan sederhana dan pengenalan melalui media yang mudah dicapai.


Lumbung puisi tidak berurusan dengan komunitas apa pun, golongan apa pun atau angkatan apa pun. Tetapi penyelenggara meminta bantuan kepada mereka-mereka yang dipandang dapat membantu serta mau membantu dengan iklas kegiatan ini.


Lumbung puisi , salah satu tujuannya menjadi dokumentasi puisi penyair terlengkap se Indonesia karena berjalan sepanjang tahun dan setelah 5 tahun dievaluasi untuk 'bendel menjadi buku besar puisi sastrawan Indonesia terkini yang memiliki kekhas-an tersendiri, diantara buku-buku serta kegiatan lain karena kami memiliki beda. (rgbagus warsono, kurator di hmgm)

Dialektika Kegiatan Sastra

Dialektika Kegiatan Sastra
oleh Rg. Bagus Warsono

Menjamurnya kegiatan sastra merupakan angin segar bagi pertumbuhan sastra dan pelakuknya di Tanah Air. Kegembiraan bagi kalangan pegiat sastra bahwa Indonesia semakin banyak tumbuh pengguna sastra. Harapan kedepan akan perkembangan ini secara nyata akan merubah iklim bahasa serta psikologisnya di masyarakat menjadi semakin baik. karena sastra itu memiliki makna tersendiri bagi karakter bangsa ini.

 Perkembangan sastra dan kegiataannya yang menggembirakan ini tentu tidak asal sebuah penilaian kuantitas banyaknya event-event sastra tetapi juga merupakan pilihan manakala pengguna sastra itu juga memiliki penilaian terhadap kegiatan yang akan diikutinya. Penilaian yang dimiliki pengguna sastra memang sesuai pilihan untuk menuju harapan bagi seseorang. Tergantung dari apa dan bagaimana ia berada dalam hati sastranya. Banyak pilihan itu seperti yang lumrah adalah sesuatu penyaluran hasrat seni sastra yang dimilikinya, tetapi banyak tujuan yang kadang justru tidak lumrah untuk disimak, seperti segera cepat mencapai popularitas, bahkan sisi ekonomis, padahal memerlukan sebuah proses yang panjang.

 Antara event sastra dan penyaluran hasrat seni. dapat dibedakan dengan mempelajari hasil sebuah kegiatan. Sastra memang tak lepas dari apresiasi, tetapi sasaran kegiatan memiliki makna sebuah penyelenggaraan kegiatan. Sedang penyaluran hasrat seni terkadang terlihat sangat polos dan tanpa memikirkan hasil, tetapi justru memberikan apresiasi tinggi.

 Bicara kegiatan sastra juga adalah memberikan sebuah porsi makanan , untuk siapa . Masyarakat, khusus pelaku sastra itu sendiri, sebuah komunitas, jenjang usia , kelompok , atau seseorang dalam kepentingannya masing-masing. Kaitannya dengan maksud dan tujuan serta sasaran. Kalau demikian perlu pemilah agar ditemukan tahapan agar kegiatan memiliki kualitas dengan peserta yang berkualitas serta masyarakat pengapresiasi yang berkualitas pula.

 Dialektika kegiatan sastra juga tergantung dari pada pelaku dalam kegiatan itu ( penyelenggara, dan peserta serta stake holder) memiliki jiwa menghargai terhadap sastra itu sendiri. Kenyataan banyak yang justru kurang bahkan tidak menghargai kepada sastra itu sendiri. (bersambung)

Kalau penyair sudah terkenal seperti ini baru hebat :

Kalau penyair sudah terkenal seperti ini baru hebat :
Ketika membeli ikan segar di pasar ikan, bakul ikan itu menyambut, "Silahkan Den Penyair pilih ikan yang mana?". Ketka naik andong, sais delman itu mengakatan , "Monggo Den Penyair" sambil mempersilahkan pakai ibu jari. Ketika membeli rokok , pemilik warung rokok itu mengatakan , Mas Penyair monggo, rokok yang mana? Ketika mau masuk bank, satpam menyapanya . "Selamat siang Penyair" .dan Ketika orang mencari rumahnya bertanya, "Mas mau tanya dimana rumah penyair...." .
Ketika membeli ikan segar di pasar ikan, bakul ikan itu menyambut, "Silahkan Den Penyair pilih ikan yang mana?". Ketka naik andong, sais delman itu mengakatan , "Monggo Den Penyair" sambil mempersilahkan pakai ibu jari. Ketika membeli rokok , pemilik warung rokok itu mengatakan , Mas Penyair monggo, rokok yang mana? Ketika mau masuk bank, satpam menyapanya . "Selamat siang Penyair" .dan Ketika orang mencari rumahnya bertanya, "Mas mau tanya dimana rumah penyair...." .

