TEKS SULUH


Senin, 16 Januari 2017

TARIAN FLAMINGGO By ; Srihan

TARIAN FLAMINGGO
By ; Srihan

Lalu butir-butir keringat itu jatuh
di atas sprei yang kusut masai
Waktu berpacu dengan mimpi yang mengangkasa
Tanpa sayap-sayap burung
kita terbang ke negeri awan
Kepakan sayap-sayap asmara
yang tak sabar ingin sampai di puncak langit
Tarian burung flaminggo yang enerjik
Berlaga di atas sprei itu
Napas kita tersengal mengejar asa
dan tangan saling meremas...
Waktu hanya terdiam menatap kita
yang bergelut dengan rasa....
Rindu yang menggumpal - harus dicairkan
Meraih cita yang tergantung di leher bintang
Cinta kita bertemu di puncak langit berahi
Kota kembang 05-01-2017

AKSARA GELAP, Bayu Aji Anwari

AKSARA GELAP

: Yang terselip dari waktu sempit, di balik kemanusiaanku
Dari mana aku mesti memulai, tentang cinta dan birahi.
Begitu saja ia datang menyergap menelikungku dengan hasrat liarnya.
Lalu menyeret paksa masuk mengintip lubang lubang kearah pintu senggama.
Keringatku bercucuran, panas tubuh ingin rasa meledak, kegelapan mengusap manja nafsu yang menggelora.
Detik demi detik bergerak kian cepat, semakin cepat hingga tiba tiba lelahku menyergap bersama kehadiran pendar pendar cahaya gemintang
Samar berkelebatan diantara kenikmatan diseluruh nadi.
Dan aku kembali tak mengerti, akan segala yang tlah terjadi.
Semarang
05012017

ENGKAULAH WANITA SIMPANANKU, Slamet Unggul

ENGKAULAH WANITA SIMPANANKU

Sekian malam meruntuh kepastian
Menyelusuri hari tiap jengkal lekuk tubuhmu
Mengundang selera menumpas malu
Wajahmu tetap di depan nafsuku
Wahai bidadari surga duniaku
Ingatkah apa janjimu?
Atau hanya sekedar minum madu kasih sementara?
Engkaulah wanita simpananku
Pemuas nafsuku
Akulah laki-laki simpananmu
Pemuas nafsumu
Hingga kini, tak berubah
Dalam menuju puncak hasrat kepuasan
Saling berbagi kenikmatan
Menggapai mimpi tidak tertidur
Menuju bulan
Bersama mengarungi samudra cinta berbuah dusta
Antara kita
Di sana
Engkau tetap wanita simpananku
Yang tersayang
Semarang, 04012017
Slamet Unggul

Senggama Penyair.rg bagus warsono

Senggama Penyair.
Biarkan istrimu pergi
dengan bedak tebal berwarna
dan rambut ala artis sinetron
ke kota
lalu aku
pejamkan mata di kamar sendiri,
lamunkan hayal bersama bidadari
yang hanya selembar kain sutera
membalut tubuh bening
ia memberi senyum
aku membalas senyum
ia memberi isyarat
aku mendekat
ia memegang pinggangku
hasrat menyala
membangunkan urat-urat cinta
kau sibakkan kain suteramu, mengalungkan pada leherku
aku mendekap bidadari
mencium kening mesra, melumat semua bidang wajuhmu
lalu kau menuntun diperaduan malam
surga petiduran
pintu kamar pun lalu terbuka, bidadari susut pandang
mata terbuka
istri datang ,
segera matikan lampu kamar agar bidadari tak berganti bayang
kini bidadarimu dalam gelap menggerayang.
(rg bagus warsono,13-1-17)

Menyambangi Rindu,Husain Ismail

Menyambangi Rindu

Disetiap anganku
selalu ada bayang dirimu
tiada pernah bisa hilang
walau hanya sekejap pandang

Kau yang mampu torehkan damai
dalam beku dekapku kini
sungguh ku rindu hangatmu
sungguh......

