adalah majalah sastra net bagi rakyat Indonesia yang memerlukan sastra sebagai bagian kehidupan indah di Indonesia. Untuk segala umur pecinta sastra di Tanah Air. Pendiri Agus Warsono (Rg Bagus Warsono/Masagus) didirikan 2 Januari 2011, Redaksi Alamanda Merah 6 Citra Dharma Ayu Margadadi, Redaktur sastra Agus Warsono, Koresponden Rusiano Oktoral Firmansyah (Jakarta), Abdurachman M(Yogyakarya).
Laman
▼
Sabtu, 04 Januari 2014
Fitrah Anugerah (004)
STASIUN PASAR TURI
Kereta sore membawaku pergi, tanpa tangis Rintik hujan memaknai iringan, pada yang harus tertinggal Kenangan menyisa
Engkau takut terbebani sepi Derit kereta menyertai sunyi deras hujan takkan cukup ganti yang telah pergi.
Serupa sepasang rel memisahkan Timbul-tenggelam rindu membisu lenyap pada kejauhan Sedang aku tak sempat menyematkan Namaku di jari manismu
Surabaya, 17-03-2008
STASIUN PASAR TURI 2
Cinta hilang dan terampas kereta sore membawa pergi Sebuah tempat gelap menunggu hadir tanpa berita kedatangan Riuh bocahbocah bertemu ibunya, Tak bersedih setelah perpisahan, Teriak pedagang asongan menggugah cerita Tapi aku berdiam sendiri Cinta biarkan terbeli dalam selembar tiket Malam-malam mengekalkan setiap derit rasa terhempas sepeninggalan Lorong-lorong bungkam kenangan Percik cahaya melenyap begitu saja Inilah pengalaman selalu terlupa Bayangmu hilang tak tersentuh sebelumnya Sembilu luka menganga derita Memintal duka tak sempat tertulis Aku ingin menemuimu Di stasiun itu Tanpa tangis
Surabaya, 15-03-2008
TAMAN BUNGKUL
Berdiam dalam bangku taman kota menghayati yang telah pergi waktu tak melajukan sebuah nama pertemuan terhenti menyeringai sepi
Nyaring klakson bersahut melewati pengharapan mengayun perlahan di antara kembang-kembang taman Rinduku mati di rentang hari
Surabaya, 04-03-2008
Jembatan Gubeng
Memang ku tak lihai mainkan arah kemudi sedang roda masih setia menggesek sepenuh daya Tak perlu hentikan laju, deru melintasi Di Punggung jembatan penuh gelandangan hempaskan derita
Barangkali ada ucap tak terjemahkan Dari sebuah sisa waktu masa silam Semenjak kekar otot orang berkulit putih membangun. Berabad terpancang kokoh. Terlewati musim
Inilah prasasti. Urat nadi kota yang tenggelam umbul warna-warni Berkilau aspal menggagas cerita
Surabaya, 05-03-2008
Blauran Di Tengah Malam
Apadaya bila kota telah berhenti Lampu-lampu tak berbicara tumpah mengekalkan sepi waktu berhening detak tak bersapa
Bau selokan menebar, sampah-sampah menggelepar Meringkuk pemulung kelelahan di emperan toko cina menanti embun