TEKS SULUH


Kamis, 29 Maret 2018

Ngiris Pilau Jawa karya rg Bagus Warsono


Ngiris Pulau Jawa,

Dan setiap kilometer melewati
aku disapa patok
masih jauhkan kotaku
sudah semakin jauh kota kutinggalkan
sawah menghijau
dan semilir angin lewat
jendela-jendela sepur
Aku benar-benar di Jawa
Dan gunung-gunung berhenti mengeluarkan air, dari mata airmu yang kering
Pohon-pohon jati berubah menjadi puing-puing tiang menyangga layang
daun-daunnya terhampar semen mengering
menjadi batu
dan batu menjadi akik
keras
mengeraskan hatimu
yang membutuhkan air
yang hanya menadahi hujan
setahun sekali
di Jawa,
di tanah yang diiris-iris
Esok tak lihat lagi petani,
Hamparan hanya beton bertulang
Esok tak lihat lagi hijau padi
Hanya burung-burung bermerk Jepang,
Angin tak lagi sepoy, tapi bau petralit terbakar
Sungai hanya mainan
pemborong bermata sipit
Dan danau hanya tipuan pemandangan

Minggu, 25 Maret 2018

Kiat Sukses Menjadi Penyair

Jangan puas dengan prestasi hebatmu, sebab karya agung tak pernah berhenti muncul di dunia sastra.
Penyair harus memiliki jiwa "haus dari kepuasan sementara. Dunia sastra tak berhenti pada karya agung seseorang. Setiap saat karya-karya agung akan muncul dari tangan-tangan penyair/penulidi seluruh dunia. Kepuasan tentu boleh saja tetapi jangan berhenti pada karya itu. Terus menulis dan menulis. Sebab ketika kita menulis di tempat lain banyak orang menulis sama dengan kita. (rg bagus warsono,2018)
Tinggalkan persaingan yg tidak perlu.
Sahabat, seringkali kita hanyut dalam persaingan yang tidak perlu. Kita harus pahami bahwa setiap hati sama memiliki nafsu, apalagi jika pada bidang yang sama. Jika kau alami persaingan di lingkunganmu, atau di daerahmu, segeralah tinggalkan persaingan itu. Sebab didalam hati ada nafsu dan keihlasan, jika timbangannya berat kepada nafsu maka bukan persaingan sehat ujungnya tetapi telah dimasuki syaitan. Tinggalkan hal-hal yang tidak perlu itu. Tetap pada tujuanmu semula. Menulis untuk memberi penyejuk hati manusia dan menulis untuk beramal ilmu dan keindahan. Suatu ketika orang-orang yang menyakitimu akan malu dan kena batunya. Mereka akan kebakaran jenggot melihat prestasimu gemilang, cemerlang. Yakinkan itu.
(rg bagus warsono,2018)
Cemohan atau ejekan itu adalah apresiasi, dari pada tidak mendapat apresiasi.
Apresiasi sangat diharapkan bahkan seburuk apa pun, sebab apresiasi itu buah dari membaca sebua karya tulis. Bodoh saja orang mengapresiasi buruk terhadap karya Denny JA sebab yang dapat untung adalah Denny JA itu sendiri bukan yang mencemoh. Jadi apresiasi apa pun sebetulnya baik buat sebuah karya sastra, hukum di dunia sastrawan adalah siapa yang banyak diperbincangkan adalah siapa yang dikenal, siapa yang banyak disebut adalah siapa yang dikenal. Mungkin saja pada saat tahun 1945 ada penyair lain selain Chair Anwar yang memiliki karya bagus tetapi tidak dikenal banyak orang, karena tulisannya hanya di majalah kecil yang sedikit di baca orang. (rg bagus warsono,2018)

Kepedihan dan kesengsaraan adalah kekebalan fisik dan jiwa.
Pembentukan fisik dan jiwa penyair dibekali juga dengan pengalaman - pengalaman yang penuh tragedi. Meski tidak pada semua orang. Bersyukur aku menjadi guru sekolah dasar. Setidaknya ada buat makan meski pun tutup lubang gali bengawan. Hal pengalaman kesengsaraan bukan barang baru apalagi menghadapi hinaan atau cobaan baru. Sama sekali tidak berpengaruh pada orang -orang yang mengalami pahit getir kehidupan. Begitu pula dalam dunia tulis-menulis, bagiku semua yang terjadi adalah kehendakNya. Dan terbiasa dengan semua kesengsaraan kepedihan termasuk hinaan, aku kini kebal. (rg bagus warsono,2018)

Syukuri apa adanya, Tuhan lebih adil. Ucapkan saja selamat kepada kawanmu yang sukses.
Yakinkan Tuhan itu maha adil. Sebetulnya ketika kita berada dalam kebahagiaan di tempat lain banyak orang yang ditimpa kemalangan. Begitu juga sebaliknya, ketika kita kita dalam kemalangan, ada kesuksesan di tempat lain. Begitu juga ketika diberi anugerah pada masa lalu sebetulnya adalah giliran yang oleh Tuhan diberi lebih dahulu, suatu saat akan mendapat giliran lagi. Tak perlu cemburu atau berkecil hati , yang penting sehat dan kita suatu ketika akan memetik hasil tanaman kita. Tetap bersemangat. (rg bagus warsono, 2018)
Lakukan yang sungguh2 meski di daerah Terpencil.
Sahabat penulis, penyair semuanya, zaman sudah sangat berubah. Dunia seperti semakin terjangkau, Indonesia sendiri sudah semakin jelas terlihat di meja. Dunia informasi semakin canggih. Gambar rumahmu dengan google map dengan titik kordinat tertentu dapat dilihat dari mana saja. Tak perlu berkecil hati sebagai penulis desa. Karyamu dapat menjangkau semua pelosok yang menggunakan internet dan bahkan dunia. Tetap sungguh-sungguh membuat karya yang bagus. Berkarya sastra bukan menjual bakso yang bumbunya itu-itu saja tetapi boleh diolah memenuhi seleraa zaman. Siapa pun akan maju dan bermanfaat meski dari daerah terpencil.
(rg bagus warsono, 2018)

