DIVINE COMEDY : Perjuangan Melawan Kasih Tak Sampai
Dalam
literatur sastra klasik, dunia mencatat pengarang Italia Dante
Alighieri sebagai sastrawan abad Pertengahan (Moyen-Age). Ia,
diperkirakan lahir tahun 1265 di kota Florence, dari ayah bernama
Alighiero serta ibunya bernama Belle Degli Abati. Tapi malangnya,
ibunya meninggal dunia tatkala Dante muda belum genap berumur 10 tahun.
Sedangkan ayahnya menikah lagi dengan Lapa di Chiarissimo, dan
memiliki 2 adik tiri yakni: Tana dan Francesco.
Menginjak usia ke-12, Dante ditunangkan dengan gadis bernama Gemma di Manetto Donati. Pertunangan yang juga perjanjian nikah antar keluarga yang tidak bisa dilanggar, pada ketika itu, sangatlah lumrah. Namun, walaupun sudah ditunangkan, Dante sebenarnya sudah jatuh cinta terlebih dahulu dengan Beatrice Portinari ketika ia berumur 9 tahun. Sedangkan Beatrice sendiri meninggal dunia di usianya yang ke-24.
Kasih pun tak sampai. Peristiwa inilah yang melatar-belakangi Dante menjadi pengkhayal besar dan pemuja cinta sejati. Sebagai perempuan yang sangat cantik, Beatrice pun menjadi figur yang selalu muncul dalam puisi-puisinya khususnya Divine Comedy – sebuah puisi panjang yang dibuat dengan sangat hati-hati dengan tingkatan keseriusan dan kompleksitas sangat tinggi dan penuh makna simbolik di antara karya-karya sastra paling besar.
Divine Comedy, melukiskan perjalanan di alam akhirat. Dante sendiri tampak percaya betul adanya kehidupan sesudah mati, yang keadaannya ditentukan oleh kehidupan sekarang ini. Dan konon, kebesaran Dante ini banyak diinspirasikan oleh kekuatan ide dari sufisme filosofis, misalnya Ibn ‘Arabi. Bahkan, Titus Burckhardt dalam tulisannya Mirror of the intellect: Essays on Traditional Science & Sacred Art, menemukan jejak pemikirannya dalam filsafat mistik Islam dalam karya tersebut, serta melalui karya Divine Comedy inilah barangkali dialog transendental agama-agama bisa dimulai.
Bagian pokok dari Divine Comedy bukanlah jabaran-jabaran teologis dan filosofis yang dikemukakan oleh salah seorang tokohnya. Juga bukan pada bagian yang mengandung imajinasi tinggi dan sarat makna. Ada tiga hal yang diceritakan yaitu berkaitan dengan fenomena “neraka” (Inferno), “Api Penyucian” (Purgatorio), dan “Surga” (Paradiso).
Kebesaran Divine Comedy yang nyaris tanpa tandingan disebabkan karena semangat Dante yang melekat ke kedalaman batin. Bahkan pada masa Renaisan (Pencerahan) ketika itu, orang setidaknya masih berdebat apakah Dante sungguh-sungguh pernah melihat surga dan neraka.
Dikisahkan, suatu hari Dante berada di tengah hutan yang sangat gelap. Ia naik ke atas bukit, tapi bertemu dengan harimau. Di saat itu juga datang seekor singa yang meraung-raung dan seekor serigala yang kelaparan. Di tengah ketakutan itu, tiba-tiba ia melihat sosok manusia yang tinggi, Vergilius, seorang Romawi.
Vergilius berkata kepada Dante, jika ia mau keluar dari hutan itu, tak ada jalan lain kecuali melalui neraka. Mengetahui Dante ada “di dunia bawah,” Beatrice yang ada di surga menemui Vergilius dan memohon padanya supaya ia mau menolong kekasihnya dan memberi petunjuk pada jalan yang benar.