Masih kurasakan tulus belaimu
nan mampu buai khayalku
meski jarak telah terbentang
walau waktu terlanjur memisah

Simpuhku dihadapan nisan membisu
kutabur kembang meredam rindu
maafkan singgahku usik tidurmu
tak mampu kuhapus jejak yang kita buat

Dalam sendiriku
kucoba jalani takdir
meski terkadang jenuh
merangkai sunyi di lembar hari

Semoga damai dan keindahan
mendekap tidur panjangmu
kuharapkan kamu berkalung bahagia
dalam kidung puji dan doa

Way Abung,150117,Husain Ismail

Seksologi Kelamin (Wardjito Soeharso)

Seksologi Kelamin
(Wardjito Soeharso)
Seks itu penanda beda
Laki2 atau perempuan
Pria atau wanita
Sebutannya juga beda
Mbah Kung atau Mbah Ti
Bapak atau Ibu
Thole atau Genduk
Kuncung atau Bawuk
Seks itu nama kelamin
Kontol atau tempik, nama lokalnya
Penis atau vagina, nama globalnya
Sudah ditakdirkan jadi pasangan
Maka yang satu pasti mencari yang lain
Bila terpisah, tentu muncul masalah
Mereka akan saling rindu, saling memimpikan
Pada puncaknya jemari tangan yang pasti bermain
Meremas dan menggelitik
Mencari kepuasannya sendiri
Begitulah ketika seks hanya dimaknai kelamin
Dilihat sekedar berfungsi rekreasi
Dipakai mencari nikmat sesaat
Seperti magma di bawah gunung api
Yang selalu mampu muntahkan lahar panas
Merusak anak sungai induk hutan
Menghangus arangkan segala kehidupan
Hingga garis hubung asal muasal sulit dikenali lagi
Maka menyatulah kontol dan tempik
Merapatlah penis dan vagina
Hanya di bawah naungan janji suci
Jalankan tugas dalam wadah prokreasi
Menjadi panutan sejati
Terus menjaga kehidupan tetap lestari
14.01.2017 - 21:11

Lelaki Separuh Baya dengan Penuh Cintanya, Pena Riu



Lelaki separuh baya

Menjemput cintanya di jarak terjauh
Di angan puluhan tahun dirasa sedalamnya rindu
Cintanya menyambut mesra
Berpagutan di lena ruang terlarang
Berdua terjatuh dalam basah musim hujan
Awan yang senantiasa mengabu
Menaungi baku desah
Menggetarkan dinding dinding bisu
Melantakkan tatanan norma
Mata mereka cinta
Pendengaran mereka cinta
Cinta yang memabukkan
Eraman di buaian waktu menunggu
: lelaki paruh baya
: sepenuh cintanya
Batam, 1 Januari 2017

Persetubuhan Siput , Eka Rs

Persetubuhan Siput
Di bawah langit telanjang
rona memerah terkurung
geliat begitu landai
berburu di buru buih dalam pelindung
berhamburan ke angkasa
terbawa bayu samar ke pori pori
terasa ngilu meraut tulang penyaksi
jangan sembunyi di balik basa basi
mengapit tangan cumbui jaman
abaikan pejalan kaki yang kuyup
oleh darah di masa perjuangan
singsingkan lengan
bukan singkapkan kemaluan
gelora pahlawan
bukan bahan permainan
di ruang ruang pamer
bau amis pertaruhan ego
bagaimana percaya
persetubuhan siput
demi kegersangan sendiri
tidak perlu tawarkan damai semesta
gauli Ibu Pertiwi secara santun
klimak membasahi jiwa
# Eka Rs

BULAN MERAH Gatot Sarmidi

LELAKI SEPARUH BAYA
DENGAN SEPENUH CINTANYA
Lelaki separuh baya
Menjemput cintanya di jarak terjauh
Di angan puluhan tahun dirasa sedalamnya rindu
Cintanya menyambut mesra
Berpagutan di lena ruang terlarang
Berdua terjatuh dalam basah musim hujan
Awan yang senantiasa mengabu
Menaungi baku desah
Menggetarkan dinding dinding bisu
Melantakkan tatanan norma
Mata mereka cinta
Pendengaran mereka cinta
Cinta yang memabukkan
Eraman di buaian waktu menunggu
: lelaki paruh baya
: sepenuh cintanya
Batam, 1 Januari 2017

