TEKS SULUH


Senin, 29 Februari 2016

geliat penyair Indonesia

geliat penyair Indonesia
Nama-nama yang tak asing bagi kesusastraan dewasa ini akan bertemu di peluncuran antologi penyair mbeling Indonesia "Sakkarepmu", 2 Maret 2016 di Waroeng Apresiasi Bulungan Jakarta. Mereka adalah penyair-penyair kawakan yang telah malang melintang dunia perpuisian Indonesia.
Kegiatan peluncuran antologi Sakkarepmu yang diprakarsai Aloysius Slamet Widodo, tokoh penyair mbeling kenamaan lewat 'Kentut-nya, tidak hanya menyuguhkan 'dagelan semata, tetapi memberikan makna geliat penyair Indonesia terhadap isu nasional yang ditangkap oleh para penyair sebagai hal 'semaunya saja baca "Sakkarepmu", sebagai perumpamaan zaman pancaroba Indonesia yang kita cintai ini.
Penyair-penyair top Jawa Tengah seperti Leak Sosiawan Leak, Wardjito Soeharso dan Heru Mugiarso turut ambil bagian dalam pembacaan puisi mbeling Sakkarepmu sakarep penyair mbeling itu.
Tak luput juga penyair Indonesia lainnya yang dimotori Budhi Setyawan Penyair Purworejo , sebagai penyair yang "menjaga Jakarta akan turut meramaikan puisi Sakarepmu bersama penyair Wans Sabang , Zaeni Boli, Fitrah Anugerah, Diah Natalia dll.
Penyair muda Navys Ahmad, penyair Tigaraksa, akan hadir membacakan puisinya yang dipandu tokoh penyair akademisi Bambang Widiatmoko dari Jakarta.
Dua tokoh penyair dari Banjarmasin , Samsuni Sarman dan Aly Arsi, penyair yang getol mengkampanyekan puisi terhadap generasi muda terbang khusus pada 2 Maret 2016 untuk membacakan puisinya dalam Peluncuran Sakkaremu itu.
Penyair Dedari Rsia, asal Bali yang tinggal di Kupang, yg baru-baru ini telah membacakan puisinya di Brunai Darusalam, juga turut hadir di asara Peluncuran Sakkaremu itu.
Mereka dengan sukarela akan menghadiri Peluncuran Sakarepmu pada Rabu 2 Maret 2016 pukul 19.00 di Waroeng Apresiasi Bulungan Blok M Jakarta sebagai penyair tamu dan patut kita hargai :
1. Bambang Isworo-Tjelah Teater
2. Harry Tjahjono
3. Arya Setra
4.Pilus Jaya Selamanya
5. Elyasa Amrin
6. Salimi Ahmad
7. Herlina Priyambodo
8. Dedy Tri Riyadi
9. Dyah Kencono Puspito Dewi
Para tokoh penyair Sakkarepmu itu adalah :
1. Dedari Rsia ( Kupang NTT)
2. Ali Arsy ( Banjarbaru Kalsel)
3.Samsuni Sarman ( Banarmasin)
4. Navys Ahmad ( Tangerang)
5. Bambang Widiatmoko ( Jakarta)
6. Novia Rika ( Jakarta)
7. Heru Mugiarso ( Semarang)
8. Budhi Setyawan Penyair Purworejo ( Purworejo /Bekasi) .
9. Hasan Bisri Bfc, (Bogor)
10. Wans Sabang (Bekasi)
11. Arya Setra (Jakarta)
12. Wardjito Soeharso ( Semarang)
13. Fitrah Anugerah ( Bekasi)
14. Zaeni Boli (Bekasi/Jakarta)
15. Pelajar SMA Indramayu 3 orang
18. RgBagus Warsono (Indramayu)
19. Aloysius Slamet Widodo (Jakarta)
20. Denis Hilmawati,( Karanganyar Solo)
21. Diah Natalia (Bekasi)
22. Leak Sosiawan Leak
dll.
 RgBagus Warsono

Minggu, 28 Februari 2016

Penyair itu Tukang Potret Keliling


Penyair itu Tukang Potret Keliling


1.Penyair itu idola keturunannya.
Berbahagialah Anda sebagai penyair.Bagaimana jika menulis antologi? Jawabnya adalah sama. Suatu ketika apa pun antologi itu 'bobot dan timbangannya serta termashur atau tidak termashur akan dicari oleh keluarga kita. Dan keturunan kita akan merasa bangga mempunyai kakek / nenek yang mewarisi 'keindahan budi.

