TEKS SULUH


Sabtu, 19 Juni 2021

Daftar Penyair Tadarus Puisi I Ramadhan 1438 H

 Penyair :

1.Sutan Iwan Soekri Munaf 

2.Syahriannur Khaidir

3.Soei Rusli

4. Ribut Achwandi

5. Wans Sabang

6. Alhendra Dy

7.Ronny Nugraha Syafroni

8. Tajuddin Noor Ganie

9.Eddy Pramduane 

10.Aldy Istanzia Wiguna

11. Diah Natalia

12. Nanang Suryadi

13. M Sapto Yuwono

14.Mohamad Iskandar

15. Marlin Dinamikanto

16.Komarudin

17.Gilang Teguh Pambudi

18.Edy Irsyad Siswanto

19. Wahyudi Abdurrahman Zaenal

20. Daviatul Umam

21. Fernanda Rochman Ardhana

22.Ahmad Irfan Fauzan

23. Hasan Maulana A. G.

24.Eri Syofratmin 

25. Gunta Wirawan

26. Muhammad Lefand 

27. Chan Parasay

28. Arien Jenal Mutaqin

29.Hasan Bisri BFC

30. Sokanindya Pratiwi Wening

31.Asep Saepudin

32. Aloeth Pathi

33. Arya Setra

34. Sami’an Adib

35. Amrin Moha

36. Mukti Sutarman Espe

37. Eno El Fadjeri

38. Yusran Arifin 

39. Riswo Mulyadi 

40. Mas Oim

41. Iwan Bonic

42. Navys Ahmad

43. Asep Dani

44. Sri Sunarti 

45. Wanto Tirta 

46. Maya Azeezah

47.Supi El-Bala

48. Yus Marni 

49. Bhara Martilla

50. Alra Ramadhan

51. Wardjito Soeharso

52. Sutarso 

53. Charmad

54. Raden Rita Yusri

55. Nok Ir (Khoiroh)

56. Sulchan MS

57. Akidah Gauzillah

58. Indah Patmawati

59. Fitrah Anugrah

60. Najibul Mahbub

61. Novia Rika

62. Agustav Triono

63. Wadie Maharief

64.  Rintanalinie Girinata Primanique

65. Dwi Wahyu C.D.

66. Abu Ma’mur MF

67. Yayuk Amirotin

68. Salman Yoga S

69. Ahmad Setyo Bae

70. Sri Handayani 

71.Muakrim M Noer

72. Rg Bagus Warsono

73. Sarwo Darmono







Rabu, 16 Juni 2021

Penyair-penyair Tadarus Puisi V Lumbung Puisi

 

                                                                              Budi Riyoko


                                                                  Soekardi Wahyudi


                                                                        Chalid Ibrahim


                                                                         Yuda Wira Jaya


                                                                         Roy Hadi SY


                                                                               Amini

Kamis, 10 Juni 2021

Terang Benderang di Bandanaira

Terang Benderang di Bandanaira

Pagi di balik bukit

Tanpa awan di langit

Semorot surya timur terang benderang

Memanggil penduduk desa

Siaga bekerja

Karena hari ini tamumu datang

Lihat siapa gerangan

Berkopiah tampan

Berjalan tegap dalam pengawalan

Terang benderang di Bandaneira

Tak ada yang bangun kesiangan

Memberi gairah

Semangat bekerja bercocok tanam

Membangun rumah untuk Si Bung

Bilik bambu pilihan

Beras, sagu, dan ayam

Berkumpul di halaman

Tak ada lapar

Semua senang

Bersama untuk belajar.

Rg. Bagus Warsono, 1996



http://si-bung.blogspot.com/.../terang-benderang-di...

Selasa, 08 Juni 2021

Tadarus Puisi Ramadhan V 1442 H /2021 Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Edisi Spesial Penulis : Penyair Indonesia Editor : Rg Bagus Warsono

 


Penyair: 