Lumbung Puisi Jilid IV turut meramaikan Seminar Sastra Internasional

Lumbung Puisi Jilid IV turut meramaikan Seminar Sastra Internasional Universitas Gadjah Mada , 14-18 September 2016 di Yogyakarta. Penyair Eka Rs, Wadie Maharief dan Thomas Haryanto Soekiran berjuang menyuarakan Lumbung Puisi sebagai bentuk keberadaan penyair dan karya sastra Indonesia mutakhir bahwa penyair tidak diam. Selamat buat penyair Lumbung Puisi Jilid IV.

Sutarso (Osratus)

Sutarso (Osratus) adalah penyair yang tak asing bagi para penyar Lumbung Puisi karena ia juga menulis di Lumbung Puisi. Dan Puisinya pernah mengisi Lumbung Puisi Jilid III. Penyair asal Sorong Papua ini adalah kelahiran kota Gethuk Purbalingga. Kami bangga memiliki tokoh yang begitu komitment terhadap sastra Indonesia dan menyempatkan jauh-jauh dari Papua untuk kegiatan Seminar Sastra Internasional di UGM. Beliau pernah juga turut membawakan misi Lumbung puisi di Pertemuan Penyair 5 Negara di Malaysia tahun 2014 lalu.

Jumat, 16 September 2016

Mengenal Prof. Dr. Faruk Tripoli




Prof. Dr. Faruk Tripoli,
Lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 10 Februari 1957. Beliau adalah pakar di bidang ilmu budaya serta guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia merupakan pengajar Fakultas Ilmu Budaya yang secara resmi mendapatkan persetujuan dari Mendiknas sebagai profesor pada Jun 2008.
Pendidikan Prof. Faruk bermula di sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas ia selesaikan di kota kelahirannnya. Setelah lulus SMA, ia ke Yogyakarta untuk melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan, UGM, dan lulus tahun 1981. Tahun 1985 ia melanjutkan program S-2 di Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dan lulus tahun 1988. Kemudian, melanjutkan program S-3 juga di Fakultas Pascasarjana UGM dan lulus tahun 1994.
Pengalamannya sebagai dosen dimulai dengan tugasnya sebagai asisten ahli madya di Fakultas Sastra/Ilmu Budaya, UGM, tahun 1983-1985. Pada tahun 1986 hingga sekarang, ia menjadi dosen di Fakultas Sastra/Ilmu Budaya, UGM. Ia diangkat menjadi Guru Besar di Fakultas Sastra/Ilmu Budaya, UGM, tahun 2009.
Selain menjadi dosen di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra/Ilmu Budaya, UGM, Prof. Faruk juga pernah mengajar di Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korena Selatan (2007-2009) serta aktif melakukan penelitian (1998-2009). Prof. Faruk juga sering tampil sebagai pemakalah, narasumber, dan penanggap dalam kegiatan ilmiah, baik bahasa, sastra, maupun budaya.
Jabatan yang pernah diembannya pejabat sementara Kepala Pusat Studi Kebudayaan, UGM (2000-2001), Kepala Pusat Studi Kebudayaan, UGM (2001-2003), pejabat sementara Kepala Pusat Studi Kebudayaan, UGM (2003-2005), dan Kepala Program Studi Ilmu Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, UGM (2011-sekarang).