TINTA TUMPAH, Riswo Mulyadi

TINTA TUMPAH
tinta ditimpa hujan
menulis kata tak beraturan
membuncah seperti banjir
di kepala
entah ke mana muara
mengalir tanpa alur
: "adakah tetes yang singgah di dadamu
menjelma serupa rindu?"
kau hanya menggigil
kulit membiru
napas memburu getar
seperti dawai kegelisahan
dipetik jari waktu
: "apakah tubuhmu berkeringat hujan?"
tubuh berlumur tinta
tak beraturan
seperti puisi yang gagal
Hujan,13 Januari 2017

MALAM DAN POHON DADAP, Gatot Sarmidi

MALAM DAN POHON DADAP
Gatot Sarmidi
Padi padi sudah siap panen
Gubuk kecil merona sesaat
Bulan panas menusuk kembang
Memacu bagai dahan pohon
Kulit berduri tengah musim
Dingin menggigil hangat menggelora
Tubuh tertusuk langit mendesak bara
Lunglai semalam daun dan embun
Bersatu dalam perayaan kembang 
Setumpuk kesunyian padam 
Seketika belut dan katak
Membentang irama
Malang1612017

KARENA CINTA, Arya Setra

LELAKI SEPARUH BAYA
DENGAN SEPENUH CINTANYA
Lelaki separuh baya
Menjemput cintanya di jarak terjauh
Di angan puluhan tahun dirasa sedalamnya rindu
Cintanya menyambut mesra
Berpagutan di lena ruang terlarang
Berdua terjatuh dalam basah musim hujan
Awan yang senantiasa mengabu
Menaungi baku desah
Menggetarkan dinding dinding bisu
Melantakkan tatanan norma
Mata mereka cinta
Pendengaran mereka cinta
Cinta yang memabukkan
Eraman di buaian waktu menunggu
: lelaki paruh baya
: sepenuh cintanya
Batam, 1 Januari 2017