Jumat, 02 Maret 2018

Bintang Penyair Terang


Menentukan siapa Bintang penyair terang dalam arti memiliki karya cemerlang bersinar haruslah meneliti banyak bacaan sastra penyair. Tentu saja ribuan karya bagus setiap hari berseliweran di media net. Dan pasti tak semua terbaca. Metthoda karya bagus bukalah banyaknya klik suka atau komengar dan tanggapan berlimpah. Bintang penyair terang yang tetap bersinar bahkan menembus mendung kabut sastra Indonesia mencomot beberapa penyair yang memang kelihatan tak asing. Winar Ramelan pegiat sastra dari dapur sastra Jakarta, Salman Yoga S dari Aceh justru tak mengikuti pendahulunya LK Ara di sana. Sedang Katrin Bandel yang tak asing dengan keilmuannya tetang sastra Indonesia justru semakin mantap. Sedang Wayan Jengki Sunartapenyair sekaligus seniman Bali ini semakin terang benderang mengokohkan dirinya sebagai penyair kenamaan Indonesia yang mulai dikenal di manca negara.

Evaluasi atas karya bermutu sebetulnya sudah dapat dilakukan oleh anak sekolah menengah pertama. Pilihan-pilihan bacaan untuk kemudian diapresiasikan baik melalui tulisan maupun ungkapan-ungkapan. Terlebih mahasiswa dalam hal ini mahasiswa di jurusan sastra lebih pandai lagi mengapresiasi bahkan menunjukan mana yang yang layak dibaca atau layak dicampakan.
Sementara semakin geli juga jika penulis melihat banyak penyair terus-menerus meributkan genre puisi esai dan atau mengerjakan hal-hal yang justru tak perlu dilakukan seperti menghujat seseorang. Sementara roda semakin cepat berputar dalam cipta puisi modern ini.
Penyair-penyair senior yang mapan telah memiliki masanya tersendiri dalam pencarian jati dirinya sebagai penyair. Jati diri itu adalah kenikmatan yang tak terukur dengan benda maupun rupiah. Pencarian yang telah diketemukannya untuk menjadi penyair yang sebenarnya. Baginya dunia penyair itu seperti itu menurut pribadinya yang merupakan suatu yang telkah dicapai sebuah jati diri kepenyairan .
Karya-karya mereka memiliki grafiknya dalam standarisasi kemapanan yang kadang tak membutuhkan balasan atas karyanya itu, baik dalam ujud benda maupun pujian.

Nilai nilai jati diri itu dan kemapanan dalam dunia kepenyairan telah tampak pada diri penyair Handrawan Nadesul dengan cirinya tersendiri sebagai pembawaannya dalam profesi lainnya sebagai seorang dokter. Kemudian pada Aloysius Slamet Widodo yang telah mantap dengan lekatnya namanya puisi glayengan yang selalu mengundang gemuyu. kemudian pada Eko Tunas dengan cirinya tersendiri, dan nama-nama lain.
Kaca mata penulis tentu yang satu dengan yang lain berbeda. tak usah dihiraukan jika tak berkenan. Seperi juga penyair mencipta, takaran bagus tidaknya tetap pada publik. Kaca mata penulis mungkin dapat ditarik sebagai pembelajaran, tetapi mungkin juga hanyalah oli kotor yang perlu diganti.(rg bagus Warsono 3-3-18)

DEDY DAMHUDI - JATUH CINTA



Nostalgia, Jatuh Cinta Dedy Damhudi

Sesekali lagu-lagu Dedy Damhudi dinyanyikan di RRI lagunya seperti Gubahanku, Merana, Peluklah daku dan lepaskan, di tepi kolam dan cinta di bulan Agustus. Meski radio transistor aku punya tetapi tergantung batu baterainya. Saat itu merk radionya grundik dan batu baterainya merk everedy. Lagu Jatuh Cinta adalah lagu favorietku.
Tentu saja yang pernah mendengarkan lagu Jatuh Cinta yang dibawakan Dedy Damhudi adalah keluarga mereka yang memiliki piringan hitam. Kala itu aku masih kecil, aku hanya mendengarkan di bawah jendela rumah tetangga.
Beruntunglah Pakdeku seorang perwira tentara di Indramayu dan pernah menjadi Dandim Indramayu, Keluaraga mereka punya piringan hitam. Namun koleksi piringan hitammnya kebanyakan lagu-lagu koes bersaudara. Sejak kecil aku suka mendengar musik itu.
Tentu saja aku mengenal berbagai penyanyi pop tahun 60-an seperti Ony Surjuno lewat lagu pesanku atau Sugiman Jahuri dengan bukan aku tak sayang. (rg bagus warsono, 3-3-18)