1.Hapsah Sengaji, 

2. I Wayan Budiartawan, (Karangasem)

3. Heru Marwata, (Yogyakarta)

4. Ayu Rahayu, (Indramayu)

5. Usniaty.S.I.Kom, (Palopo)

6. H. Shobir Poer, (Tangerang Selatan)

7. Rohani Athala, (Aceh Barat Daya)

8. Zaeni Boli, (Larantuka)

9. Irwansyah, (Bogor)

10. Ahmad  Z. Ujung, (Dairi)

11. Muhamad Salam , (Ambuten Sumenep)

12. Ahmad Dumyati AN, (Serang)

13. Anisah, (Magelang)

14. Supianoor, (Tanah Bumbu)

15. Fath WS, (Magelang)

16. Teguh Ari Prianto, (Bandung)

17. Sri Wijayati, (Bantul)

18. Tarni Kasanpawiro (Bekasi)

19. Atek Muslik Hati , (Lombok)

20. Ahmad Rizki (Tangerang Selatan)

21. Wawan Hamzah Arfan, (Cirebon)

22. Muhammad Jayadi, (Balangan)

23. Ali Imron, (Pekalongan)

24. Budi Riyoko, (Palembang)

25. Rosyidi Aryadi,(Palangkaraya)

26. Syahryan Khamary,(Tidore)

27. Emby B.Metha (Adonara)

28. Indon Wahyudin (Makasar)

29. Khalid Alrasyid,(Mojokerto)

30. Nanik Utarini , (Merangin Jambi)

31. Arya Setra, (Jakarta)

32. Yus Harris, (Jombang)

33. Hari Yono, (Blitar)

34. Hendra Sukmawan, (Garut)

35. Sulistyo, (Jakarta)

36. Herry Lamongan, (Lamongan)

37. Raeditya Andung Susanto

38. Dyah Nkusuma, (Sampit)

39. Wyaz Ibn Sinentang (Pontianak)

40. Oka Miharzha.S, (Tanah Laut)

41. Muhammad Levand, (Jember)

42. Eliviya Kusumawati, (Mojokerto)

43. Gilang Teguh Pambudi,( Jakarta)

44. Ence Sumirat, (Cianjur)

45. Selamat Said Sanib, (Samarinda)

46. Che Aldo Kelana, (Atambua)

47. Sugeng Joko Utomo, (Tasikmalaya)

48. Amini, (Nganjuk)

49. Nur Khofifah, (Banyuwangi)

50. Iwang nirwana, (Pemalang)

51. Mohammad Saroni, (Mojokerto)

52. Hal Halis,(Bulukumba)

53. Bayu Aji Anwari, (Semarang)

54. Fadil Kania Putra, (Garut)

55. Putri Bungsu, (Karanganyar)

56. Abidi Al-Ba'arifi Al-Farlaqi (Bireuen)

57. A. Zainuddin Kr, (Pekalongan)

58. Indri Yuswandari, (Kendal)

59. Yuda Wira Jaya, (Wonosobo)

60. Edison P. Malau,(Sidikalang)

61. Mast Oim (Pati)

62. Wandi Julhandin(Makasar)

63. Hamsar Opo (Makasar)

64. Sumrahadi (Jakarta)

65. Suyitno Ethex (Mojokerto)


66. Rasif Arisa,(Jambi)

67. Muhamad Salam (Sumenep)

68. Akhmad Sekhu, (Jakarta)

69. Abu Ahmad Alif (Bontang)

70. Rg Bagus Warsono (Indramayu)

71. Iin muthmainnah (Sumenep

72. Ary Toekan, (Adonara)

73. El-Amirin (Kangean Madura)

74. R. Muhammad. A. A (Banjarbaru)

75. Dian Purnama Dewi, (Badung , Bali)

76. Bayu Nindyoko, (Wonogiri)

77. Hasani Hamzah (Sumenep)

78. Riami, (Malang)

79. Mohammad Iskandar, (Demak)

80. Amal Mustofa, (B0gor)

81. Taufik Saiful Anam, (Pati)

82. Akbar AP, (Bantul)

83. Roymon Lemosol, (Ambon)

84. Christya Dewi Eka, (Semarang)

85. A Machyoedin Hamamsoeri, (Jakarta)

86. Sukardi Wahyudi, (Kutai Kertanegara)

87. Sukismiati, (Jombang)

88. Warsono Abi Azzam, (Cilacap)

89. Heru Patria, (Blitar)

90. Nurhayati Rakhmat, (Bekasi)

91. Rissa Churria, (bekasi)

92. Gambuh R Basedo, (Rembang)

93. Tono (Blora)

94. Dwi Wahyu Candra Dewi, (Blora)

95. Rusdin Pohan, (Medan)

96. Sulistyo Nugroho, (Tangerang)

97. Suhendi RI, (Bekasi)



98. Riswo Mulyadi, (Banyumas)

99. Aisyah Rauf (Bulukumba)

100. Samian Adib (Jember)

101. Taba Heriyanto.(Bengkulu)

102. Elly Azizah,(Bengkulu)

103. Odi Shalahuddin, (Yogyakarta)

104.Asro Almurthawy, (Merangin)