Jumat, 09 September 2016

Tentang Sastra (Puisi) Terkini



Tentang Sastra  (Puisi) Terkini
Oleh Rg Bagus Warsono
Salah satu siar informasi karya sastra yang tepat itu tempatnya di lembaga-lembaga perguruan pencetak guru, seperti DI UPI atau fakultas keguruan. Di beberapa perguruan tinggi itu kita punya dosen dan tenaga kependidikan yang juga merupakan penyair terkenal. Melalui informasi yang didapat dari lembaga itu suatu ketika akan disiarkan di sekolah-sekolah di Nusantara ini oleh alumnusnya. Tergantung dari bagaimana dosen di perguruan itu menyuguhkan materi sastra pilihannya. Kita percaya mereka akan menyuguhkan materi ajar atas karya terbaik bukan atas dasar tokoh penyairnya. Sebab mustahil dosen memberikan materi asal-asalan karena informasi sastra yang disampaikan dosen di fakultas keguruan berdampak pada masyarakat luas nantinya.
Dunia internet dengan perkembangan situs-situs sastra serta sajian budaya di media online yang terus berkembang, mengakibatkan turunnya grafik penjualan buku sastra di berbagai toko buku besar. Beberapa toko buku besar terpaksa mengecilkan ruangan untuk mengurangi karyawan untuk menjaga kestabilan toko buku. Akhirnya mereka para tokoh penyair yang selama ini memonopoli penerbitan buku gigit jari. Buku mereka lapuk di rak-rak penjualan yang tak pernah disentuh pembeli. Kini boleh dikatakan penyair-penyair pinggiran malah laris karyanya terbaca oleh masyarakat melalui dunia internet.
Kegairahan sastra Indonesia khusus puisi di Indonesia dengan munculnya banyak antologi bersama sejak reformasi dan memasyarakatnya pengguna internet, menjadi wahana pertemuan para penyair dalam karya-karya mereka ('meski semu bila dikatakan bersatu) .Gejala ini patut dicatat dalam sejarah kesusastraan Indonesia sebagai gerak langkah perjalanan sejarah sastra Indonesia. Bukti-bukti itu sudah cukup banyak diprtanggungjawabkan . Dan tentunya berbahagialah para penyair yang turut menyuarakan melalui puisi aneka antologi bersama di Tanah Air.
Berfikir dengan rasa dan melihat tidak harus sebelah mata tentang sastra Indonesia dewasa ini. Antara Jakarta, Jogyakarta, Semarang, Tegal, Bekasi, Banjarmasin dan kantong-kantong penyair di seluruh Tanah Air harus mendapat porsi yang sama dalam pemberitaan serta pengakuan aktifitas sastra. Informasi itu terbuka lebar, tak boleh kita menutup mata bahwa ada di sebuah desa di Jambi, misalnya, yang jauh dari keramaian, atau di Banjarbaru di tepi hutan ada aktifitas sastra dalam upaya menghidupkan sastra khusus puisi Indonesia.
Jika sastra yang diperbincangkan orang-orang akademika itu tentang karya angkatan 66 atau sebelum tahun reformasi, maka 20 th mundur sastra kita. Perkembangan sastra dewasa ini diwarnai dengan perkembangan dunia internet. Ciri-ciri itu diantaranya gejolak masyarakat untuk menyuarakan isi hati dengan kesamaan pandang atas ketidakcocokan antara realita dengan reformasi. Contoh-contoh itu timbul seperti munculnya antologi bersama Puisi Menolak Korupsi yang dimotori Sosiawan Leak, dan belakangan muncul antologi bersama Sakkarepmu yang jemu akan kebiasaan -kebiasaan bersastra klasik. Dan muncul juga berbagai karya antologi bersama lain yang memiliki khas tersendiri dari berbagai daerah.
Jika sastra yang diperbincangkan orang-orang akademika itu tentang karya angkatan 66 atau sebelum tahun reformasi, maka 20 th mundur sastra kita. Perkembangan sastra dewasa ini diwarnai dengan perkembangan dunia internet. Ciri-ciri itu diantaranya gejolak masyarakat untuk menyuarakan isi hati dengan kesamaan pandang atas ketidakcocokan antara realita dengan reformasi. Contoh-contoh itu timbul seperti munculnya antologi bersama Puisi Menolak Korupsi yang dimotori Sosiawan Leak, dan belakangan muncul antologi bersama Sakkarepmu yang jemu akan kebiasaan -kebiasaan bersastra klasik. Dan muncul juga berbagai karya antologi bersama lain yang memiliki khas tersendiri dari berbagai daerah.