Vergilius memang penunjuk jalan yang cakap. Ia mengajak Dante ke tepi sungai yang penuh lumpur dan bau menyengat yang mengelilingi neraka itu. Di tepi sungai mereka berdua menemui Charon, seorang tukang perahu yang roman mukanya sangat menakutkan. Tugas tukang perahu itu adalah menyeberangkan roh-roh manusia yang baru meninggal, akibat perbuatannya di dunia, harus memasuki neraka.
Dalam fase “Inferno” (Neraka) ini, pencitraan Dante tentang neraka sangat dekat dengan “realitas” yang sesungguhnya, karena berasal dari substansi yang sama dengan jiwa manusia yang penuh nafsu. Dalam neraka itu tergambar tangis, dan keluh kesah, teriakan dan umpatan, dan ada berlapis-lapis neraka sesuai dengan tingkat kejahatan manusia. Tingkat atas, bawah, dan paling bawah.
Sebagai contoh adalah tingkatan paling atas. Walaupun tetap di neraka tapi ada suasana damai. Disini dihuni oleh mereka yang semasa hidupnya adalah orang-orang baik dan berjasa pada kemanusiaan, tapi mereka tidak mempercayai Tuhan: Homerus, Caesar, Augustus, bahkan Socrates, Plato, dan Aristoteles.
Setelah Dante dan Vergilius meninggalkan neraka, akhirnya mereka berdua meluncur ke bawah melalui tubuh setan yang bernama “Lucifer,” dan masuk ke dalam terowongan. Inilah jalan menuju “Api Penyucian” (Purgatory). Dari ujung terowongan itu Dante dan Vergilius mendaki “Gunung Penyucian.” Makin tinggi tempat yang mereka capai, semakin bersih, indah, dan damai suasananya.
Dalam fase “Api Penyucian” (Purgatory) ini, penggambaran paling indah adalah ketika Dante bertemu dengan Beatrice, kekasihnya di puncak “Gunung Penyucian” itu. Selanjutnya, Vergilius berpisah dan Dante ditemani sendiri oleh Beatrice ke hadapan singgasana Tuhan. Hakekat “Kasih Tak Sampai” adalah ketika Beatrice memperingatkan mengenai ketidak pantesan yang masih melekat pada keadaan Dante untuk menuju ke surga. “Mengapa kamu pikir dirimu pantas mendaki gunung ini? Tidak tahukah kau, orang-orang berbahagia disini? (Purgatory, XXX 74-5)
Fase ketiga “Paradiso” (Surga) adalah perjalanan Dante dan Beatrice menuju ke hadapan Singgasana Tuhan. Semakin banyak lapisan langit yang didaki Dante, semakin cantiklah Beatrice terlihat. Bersama kekasihnya itu, akhirnya Dante memasuki lapisan langit paling tinggi. Dalam pengalaman mistik paling dalam ini, Tuhan-pun memberi rahmat pada Dante – yang tak pernah diberikan pada siapapun, yakni ia “mengenal dan melihat” Tuhan dalam keadaan Tuhan yang sebenarnya. (dari berbagai sumber)
Opini oleh: Sukmono Rihawanto, Filsafat Kompasiana, 24 May 2010
"Dengan humor, Anda bisa memperlunak beberapa tamparan terburuk dalam hidup Anda. Begitu Anda tertawa, seberapa pun menyakitkannya situasi Anda, Anda pasti bisa melaluinya."
Sumber: http://filsafat.kompasiana.com/2010/05/24/divine-comedy-perjuangan-melawan-kasih-tak-sampai-148401.html?ref=signin?ref=signin?ref=signin?ref=signin
*Untuk mengetahui lebih jelas tentang apa itu Divine Comedy (atau Komedi Ketuhanan dalam bahasa Indoensia) silahkan untuk membuka link http://en.wikipedia.org/wiki/Divine_Comedy (bahasa Inggris) dan atau/ http://id.wikipedia.org/wiki/Divina_Commedia (dalam bahasa Indonesia).