105. Ama Kewaman,(Lembata)

106. Jack Lamurian, (Pati)

107. Sisprili, (Makasar)

108. Herry Abdi Gusti, (Bojonegoro)

109. Mita Katoyo, (Jakarta)

110. Aisyah Jamela, (Langkat)

111. Shon Sweets, (Candisari)

112. Fazri Ramadhanoe, (Medan)

113. Dormauli Justina, (Yogyakarta)

114. Sukma Putra Permana, (Bantul)

115. Siti Ratna Sari,(Tanjung Radeb)

116. Wanto Tirta, (Banyumas)

117. Barokah Nawawi, (Purworejo)

118. I Made Suantha, (Gianyar)

119. Sutarso, (Sorong)

120. Aslam Kussantyo, (Kendal) 

121. Rosmita ,S.Pd, (Jambi)

122. Agustav Triono, (Purbalingga)

123. Nok Ir, (Sumenep)

124. Wahyu Nurhalim,(Riau)

125.Rasuna, (Kandangan)

126. Moh Shadam Taqiyyuddin Azka,(Pati)






Kamis, 03 Juni 2021

Tentang Penyair Narsis

 Tentang Penyair Narsis

Publikasi memang perlu. Tetapi publikasi berkaitan erat dengan aktifitas dan prestasi itu.Seorang artis, misalnya dipublikasikan terus menerus namun hanya diberitakan masalah keluarga (sebuah masalah klasik kehidupan) maka pemeberitaan dengan maksud untuk mencari popularitas hanya sebatas ketika public medengar atau sempat membacanya, sudah itu,beralih kepada tokoh lain.

Beda dengan sosok penyair. Penyair narsis itu sangat diperlukan. Karena pembaca ingin mengetahui sosok penulisnya. Jadi karya dan penciptanya diketahui masyarakat.

Jadi Penyair Narsis, itu lumrah, sebab mendampingi puisinya. Tentu saja penampil itu jika bersamaan dengan apa yang dibicarakan yaitu karyanya.



Berikut beberapa pendapat tentang penyair narsis dari penyair itu sendiri.

Indrie Matrie mengatakan bahwa penyair narsis biasanya “Modus” dibalik kaTa-kata. Tapi gak masalah selama modusnya positif buat semua. Lee Mirna: Penyair narsis itu cari perhatian agar pesan dan maksud sampai kepada penikmatnya.

Dwi Indriani Masruroh: Penyair Narsis adalah puisi diluar nalar imajinasi.

Riswo Mulyadi: Penyair narsis adalah puisi tanpa diksi.

Lagung Lima Belas : Sekarang lebih simpel bang, katakan dengan emoji. Sedangkan Agus Chaerudinov Vandee: Penyair Narsis adalah ingin membuktikan eksistensi diri bahwa ia mampu berkecimpung di dunia sastra.

Selain pendapat itu Rian Hidayat memperkuat pendapat diatas bahwa :Gejolak halusinasi penyair, seakan menjadikan tema/ulasan yg dibilang narsis, padahal penyair sedang tak melakukan kajadian tersebut.

Namun tak sedikit orang ngomong bernada miring terhadap penyair narsis itu. Tetapi L. Nard Christine Leoni Maria penyair narsis itu yang bikin orang geleng-geleng kepala.

Popularitas perlu dijaga dengan reputasi.Reputasi disamping berkaitan dengan aktifitas diri juga menyadari kedudukannya sebagai figurpublik. kalau memang telah menemukan jati disebagai penulis , ya tetap menuilis. Kalaumerasa menemukan sebagai cerpenis lebihmenguntungkan ya menulis cerpen. begitu juga ketika seorang penulis novel merasa di novel initempatnya, dia akan konsekwen sebagai penulisnovel. Meski banyak yang multi talenta bisamenulis ragam apa saja karena semua karyanyatermasyur itu istimewa dan juga karenakaitannya dengan semua apa yang disebutkan diatas. (Rg Bagus Warsono , kurator sastra di Lumbung Puisi)

Rabu, 02 Juni 2021

Mengenal Bagaimana Kehidupan Penyair

 Mengenal Bagaimana Kehidupan Penyair

Penyair adalah manusia biasa, ebagaimana arti kata penyair adalah sebutan bagi pengarang syair; pengarang sajak; pujangga, atau dalam padanan kata penyair adalah: bujangga, pujangga, penyajak, sastrawan, penulis. Tetapi ia manusia yang istimewa karena melakukan pekerjaan produksi yang tidak semua orang dapat melakukannya yaitu mengarang syairatau puisi.