2.Penyair itu Suami istri dengan Karyanya.
 Penulis dan karyanya seperti dua kutub besi berani yang slalu perpasangan. Jika sudah seperti magnet, dengan cepat menemukan nama penulisnya ketika sebut sebuah judul.

3. Penulis itu Mentri Sekretaris Negara
Kalian tak akan tahu Singosari, Daha atau Kediri, kerajaan masa lalu, tetapi ada empu pujangga menulis tentang masa lalu. Negara silih berganti tetapi nama negara termashur hingga sekarang karena ada Mentri Negara yang hebat sepertimu wahai pujangga.

4. Penyair itu Juru Masak.
Jejak langkah adalah sejarah, tahapan proses yang lumrah dan umum, pertama bahan baku utama, bahan baku perasa, bahan baku penyedap, dan adonan seimbang, kemudian dimasak dan dimakan.

5. Penulis itu Hakim Mahkamah Agung.
Masyarakat sekarang tahunya Ken Dedes , Tri Buana Tunggal Dewi, Dyah Pitaloka itu cantik padahal tahu juga tidak orangnya. Itu karena ada Hakim Mahkamah Agung yang memvonis mereka itu cantik. Ialah pujangga keraton sepertimu duhai penyair.

6. Penulis itu Tukang Martabak
Satu adonan saja diwolak walik. Dalam berbagai puisi penyair menulis : sepi itu sunyi, sepi itu sendiri, sepi itu senyap, sepi itu gelap, sepi itu menggerigisi, sepi itu syetan, sepi itu melayang dsb.

7. Penyair itu Tukang Potret Keliling.
Melihat gadis desa montok dibuat puisi, melihat nenek-nenek dibuat puisi melihat gedung tua tak berpenghuni dibuat puisi, melihat gubuk kecil dibuat puisi, melihat gunung dibuat puisi, melihat batu dibuat puisi, Melihat burung dibuat puisi, melihat macan dibuat puisi, melihat koruptor dibuat puisi,melihat guru dibuat puisi,Melihat Jembatan dibuat puisi, Terakhir melihat duit dibuat puisi juga.

8. Penyair itu Penggembala ( 'Cah Angon )
Cari daun pakan untuk kambingnya, cari rumput hijau juga untuk kambingnya, cari lapangan untuk kambingnya , lembah hijau untuk kambingnya, Seperti puisi untuk dibaca orang lain.

9. Penyair itu Profesor.
Jadi tidak usah kuliah lagi, mereka tahu segalanya. Ga pernah ke kutub juga tahu kutub selatan dan dibuat puisi, Ga pernah melihat menara Efiel juga bisa dibuat puisi, Ga pernah ke padang pasir bisa buat puisi tentang panasnya gurun. Apalagi masih Indonesia , Ga pernah ke DPR juga dibuat puisi tentang DPR gampang.

10. Penyair itu Komponis

Mungkin Anda pernah baca Wiro Sableng pedekar 212 oleh Bastian Tito, atau Asmara Berdarah oleh Kho Ping Hoo, atau Api Dibukit Menoreh oleh SH Mitardja. Pembaca saat itu tak perlu tahu wajah pengarangnya karena memang pada saat itu tampang tak perlu. Tetapi karya karya itu betul-betul melekat dengan namanya. Seperti komponis mencipta lagu, kadang tak terpikirkan seperti apa wajah C Prawit, C Simanjuntak, Sudarnoto, H. Mutahar, Daljono, L Malik dll padahal ia pencinta lagu nasional yang setiap hari Senin upacara atau hari besar nasional dinyanyikan.Jadi yang melekat dengan karya itu bukan orangnya tapi namanya.

Rg bagus warsono, penyair tinggal di Idramayu 22-2-2016

Kamis, 18 Februari 2016

KAPAN NYUSUL, Aloysius Slamet Widodo

KAPAN NYUSUL

Aloysius Slamet Widodo
Tetangga saya pak Jalidi
orangnya kepo setengah mati
urusan orang lain suka dicampuri
saya termasuk orang yang dibuli

Saat saya kecil
ketika anak tetangga sunat ia bilang
" nak ... kapan kamu nyusul ?"
saya diam tak menjawab
Saat tetangga anaknya lulus sarjana ia bilang
" nak kapan kamu nyusul?"
saya diam tak menjawab
Saat tentangga menggawinkan anak ia bilang
"nak .... kapan kamu nyusul ?"
saya diam tak menyawab
Ketika tetangga sebelah mati
saya bilang duluan ke pak Jalidi
"pak ..:. kapan bapak nyusul ?"
Ia menjawab ...,." asuuu" !