Kamis, 08 September 2016

Penyair Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia,

 Namamu Abadi :
Lumbung Puisi Jilid I
Daftar Sastrawan Pengisi Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Pertama 1.Abdul Wahid, 2.Ali Syamsudin Ars, 3.Aloeth Pathi , 4.Andrian Eka Saputra , 5.CecepNurbani , 6.Dimas Indiana Senja, 7.Dwi Klik Santosa, 8.Eddie MNS Soemanto, 9.eL Trip Umiuki, 10.Fahmi Wahid, 11.Fasha Imani Febrianty, 12.Fitrah Anugerah , 13.Gampang Prawoto, 14.Iwan Kusmiadi,15.Julia Hartini, 16Mohamad Amrin. 17.Moh. Ghufron Cholid , 18.Muhammad Hafeedz Amar Riskha, 19.Nieranita, 20.Novy Noorhayati Syahfida , 21.Puji Astuti, 22.Rezqie Muhammad AlFajar Atmanegara, 23.Ridwan Ch. Madris , 24.Roni Nugraha Syafroni , 25.Soekoso DM, 26.Sokanindya Pratiwi Wening, 27.Sus S. Hardjono, 28.Syarif hidayatullah, 29.Wadie Maharief, 30.Wardjito Soeharso,
Antologi Lumbung Puisi Sastrawan Jilid II
Daftar Sastrawan Pengisi Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid II 001. Abdul Wahid (Karanganyar) 002.Ali Syamsudin Arsi (Banjarbaru) 003.Alra Ramadhan (Kulonprogo) 004.Alya Salaisha-Sinta (Cikarang Kab. Bekasi)) 005. Aloeth Pathi (Pati) 006. Anita Riyani (Tanah Bumbu, Kalsel) 007.Andrian Eksa (Boyolali) 008 .Anung Ageng Prihantoko (Cilacap) 009. Aulia Nur Inayah (Tegal) 010 . Bambang Widiatmoko (Jakarta) 011. Badruz Zaman (Sumenep) 012.Budhi Setyawan (Bekasi) O13.Devi yulianti wafiah(Paseh) 014.Dewa Putu Sahadewa (Kupang) 015. Dhito Nur Ahmad( Makasar) 016.Dhinar Nadi Dewii (Sukoharjo) 017. Diah Natalia (Jakarta) 018.Diah Budiana (Serang) 019.Dian Rusdiana (Bekasi) 020.Dianie Apnialis M (Bandung) 021.Djemi Tomuka (Manado) O22.Devi yulianti wafiah(Paseh) 023.Dwi Rezki Hardianto Putra Rustan (Maros) 024.Elvis Regen (Palembang) 025. Ekohm Abiyasa (Karanganyar) 026. Esti Ismawati (Klaten) 027. En Kurliadi Nf (Sumenep) 028.Fatmawati Liliasari (Takalar) 029.Fasha Imani Febriyanti (Bandung) 030.Fitrah Anugerah (Bekasi) 031.Fitrah Rahim. (Maros) 032. Gampang Prawoto (Bojonegoro) 033.Ghufron Cholid (Sampang) 034.Hasan Bisri BFC (Bogor) 035. Hidayatul Hasanah (Trenggalek) 036.Imam Eka Puji Al-Ghazali (Batuputih) 037. I Putu Wahya Santosa (Bulelelng) 038.Iska Wolandari (Ogan Komering Ilir) 039.Jack Efendi (Bekasi) 040.Julia Hartini (Bandung) 041.Lucky Purwantini(Bekasi) 042.Lukni Maulana 043.M. Amin Mustika Muda (Barito Kuala,Kalsel) 044.M. Ardi Kurniawan(Jogyakarta) 045.Malisa Ladini (Semarang) 046.Ma'sum (Sumenep) 047.Muchlis darma Putra (Banyuwangi) 048.Novia Nurhayati (Bogor) 049.Nurul Hidayah (Banjarmasin) 050.Nyi Mas Rd Ade Titin Saskia Darmawan (Denpasar) 051.Niam At-Majha (Pati) 052.Novi Ageng Rizqy Amalia (Trenggalek) 053.Nur Lathifah Khoerun Nisa (Cilacap) 054.Nastain Achmad (Tuban) 055.Nila Hapsari (Bekasi) 056.Pradita nurmalia (Surakarta) 057. Roni Nugraha Syafroni (Cimahi) 058. Rachmat Juliaini (Makasar) 059.Rachmad Basuni 060. Refa Kris Dwi Samanta (Purwokerto) 061.Seruni Unie (Solo) 062.Syarif hidayatullah (Banjarmasin) 063. Sofyan RH. Zaid (Bekasi) 064.Sokanindya Pratiwi Wening (Medan) 065.Sugi Hartono (Batanghari) 066.Suyitno Ethex (Mojokerto) 067. Sindi Violinda(Medan) 068. Tuti Anggraeni (Bekasi) 069.Thomas haryanto soekiran (Purworejo) 070.Vera Mutiarasani (Karawang) 071.Wadie Maharief (Jogyakarta) 072.Wayan Jengki Sunarta 073. Wintala Achmad (Cilacap) 074.Wong agung utomo (Bekasi) 075. Wulandari ( Nawang Wulan) 076. Yusti Aprilina (Bengkulu Utara) 077.Zen AR 087. Diana Roosetindaro (Surakarta) 079.Ardi Susanti (Tulungagung) 080. Lailatul Kiptiyah (Mataram) 081. Munadi Oke