Ada yang menggelitik untuk diketahui masyarakat umum yang bertanya-tanya bagaimana kehidupan penyair sehari-hari. Lumbung puisi menggali pengakuan dari para penyair untuk dimintai pendapatnya. Ternyata kehidupan setiap penyair dengan penyair lainnya berbeda tetapi memiliki satu kesamaan.


Beberapa penyaitr berpendapat bahwa penyair slalu dalam kesendirian seperti dikatakan Abdul Hadi WM bahwa penyair itu sendiri. Ditegaskan oleh Agustav Triono: Penyair adalah pejalan sunyi di keramaian, penghayat kehidupan, pembaca yang suntuk bukan sekadar pembaca buku namun juga “pembaca” alam. Sedang kata

Muhammad Syaeful Anam: Kehidupan penyair hanya dimalam hari, karena siangnya penyair untuk menyair rejeki.

Jadi penyair itu sama dengan orang kebanyakan tak ada yang istimewa, seperti kata Adelia Supriyono: Kehidupan Penyair itu biasa ajah. Juga kata Bayu Nindyoko : Kehidupan Penyair itu biasa-biasa saja, normal-mormal saja, dengan catatan hidupnya di lingkup kehidupan masyarakat biasa, Dikuatkan oleh Ria Mi : Kehidupan penyair ya kadang susah kadang senang lumrah seperti manusia lainnya.

Jafar: penyair itu selalu damai, tak punya utang negara.

Namun demikian penyair adalah sosok yang penuh pengalaman hidup khususnya pengalaman batin . Ini tentu bila melihat atau membaca puisi-puisi mereka. Siti Dwi mengatakan bahwa kehidupan penyair ada suka dukanya. Suka duka itu adalah pengalaman bathin mereka yang slalu terlihat dalam karyanya. Seperti kata Yuda Wira Jaya: Kehidupan seorang penyair penuh akan pengalaman batin. Dan kata

Winar Ramelan: Kehidupan Penyair bagiku, situasi apa pun dalam berpuisi tetap mengandalkan rasa, dengan bahasa yang lembut dan kata kata yang apik.

Memang penyair adalah sosok yang mewakili harapan masyarakat umum .Kehidupan Penyair menyimpan: Harapannya kemana-mana tapi tak pernah sampai. Bahkan kata

Poet Yudisque : Kehidupan penyair itu seperti khayalan…

Kehidupan penyair memang sensitive. Jika hatinya tersentuh semua ditulisnya. Ia ingin menyampaikan. Seperti pendapat Aditya Mahdi Farsya: Kehidupan Penyair itu hanya ingin didengar. Fathws Siti Fatonah: Kehidupan penyair itu sensitif dan kreatif. Indrie Matrie Matrie: Kehidupan Penyair itu unik, kata-katanya sering melumatkan hati orang lain tapi kata2nya juga sering sulit dimengerti pasangannya. Ina Marct: Penyair itu perasa yang banyak merasa rasa-rasa kehidupan. Tentu saja penyair bukanlah disebut memiliki tekanan bathin.

Pendek kata kehidupan penyair unik. Ada yang mengataka penyair itu miskin tapi ngaku kaya, seakan dunia itu milik sendiri. Ada juga yang mengatakan kehidupan penyair itu semau gue (sakkarepe). Bahkan adfa yang mengakatak kehidupan penyair itu serba tahu dan sebagainya.

Dari semua pendapat terdapat pendapat yang membuat para penyair itu sendiri bangga yaitu dari Hamid: Kehidupan penyair adalah orang yang selalu bersyukur dalam ke-adaan apapun. (Rg Bagus Warsono kurator sastra di Lumbung Puisi)

Selasa, 01 Juni 2021

Puisi dalam Pandangan Penyair

 Puisi dalam Pandangan Penyair

Dalam pandangan umum puisi merupakan sebuah karya sastra hasil dari ungkapan dan perasaan seseorang dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik, dan bait. Dalam arti harfiahnya puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; Pada pengertian harifiah lainnya puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; Sedang puisi juga lumrah disebut sajak.