Minggu, 15 Januari 2017

TIFA NUSANTARA sekuntum jejak, eL Trip Umiuki

TIFA NUSANTARA
sekuntum jejak
mendung mendekap kota ungu siang itu
gerimis menetak hatiku
yang sarat rindu
entah kali ke berapa pintu hotel terbuka dan tertutup entah siapa yang datang dan pergi entah pasalnya botol air mineralku terguling begitu saja, hanacaraka datasawala kutepis tahayul kunamakuna padajayanya magabatanga walau, suer, debar jantungku mengirama tak tok tak tok hak gegas menuju tanggajalan hingga teriak lirih menghentikan nafasku...”ayahhh...!”
ah ah..., akhirnya kau datang, Rezqie sayang
takhirau lagi aku apatah hujan meluruhkan dakidaki kota hujan di hatiku meluruhkan serindu rindu yang bertengger di sekujur kalenderku dalam dekap anakku yang sangat rezqie di alir instrumental lembut menerbang siang
Abah Yoyok tiba dengan peluk sastranya o lala selamat datang mbarepku Adriana Tjandra Dewi RgBagus Warsono Agustav Triono sementara Ahmadun Yosi Herfanda berjanji segera terbang dari riau, ah... alangkah nusantaranya gumam Ali Arsy bersanding Andre Theriqa menyambut Arafat Ahc turun dari motornya menggelinding dari demak membuktikan cintanya kepada sastra sementara Arinda Risa Kamal merindu hadirnya Arsyad Indradi yang begitu setia menyemai sastra, ya kerinduan yang mengambang di bolamata Ary Nurdiana Atin Lelya Sukowati Aulia Nur Inayah sementara A’yat Khalili menggarami semangat hidup merdeka didamping Ayid Suyitno PS dan yang sangat Ayu Cipta sementara Azizah Nur Fitriana merasa taklengkap tanpa Aant S. Kawisar dan Arif Hidayat; sungguh indah Allah yang menyukai keindahan, sastra dan sastrawan masuk sekolah adalah keniscayaan peluk
Bambang Widiatmoko diamini Betta Anugrah Setiani Budhi Setyawan diacu semangat Badrul Munir Chair dan Bode Riswandi; insyaallah ucap
Cipta Arief Wibawa yang baru saja mendarat dari medan
sesungguhnya, setelah kesulitan ada kemudahan...
setelah kesulitan ada kemudahan
Darajatul Ula menyenyap aula Temu Karya Sastrawan Nusantara dengan gema wahyu yang menggetarkan sukma meneteskan airmata Dasuki D Rumi, Devi Hermasari; kian deras ketika alfatihah dipanjatkan untuk kesembuhan Dharmadi Penyair yang sangat dinanti; Didi Kaha mengangkat tangannya; doa khusyuk mengalir menjemput Dimas Arika Mihardja; o, indahnya sastra, desis Dimas Indiana Senja, Dwi Klik Santosa
yang terjadi terjadilah manusia hanya bergerilya bukan lantaran surga atau neraka
yang terjadi terjadilah
eL Trip Umiuki membuka pesta sastra (Andre Theriqa meluncurkan Tifa Nusantara) sementara
En kurliadi nf dan Enes Suryadi belum habis harap kehadiran Erry Amanda, Eko Tunas, dan Evan YS sementara
F. Pratama, Faizy Mahmoed Haly memahami ketidakhadiran Fatih El Mumtaz sehubungan geliat sastra di Riau sementara
Gampang Prawoto mengagumi sampul Gito Waluyo diamini Gunoto Saparie,
Hardia Rayya, dan Hasan Bisri BFC; nangroe aceh darussalam sangat mengapresiasi peluk Hermansyah Adnan di bawah tatapan berkacakaca Husnul Khuluqi yang menanti
Imam Safwan, Irma Agryanti, Ishack Sonlay, dan Isbedy Stiawan ZS
Kusnadi Arraihan dengan semangat djogdjanya tetap menanti
J. Betara Kawhie dan Julia Hartini
(ahad, 22 desember, pukul 00.00 entah lewat berapa, sujud syukur aku di musola; menangis habis mensyukuri nikmat berjumpa dengan sahabat-sahabat nusantara yang luar biasa hangat begitu sejuknya; rebah lalu sekenamya, nglumpruk di samping Ega Lazuardi, anakku, Agus Chaeruddin, sahabatku; menyelinap prosesi peluncuran bunga rampai pesta sastra yang sangat pesta bugar dengan duet maut Andre Theriqa dan Eko Erna lewat papankuncinya; meja-meja bundar menyatukan rindu rupa dan rindu sastra; rindu yang menjadi pesta sastra disemangati Raka Mahendra dan Ni Putu Ayu dengan puisi yang menggetarkan kahyangan ditingkah monolog Dhenok Kristianti yang membuat cemburu para dewa lengkap dengan puisi para sahabat yang lepas tanpa beban; Ayu Cipta, Endah eNKa Wulan, Rini Intama, Wilson Wantjik, Budi Ribowo, Cipta Adi, Evi Susanti, Rohman, Agus Chaeruddin, Widhi Hatmoko, Banjir Saputra, Teteng Jumara bernafas lega)