Antologi Lumbung Puisi Jilid III
Daftar Sastrawan Pengisi Lumbung Puisi sastrawan Indonesia Jilid III. karya Penyair nusantara (74 penyair dari seluruh Indonesia) berupa dokumentasi sastrawan Indonesia dan karyanya. Penyelenggara HMGM , penerbit Sibuku Yogyakarta, Pengantar Antologi Leak sosiawan. Daftar Penyair Lumbung Puisi sastrawan Indonesia jilid III 001. Roni Nugraha Syafroni. (Kota Cimahi ) 002. I Putu Wahya Santosa (Kab.Buleleng) 003. Julia Hartini,( Bandung ) 004. Ahmad Samuel Jogawi (Pekalongan). 005. Devi Yulianti Wafiah , (kab Bandung ) 006. Ayu kusuma dewi,(Maumere,NTT) 007. Ali Syamsudin Arsi (Banjarbaru) 008. Ari Susanto,(Kebumen) 009. Osratus Sutarso (Sorong, Papua) 010. En Kurliadi Nf (Bekasi) 011. Sumrahadi (Munadi Oke)(Pesisir Selatan,Sumbar) 012. Hasan Maulana A.G (Subang) 013. Novia Rika Perwitasari. (Jakarta) 014. Budhi Setyawan, (Bekasi) 015. Ferry Willi Riawan (Surabaya) 016. Syarif hidayatullah, (Banjarmasin) 017. Fience Mokoginta,(Kotamobagu) 018. Anggi Putri, (Surabaya) 019. Niken Kinanti, (Pati) 020. Imam Khanafi, (Kudus) 021. Panji Subrata, (Pati) 022. Gampang Prawoto (Bojonegoro) 023. Nazri Z. Syah,(Aceh) 024. Akhmad Nurhadi Moekri (Sumenep) 025. BJ Aroki. (Pontianak) 026. Arif Rahman Hakim (Padang) 027. Aditya D. Sugiarso (Demak) 028. Ach.Shobirn ( Pontianak) 029. Taty Toeryanti Noer, 030. Aloeth Pathi, (Pati) 031. Kurnia Fajar (Wonogiri) 032. Alek Brawijaya (Teluk Kijing Sumatra Selatan) 033. Nuraini (Surakarta) 034. Alias, (Kendari) 035. Sofyan RH. Zaid (Sumenep) 036. Ukrowiyah (Kediri) 037. Markhatul Hamidah (Tangerang Selatan) 038. Syarifuddin Arifin (Padang) 039. Norool Fahriyah, (Pulang Pisau, Kalteng) 040. Dasuki Kosim (Indramayu) 041. Ayuning Tyas Muji Rahayu (Gresik) 042. Wahyu Hidayat( Banyuwangi) 043. Fitry Nurul Hanie (Medan) 044. Ni Made Rai Sri Artini (Kab Badung ,Bali) 045. Selendang Sulaiman (Badung Bali) 046. Yose Rizal Triarto (Cirebon) 047. Muakrim M Noer Soulisa (Maluku Tengah) 048. Sokanindya Pratiwi Wening (Aceh Utara) 049. Hasan Bisri BFC (Bogor) 050. Samuel Jogawi (Pekalongan) 051. Wadie Maharief (Yogyakarta) 052. Herlina Priyambodo (Jakarta) 053. Eddie MNS Soemanto (Padang) 054. Irawati (Pidie) 055. Dewa Sahadewa (Kupang) 056. Saifa Abidillah (Bantul) 057. Darman D. Hoeri (Malang) 058. Soekoso DM (Purworejo) 059. Joni Affandi (Cirebon) 060. Nurjanah Nasution (Medan) 061. Buana K.S (Sidoarjo Jawa Timur) 062. A. Rosidi (Sumenep) 063. Abu Ma’mur MF(sumenep) 064. Ikvan Hadi Prasetyo (Surabaya) 065. Alif Raung Firdaus (Jember) 066. Hartina Samosir (denpasar) 067. Edi Purwanto(Lampung Selatan) 068. Andre Wijaya (Binjai Sumatera Utara) 069. Tara Kartika Soenarto (Surakarta) 070. Imamah Fikriyati Azizah (Klaten) 071. Seruni Unie (Solo) 072. Tri Okta Argarini (Kediri) 073. Elvandarisa Astandi (Malang) 074. Purwanto (Surakarta) 075. Shonhaji (Sidoarjo )

Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid IV
Daftar Sastrawan Antologi Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid IV bertema Margasatwa. Penulis : 1.Abu Ma’mur MF (Brebes) 2.Agustav Triono (Purbalingga) 3.Alveng Subrata(Surabaya) 4.Amrin Moha (Cirebon) 5.Anggoro Suprapto(Semarang) 6.Anjrah Lelono Broto(Jombang/Mojokerto) 7.Arif Khilwa (pati) 8.Ari Witanto (Bekasi) 9.Arwinto Syamsunu Ajie(Kebumen) 10.Arya Setra (Jakarta Utara) 11.Bambang Widiatmoko(Jakarta) 12. Damar Angara (Demak) 13.Dedy Tri Riyadi (Tangerang) 14.Denting Kemuning(Surabaya) 15.Denis Hilmawati (Bekasi ) 16.Dharmadi, DP (Purwokerto) 17.Daviatul Umam (Sumenep) 18.Eka Rs (Tasikmalaya) 19.Ersa Sasmita(Jakarta) 20.Eno El Fadjeri (Jakarta Barat) 21.Eri Sofratmin (Muara Bungo Jambi)) 22.Faiz Saf'ani(Tegal) 23. Fitrah Anugerah(Bekasi) 24. H. Shobir Poer (Tangerang) 25. Hadi sastra(Tangerang) 26.Harmany (Pamekasan) 27.Hasan Maulana A. G( Serawak Malaysia) 28..Heru Mugiarso(Semarang) 29.Jen Kelana(Muara Angin Jambi) 30.Kurniawan Yunianto(Semarang) 31.Little Lite (Muara Bungo, Jambi) 32.Mike Dwi Setiawati(Cirebon) 33..Mohamad Firdaus (Banyumas) 34.Muakrim M Noer Soulisa (Maluku Tengah) 35.Mukti Sutarman Espe (Kudus) 36.Nanang Suryadi (Malang) 37.Navys Ahmad(Tangerang) 38. Ni Made Rai Sri Artini (Denpasar) 39.Novia Rika (Jakarta) 40.Rachmad Basuni (Solo) 41.Refa Kris Dwi Samanta (Banyumas) 42.Rere Desvada (Bandung) 43.Riswo Mulyadi (Banyumas) 44.Rg Bagus Warsono(Indramayu) 45.Sami’an Adib (Jember) 46.Shon Sweet's(Sidoarjo) 47.Sumrahhadi (Munadi Oke)(Jakarta) 48.Sri Subekti Handayani (Bandung) 49.Supi El-Bala (Tangerang) 50.Suyitno Ethex (Mojokerto) 51.Tajuddin Noor Ganie(Banjarmasin) 52..Thomas haryanto soekiran(Purworejo) 53.W Haryanto(Blitar) 54.Wadie Maharief (Jogyakarta) 55.Wahyudi Abdurrahman Zaenal (Ketapang Kalbar) 56. Wans Sabang(Jakarta) 57.Yuyun Ambarwanto(Wonogiri)