Dalam perkembangannya puisi kini dipandang oleh kalangan sastrawan itu sendiri beda dengan arti semua itu. Jadi apa itu Puisi kata sang Penyair?

Sebagian Penyair memberi pengertian bahwa puisi merupakan seni Bahasa seperti kata Rosmita : Puisi adalah karya sastra diungkapkan melalui diksi dan bahasa yang indah. Sulistyo Nugroho: Puisi adalah permainan rasa yang tertuang dalam rangkaian kata. Anie Ibunya Athala : Puisi merupakan ungkapan perasaan terdalam, yg kadang sulit diucap tapi bisa ditulis. Yoe Irawan: Puisi itu mengolah Kewarasan nalar menolak akal abal-abal. Sabrina Dek : Puisi itu sesuatu keindahan yang dirasakan oleh hati lewat pemilihan kata dan tipografi serta mampu untuk teman bermain.

Beberapa penyair memberi tekanan bahwa puisi adalah jiwa ini. Seperti Rufus Kopong : Puisi itu piatu yang tak pernah lenyap, timbul-tenggelam di ruang dn waktu. Ahmad Z Ujung: Puisi adalah lalu lintas kata dalam jalan raya rasa. Jhi Wandi :Puisi adalah rasa yang paling gila. Sulistyo: Puisi-puisiku adalah anak-anakku, yang lahir dari rahim pemikiranku. Mohamad Iskandar : Puisi adalah salah satu Terapi Jiwa. Wawan Hamzah Arfan: Puisi adalah jiwa kehidupan. Salimi Ahmad: Puisi, jiwa yang berlabuh. Mustiar Ar: Puisi itu hidup dalam jiwa insan yang bening. Elly Azizah: Puisi itu Isi hati yang terdalam tentang jiwa raga, masyarakat, alam semesta serta sang pencipta terukir indah . Aisyah Mulyani: Puisi adalah ruh yang kucari selama ini. Assa Kartika: Puisi adalah Bahasa kalbu atas kepantasan dan ketidakpantasan hidup. Niken Haidar : Puisi itu bahasa kalbu..ukirane rasa. Indri Yuswandari: Puisi itu laku, sikap dan jujur.



Pada Sebagian lain puisi dipandang sebagai rasa ke-akuan dan ‘dia seperti kata Moh Qusyairi: Puisi adalah aku. Irwansyah Imed: Puisi adalah rasa dari ego melalui diksi. Arya Arizona: Puisi ,dia adalah jendela dimana kita memandang sekitar,menghirup udara,melihat hujan,ketakutan melihat petir dan badai,merasakan panas mentari atau menutup tirainya bersembunyi dari gejolak dunia sambil berkaca.

Amini: Puisi adalah teman, yang dapat aku temui kapan pun. Siti Rukayah Eko: Bayangmu adalah puisi yang tak bisa henti kutulis. Hasanah Yunus:Puisi adalah ilustrasi rasa dari seorang penyair.

Dalam segi manfaat beberapam penyaior menyebut sebagai berikut seperti Hasani Hamzah : Puisi adalah motivasi hidup, baik bagi diri penyairnya maupun orang lain. Soekardi Wahyudi: Puisi adalah guru yang mengajari semesta membaca rasa dengan baik. Evita Erasari: Puisi sebagai self healing, semakin berpuisi semakin sehat bathin kita.

Namun betapa kagetnya ketika penyair malah mengartikan lain seperti Wardjito Soeharso : Puisi hanya onani Penyair tak paham dedikasi. Heru Patria: Puisi bukan sekadar media ekspresi diri, tapi puisi bisa menjadi alat evaluasi atas kelangsungan suatu negeri. Akhirnya di masa media social sekarang ini puisi juga berarti ‘woro-woro (kabar berita). Dan puisi juga ibarat masakan Warung Tegal ada dimana-mana, merakyat, disukai kalangan bawah , menjadi tempat bercanda dan sebagainya. Tapi jangan salah ya, puisi juga adalah unek-unek! (Rg Bagus Warsono, kurator di Lumbung Puisi)