bahwa nusantara menyulih indonesia
sungguh kerinduan atas negeri yang murah senyum cinta damai
sebagaimana “indonesia raya” digemakan anakanak menari riang dengan tifanya
(bupati tangerang Ahmed Zaki Iskandar meresmikan Temu Karya Sastrawan Nusantara dalam kopi pagi menyematkan Penghargaan Sastra Bupati Tangerang kepada L.K. Ara dan Suryati Syam dengan kesaksian Nani Tandjung dengan puisi yang melelehkan keangkuhan tiang-tiang penyangga aula)
ya kasih ya sayang ya cinta ya mawar ya melati ya Allah ya Akbar tabik bagi
L.K. Ara yang dalam usia senjanya berkenan terbang dari serambi mekkah, Lailatul Kiptiyah membiarkan airmatanya terlinang di samping Lanang Setiawan dalam haru
Mariyana, Muhammad Rois Rinaldi yang rajin keliling nusantara, hal yang tentu dirasa Majenis Panggar Besi, Moh Mahfud, Mustaqiem Eska; sementara
Nana Sastrawan dan Nani Karyono masih dalam sihir puisi Nani Tandjung yang menggetarkan ruang menggedor hati Niken Kinanti, menodong bolamata Noi Bonita dan Nur Hadi yang dikira dari Kaltim padahal Kaliwungu Timur yang kangen kehadiran Nastain Achmad Attabani dan Novy Noorhayati Syahfida; sementara
Primanita dan Pudwianto Arisanto mengakui ketangguhan
Qeis Surya Sangkala kendati sekejap saja membumikan puisinya
Raka Mahendra takpelak mengagumi penampilan Ratna Ayu Budhiarti, Ratna M. Rochiman, mengulur tangan bagi penyair muda borneo Rezqie Muhammad AlFajar Atmanegara; penyair masa depan gumam Ria Oktavia Indrawati diamini Rini yang sangat Intama dan Riyanto yang sangat Purwokerto
Sartika Sari, Seruni, Shah Kalana Alhaji, dan Sholichudin al-Gholany membisikkan nama Shourisha Arashi, aku bergumam dalam doa panjang bersama Sri Runia Komalayani doa yang juga diucap bagi Sri Wintala Achmad; doa Suryati Syam bagi Sus. S. Hardjono yang tengah menggeliatkan sastra di Sragen yang takluput dari catatan Suyitno Ethex yang merindu Satmoko Budi Santoso, Sobih Adnan, Soekoso DM, Sofyan RH. Zaid, Syarif hidayatullah, merindu
Tatang Rudiana Alghifari, Tawakal M. Iqbal, Tina K., Tjak S. Parlan, dan Thomas Haryanto Soekiran yang tengah menggeliatkan Purworejo
indonesia merdeka rasanya ketika dua guru besar tiba dari riau
setarikan nafas kemudian mengalir diskusi tanpa jeda
(Dimas Arika Mihardja, Ahmadun Yosi Herfanda, Uki Bayu Sedjati, Bambang Widiatmoko, Iwan Gunadi, dan sang pemandu Wowok Hesti Prabowo meniscayakan kegiatan pascatemukarya sebagai langkah nyata membumikan sastra) diamini
Vanera el Arj, Villy J. Roesta, dan
Windu Mandela yang merindu Wahyudi, Wyaz Ibn Sinentang sementara
Y.S. Agus Suseno mengamini dari Banjarmasin, Yandri Yadi Yansah dari Lampung, Yudhie Yarcho dari Jepara, Yuditeha dari Karanganyar, bersama Yusran Arifin dari Tasikmalaya
sastra dan sastrawan masuk sekolah
menjadi cita bersama
tinggallah kebersamaan
membumikannya
ribuan kilo jalan yang kautempuh... masih menggetar di pesta sastra sesi tiga memberkas semburat jingga bagi andre theriqa menyongsong ulang tahunnya ditifa musik yang menggerai rambut gampang yang sangat prawoto meliukliuk dia di bawah soraksorai meriah yang ternyata memungkasi acara
ya, temu karya sastra nusantara berakhir tanpa akhir
selesai tetapi belum usai
nusantara, 23 desember 2013
eL Trip Umiuki