Jakarta,28 januari 2016

NYOLONG LUKISAN PRESIDEN Rg Bagus Warsono

NYOLONG LUKISAN PRESIDEN
Rg Bagus Warsono

Dullah, Basuki, Raden Saleh, Sujojono, dan Henkngatung
dipigura jati ukir Jepara
kawan presiden sesama pelukis negeri
dengan kanvas tenda serdadu
melukis wajah perempuan
melukis payudara
gairah birahi kuda pejantan
memandang lama tak berkedip
dicengkeram tembok bata-malang
kapan kompi pasukan pengawal pesta
lengah oleh ciu , tayub, dan cerutu
nyolong lukisan presiden
Musik tetalu mengalun , tembang dandang gula lalu sinom
mabuk prajurit
lupa memeluk bedil
pigura lepas dinding istana
hanya nempel paku beton karatan
lukisan hilang digondol maling
sinden montok lunglai
susu ngalor ngidul
tembang ngawur semakin asyik
dini hari
maling melompat pagar
moncong bedil bingung siapa ditembak
umpat gamprat komandan jaga
lepas lencana istana!
Presiden tersenyum lalu tertawa
Kalian pengawal plagiat seperti lukisan plagiat
siap !
lalu tercium asap kanvas dibakar.


Jakarta, 9 Desember 2015

Kamis, 11 Februari 2016

Pembaca dengan Karakter yang Cocok

Pembaca dengan Karakter yang Cocok
Suatu ketika jika baca puisi menjadi suguhan seni masyarakat yang menjadi kebutuhan universal dan menjadi industri hiburan maka pembaca puisi disamping memiliki nilai jual (talent dan pembawaan menarik ) juga dituntut memiliki karakter yang cocok dengan isi puisi. Sebagaimana dunia tarik suara lain, komponis serta ahli pemasaran hiburan memilih biduan siapa yang cocok dengan syair dalam lagu itu. Jadi kelak penyair akan memilih siapa pembaca puisi yang cocok pembawaannya dengan syair yang dibuatnya.


Sashmyta Wulandari tampil membaca puisi karya Jamal D. Rahman II

rg bagus warsono, 11-2-16

menjadi baca puisi sebagai tontonan hiburan komersial (industri kreatif/intertaimet )

Untuk menjadi baca puisi sebagai tontonan hiburan komersial (industri kreatif/intertaimet ) maka perlu dirintis oleh pelaku sastra itu sendiri bagaimana membuat baca puisi ini merupakan sesuatu yang digemari sebagai suguhan yang tidak saja inklusif tetapi juga digemari memasyarakat. Diantara pembentukan kearah itu adalah:
1. Mengevaluasi apabila peristiwa pentas baca puisi yang sepi pengunjung.
2. Menghidupkan inovasi baca puisi seperti musikalisasi dengan berbagai jenis musik baik klasic atau modern. Merambah perpaduan dengan drama, monolog, film dsb.
3. Memberkan kesempatan baca puisi pada mereka para tokoh-tokoh publik seperti artis, tokoh politik atau pejabat atau tokoh masyarakat.
4. Menghidupkan berbagai sanggar, kelompok belajar sastra, grup baca puisi, maupun grup musikalisasi puisi.
5. menumbuhkan komunitas-komunitas penyair/sastrawan di berbagai pelosok nusantara.
6. Perlu ditumbuhkan kreatif pertunjukan baca puisi yang menatrik dan baru sehingga memperbanyak warna, jenis atau model baca yang beraneka.
rg bagus warsono, 11-2-16
gambar dari google

Antara Kanvas, Kopi dan Burung Pagi, Arya Setra

Antara Kanvas, Kopi dan Burung Pagi

Pagi menjelang
Saat fajar masih malu
Menampakkan wajah seri nya
Kutatap bentangan kanvas kosong yg beberapa hari yg lalu aku siapkan.
Sejumput ide di benaku
Menari nari ingin keluar
Menjadi sebuah gambar
Sambil sesekali ku teguk kopiku yang tinggal separo
Burung burung pagi berkicauan di atas pohon angsana yang rindang
Sambil mengiringi tarian ide isi kepalaku yang srmakin membuncah
Tiba-tiba....,,
Aaaaah kopiku tumpah
Membuat cipratan ekspresif di kanvasku
Yang masih kosong
Sebuah efek yang indah
Dalam kanvasku membuat aku gila membabi buta dengan goresan-goresan liar
Buah dari tarian ide dengan iringan kicau burung pagi.....
05/02/2016