**Jika ingin memperoleh salinan onlinenya dalam bentuk PDF bisa dibuka di http://www.feedbooks.com/book/206/the-divine-comedy. Kemudian klik tulian PDF di sebelah kanan atas. Atau untuk lebih mudahnya langsung copy paste atau klik link berikut www.feedbooks.com/book/206.pdf nanti file PDF nya akan otomatis terdownload sendiri. Isi buku 425 halaman full dalam bahasa Inggris dan terbagi dalam 3 bagian/part: Part 1 - Inferno, Part 2 - Purgatoria, dan Part 3 - Paradiso.
Menginjak usia ke-12, Dante ditunangkan dengan gadis bernama Gemma di Manetto Donati. Pertunangan yang juga perjanjian nikah antar keluarga yang tidak bisa dilanggar, pada ketika itu, sangatlah lumrah. Namun, walaupun sudah ditunangkan, Dante sebenarnya sudah jatuh cinta terlebih dahulu dengan Beatrice Portinari ketika ia berumur 9 tahun. Sedangkan Beatrice sendiri meninggal dunia di usianya yang ke-24.
Kasih pun tak sampai. Peristiwa inilah yang melatar-belakangi Dante menjadi pengkhayal besar dan pemuja cinta sejati. Sebagai perempuan yang sangat cantik, Beatrice pun menjadi figur yang selalu muncul dalam puisi-puisinya khususnya Divine Comedy – sebuah puisi panjang yang dibuat dengan sangat hati-hati dengan tingkatan keseriusan dan kompleksitas sangat tinggi dan penuh makna simbolik di antara karya-karya sastra paling besar.
Divine Comedy, melukiskan perjalanan di alam akhirat. Dante sendiri tampak percaya betul adanya kehidupan sesudah mati, yang keadaannya ditentukan oleh kehidupan sekarang ini. Dan konon, kebesaran Dante ini banyak diinspirasikan oleh kekuatan ide dari sufisme filosofis, misalnya Ibn ‘Arabi. Bahkan, Titus Burckhardt dalam tulisannya Mirror of the intellect: Essays on Traditional Science & Sacred Art, menemukan jejak pemikirannya dalam filsafat mistik Islam dalam karya tersebut, serta melalui karya Divine Comedy inilah barangkali dialog transendental agama-agama bisa dimulai.
Bagian pokok dari Divine Comedy bukanlah jabaran-jabaran teologis dan filosofis yang dikemukakan oleh salah seorang tokohnya. Juga bukan pada bagian yang mengandung imajinasi tinggi dan sarat makna. Ada tiga hal yang diceritakan yaitu berkaitan dengan fenomena “neraka” (Inferno), “Api Penyucian” (Purgatorio), dan “Surga” (Paradiso).
Kebesaran Divine Comedy yang nyaris tanpa tandingan disebabkan karena semangat Dante yang melekat ke kedalaman batin. Bahkan pada masa Renaisan (Pencerahan) ketika itu, orang setidaknya masih berdebat apakah Dante sungguh-sungguh pernah melihat surga dan neraka.
Dikisahkan, suatu hari Dante berada di tengah hutan yang sangat gelap. Ia naik ke atas bukit, tapi bertemu dengan harimau. Di saat itu juga datang seekor singa yang meraung-raung dan seekor serigala yang kelaparan. Di tengah ketakutan itu, tiba-tiba ia melihat sosok manusia yang tinggi, Vergilius, seorang Romawi.
Vergilius berkata kepada Dante, jika ia mau keluar dari hutan itu, tak ada jalan lain kecuali melalui neraka. Mengetahui Dante ada “di dunia bawah,” Beatrice yang ada di surga menemui Vergilius dan memohon padanya supaya ia mau menolong kekasihnya dan memberi petunjuk pada jalan yang benar.
Vergilius memang penunjuk jalan yang cakap. Ia mengajak Dante ke tepi sungai yang penuh lumpur dan bau menyengat yang mengelilingi neraka itu. Di tepi sungai mereka berdua menemui Charon, seorang tukang perahu yang roman mukanya sangat menakutkan. Tugas tukang perahu itu adalah menyeberangkan roh-roh manusia yang baru meninggal, akibat perbuatannya di dunia, harus memasuki neraka.