Jumat, 13 Januari 2017

Senggama Penyair

Puisi Sex:
Senggama Penyair.
Biarkan istrimu pergi
dengan bedak tebal berwarna
dan rambut ala artis sinetron
ke kota
lalu aku
pejamkan mata di kamar sendiri,
lamunkan hayal bersama bidadari
yang hanya selembar kain sutera
membalut tubuh bening
ia memberi senyum
aku membalas senyum
ia memberi isyarat
aku mendekat
ia memegang pinggangku
hasrat menyala
membangunkan urat-urat cinta
kau sibakkan kain suteramu, mengalungkan pada leherku
aku mendekap bidadari
mencium kening mesra, melumat semua bidang wajahmu
lalu kau menuntun diperaduan malam
surga petiduran
pintu kamar pun lalu terbuka, bidadari susut pandang
mata terbuka
istri datang ,
segera matikan lampu kamar agar bidadari tak berganti bayang
kini bidadarimu dalam gelap menggerayang.
(rg bagus warsono,13-1-17)

Kamis, 12 Januari 2017

Ikutilah Antologi Bersama Lumbung Puisi Jilid V

   Setelah sukses di antologi jilid IV yang bertema margasatwa, dan mendapat apresiasi berbagai kalangan peminat sastra, kami semua terus berkretif untuk maju seiring zaman. Itulah arti dokumetasi itu
Bagaimana membuat puisi tentang sex tetapi tidak melecehkan perempuan, tidak mengandung sara, tidak vulgar, tidak menggunakan kata-kata jorok, tetapi menghibur, lucu dan enak dibaca, syukur berguna bagi pendidikan remaja. Itulah tema Lumbung Puisi Jilid V yang akan dimulai 1 Januari 2017 sampai 21 April 2017.
Sebuah antologi yang menarik minat baca. Antologi bersama. Penyair-penyair yang mampu membaca zaman. Sebuah buku yang mencatat perkembangan dari setiap perubahan. Dari dinamika kehidupan negeri. Menyuguhkan bacaan segar Karya penyair kita . Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid V dengan tema sex berpola glayengan sakarepmu. Dengan melibatkan penyair-penyair beken Dipengantari Sosiawan Leak dan diulas olehku sendiri. Kirim mulai sekarang dengan dedlinne 6 April  2017 ke
 gus.warsono@gmail.com
agus.warsono@ymail.com
dan berpartisipasi kegiatan 97rb .
Dan Lumbung Puisi Jilid V 2017 yang bertema sex ini dibuka mulai 6 Januri 2017 dengan deadline 6 April 2017 dan diharapkan kelar 21 April 2017 cukup lama untuk merangkai puisi kita.

Di sini Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid V 2017
Sebuah kegiatan kecil dalam rangka Dokumentasi Puisi Sastrawan Indonesia Modern.
     Sastrawan Indonesia khusus penyair semakin terdesak dengan perkembangan zaman semakin global. Produk puisi sudah menjadi barang murahan karena produknya yang berlimpah tanpa pelanggan. Di Lumbung Puisi ini biarkan kecil asalkan khas tersendiri.
Dan tema lumbungmu adalah tentang puisi bertema sex untuk pendidikan remaja dan dewasa dengan pola glayengan sakarepmu , lucu , segar , dan syukur dengan ada pesan pendidikan bagi remaja, pesan moral, dan pesan kesehatan.
Dan Lumbung Puisi Jilid V 2017 yang bertema sex ini dibuka mulai 6 Januri 2017 dengan deadline 6 April 2017 dan diharapkan kelar 21 April 2017 cukup lama untuk merangkai puisi kita.
Pengisi Lumbung Puisi Jilid V 2017 ini tentu saja bagi yang suka-suka saja. Silahkan mengirim puisi betema sex tersebut ke gus.warsono@gmail.com maksimal 3 puisi , biodata terkini dan kesediaan siap berpartisipasi memberi dana kegiatan dokumentasi ini minimal 97rb rupiah.
Cipok = Cicilan Pokok
Cipok
Ibu muda bikin iri leher penjual sayur
tubuh mulus putih lagi
lagi ditutup daster
mang kumis melirik tajam
pada belahan yang mirip batok tengkurab
merah karena dieram
mangga gincu
esok ibu muda bikin ngiler
tubuh mulus seseg lagi
lagi ditutup rambut sebahu
Pak RT mengerut kening
pada gulu yang berkerut montok
hitam kemerahan karena masak
buah duwet jatuh
lusa ibu muda bikin kasemsem
merah hijau di lengan ketiak
berlekton ketat
tak mungkin abang salah alamat
tawon bolu tak memilih lokasi sengat
Ketika pulang kerumah
ada cipok berwana putih
tidak kerudung tidak kain
nempel di kening
apa semalam salah menggigit
kok dicipok malah pusing !
katanya gara-gara ditagih cipokmu
tiga bulan telat bayar !
(rg bagus w 2017)

Mendoan
makin lama semakin keras
apalagi ibu mempermainkan ujung gagangnya
dicelub
gigesek-gesek memutar
tertindih gagangmu
lalu ganti menindih
ibu berpeluh semakin panas
ketika keluar , ibu segera benamkan lagi
kamu makin keras
keringat menetep kau makin kuat
tak tahan lalu melepas
mengangkat dan berbaring bersama
kering keringat menempel dengan gagang digenggam
kau tak kuat lama bermain
kerasmmu hanya sementara
bapak cuma mendoan
'plung lalu dientas. (rg bagus w 2017).

Enaknya mandi bareng
saling tahu milik kita
tak ada rahasia jasmani
saling mengagumi memaklumi.
Ketika kau mendahului. segera kumelepas baju,
ketika kau menyelam, aku benamkan kepala sambil pejamkan mata.
Kau ke tengah aku semakin cepat kakiku mengayuh.
kau terengah engah kecapaian senyum tertawa bersama ke pingir .
Kau memang kuat
kita saling memuji.
Kalau libur kita mandi bareng lagi
di sungai kata kawanku sambil melambaikan bajunya basah.
 ya kataku sambil berlari ingin makan.
(rg bagus warsono 2017 ),