Dalam fase “Inferno” (Neraka) ini, pencitraan Dante tentang neraka sangat dekat dengan “realitas” yang sesungguhnya, karena berasal dari substansi yang sama dengan jiwa manusia yang penuh nafsu. Dalam neraka itu tergambar tangis, dan keluh kesah, teriakan dan umpatan, dan ada berlapis-lapis neraka sesuai dengan tingkat kejahatan manusia. Tingkat atas, bawah, dan paling bawah.
Sebagai contoh adalah tingkatan paling atas. Walaupun tetap di neraka tapi ada suasana damai. Disini dihuni oleh mereka yang semasa hidupnya adalah orang-orang baik dan berjasa pada kemanusiaan, tapi mereka tidak mempercayai Tuhan: Homerus, Caesar, Augustus, bahkan Socrates, Plato, dan Aristoteles.
Setelah Dante dan Vergilius meninggalkan neraka, akhirnya mereka berdua meluncur ke bawah melalui tubuh setan yang bernama “Lucifer,” dan masuk ke dalam terowongan. Inilah jalan menuju “Api Penyucian” (Purgatory). Dari ujung terowongan itu Dante dan Vergilius mendaki “Gunung Penyucian.” Makin tinggi tempat yang mereka capai, semakin bersih, indah, dan damai suasananya.
Dalam fase “Api Penyucian” (Purgatory) ini, penggambaran paling indah adalah ketika Dante bertemu dengan Beatrice, kekasihnya di puncak “Gunung Penyucian” itu. Selanjutnya, Vergilius berpisah dan Dante ditemani sendiri oleh Beatrice ke hadapan singgasana Tuhan. Hakekat “Kasih Tak Sampai” adalah ketika Beatrice memperingatkan mengenai ketidak pantesan yang masih melekat pada keadaan Dante untuk menuju ke surga. “Mengapa kamu pikir dirimu pantas mendaki gunung ini? Tidak tahukah kau, orang-orang berbahagia disini? (Purgatory, XXX 74-5)
Fase ketiga “Paradiso” (Surga) adalah perjalanan Dante dan Beatrice menuju ke hadapan Singgasana Tuhan. Semakin banyak lapisan langit yang didaki Dante, semakin cantiklah Beatrice terlihat. Bersama kekasihnya itu, akhirnya Dante memasuki lapisan langit paling tinggi. Dalam pengalaman mistik paling dalam ini, Tuhan-pun memberi rahmat pada Dante – yang tak pernah diberikan pada siapapun, yakni ia “mengenal dan melihat” Tuhan dalam keadaan Tuhan yang sebenarnya. (dari berbagai sumber)
Opini oleh: Sukmono Rihawanto, Filsafat Kompasiana, 24 May 2010
"Dengan humor, Anda bisa memperlunak beberapa tamparan terburuk dalam hidup Anda. Begitu Anda tertawa, seberapa pun menyakitkannya situasi Anda, Anda pasti bisa melaluinya."
Sumber: http://filsafat.kompasiana.com/2010/05/24/divine-comedy-perjuangan-melawan-kasih-tak-sampai-148401.html?ref=signin?ref=signin?ref=signin?ref=signin
*Untuk mengetahui lebih jelas tentang apa itu Divine Comedy (atau Komedi Ketuhanan dalam bahasa Indoensia) silahkan untuk membuka link http://en.wikipedia.org/wiki/Divine_Comedy (bahasa Inggris) dan atau/ http://id.wikipedia.org/wiki/Divina_Commedia (dalam bahasa Indonesia).
**Jika ingin memperoleh salinan onlinenya dalam bentuk PDF bisa dibuka di http://www.feedbooks.com/book/206/the-divine-comedy. Kemudian klik tulian PDF di sebelah kanan atas. Atau untuk lebih mudahnya langsung copy paste atau klik link berikut www.feedbooks.com/book/206.pdf nanti file PDF nya akan otomatis terdownload sendiri. Isi buku 425 halaman full dalam bahasa Inggris dan terbagi dalam 3 bagian/part: Part 1 - Inferno, Part 2 - Purgatoria, dan Part 3 - Paradiso.