PENYAIR PLAT MERAH, Suyitno Ethex

PENYAIR PLAT MERAH
Suyitno Ethex
8 Februari pukul 10:17

mungkin ada benarnya katamu
aku penyair plat merah
yang hidupnya digaji pemerintah
kerja tak kerja sudah dijatah
padahal, aku nulis puisi
bukan ingin menjadi ini dan itu
apalagi menjadi penyair di negeri ini
yang hidupnya selalu tak tentu
bila ada yang menyebutku, penyair plat merah
sakkarepmu, aku hanya menyerah
karena aku tak mau membohongi diri
bila setiap hari selalu menulis puisi
puisi bagiku semacam makanan tersendiri
yang bisa menggenyangkan perut tertentu
bila akhirnya aku dapat julukan tersendiri
itu semua bukan salahku
tapi salahnya yang memberi julukan itu
mjk. 8/2/2016

Selasa, 09 Februari 2016

Nunung Noor El Niel berkisah lewat puisi PIE SUSU

RgBagus Warsono : Ada banyak penyair Bali, namun mereka tak melirik tema Bali itu sendiri malah justru mereka merekam peristiwa di luar Bali. Padahal banyak hal dari Bali yang telah populair ke manca dan perlu diangkat ke permukaan agar lebih merasa memiliki. Seperti Pie Susu -nya Mbak Nunung Noor El Niel berkisah. Bagaimana tradisi Bali kini mulai digerigiti budaya modern. Seperti Pie Susu itu.

PIE SUSU  karya Nunung Noor El Niel

perempuan yang menjunjung batu di atas kepala
lelaki yang menyelipkan bunga di telinga
menyajikan sebuah upacara di antara kepulan dupa
mengalirkan arak di sepanjang jalan tradisi
gamelan yang ditabuh di seluruh banjar
seperti ombak pantai selatan memanggil seluruh ruh
untuk meriapkan seluruh gairah purba
hanya membuatku terdampar di sepanjang pantai kuta
mengangkangi matahari seperti turis dengan tubuh telanjang
di seluruh cafe aku hanya mendengar orang-orang
berkisah dari negeri-negeri yang jauh
mencari dewa-dewa yang hilang dari peradaban
tapi hanya dapat mengunyah pei susu
untuk disajikan dalam sebuah kenangan dari ingatan
seperti para perempuan pemanggul sajen di atas kepala
dan para lelaki yang menabuh-nabuh tubuh di dada terbuka
aku meniti jalan yang sama tanpa pernah tahu
apakah aku telah menjelma dewi seluruh impian
atau mungkin leak di ujung gaun yang terbuka
selebihnya, aku hanya dapat menyajikan sebuah pei susu
di antara dupa asap rokok yang mengepul
dengan secangkir kopi
meskipun hanya untuk menjadi turis bagi diriku sendiri
untuk melunasi semua impian yang tertunda

Denpasar 09 02 2016 -

ilustrasi from google
Note:
Pie Susu : makanan kecil oleh-oleh khas Bali




Minggu, 07 Februari 2016

Cinta, kecintaan, keturunan, kekaguman dan juga keagungan Allah maha Pencipta, sebuah esai Antologi AURA karya Dharmadi D


oleh : Rg Bagus Warsono
1)
SEGAN rasanya memberi kritik/esai antologi Mas Dharmadi DP, yang berjudul AURA apalagi telah diesai-i oleh sastrawan kenamaan Sides Sudyarto Penyair DS yang berjudul Sukma dalam Bahasa Penyair Dharmadi DP. Kita berada dalam bayang raga tanpa jiwa, dalam kondisi nol sebagai mahluk. Ainun Nadjib bilang urutan manusia itu , mahluk baru manusia kemudian muslim. Untuk tidak mau dikatakan sebagai muslim sebelum menjadi mahluk manusia yang mengakui ciptaannya.
Kita berada dalam keambang sadar ketika memulai membuka puisi 'kenabian (ungkapan terlalu tinggi) jika mau mengatakannya. Sebab ditiap lembar Aura antologi itu berkisah hidup, mati, dan hakekat kehidupan ini. Betapa orang tua kita mengatakan di dunia ini hanya 'andon ngombe atau mampir sebetar hanya untuk minum. Dharmadi DP pun memulai dengan "di kuburan" : //....//ruh siapa yang nyasar dikuburan ,/ tempurungnya tersampar//...// .
Tidak tidak, tidak kita tak akan membedah Aura Anda (Dharmadi), namun lembar berikut menggoda, seperti "ingin kulukis di sela kembar payudaramu". Kataku juga apa? ia bermain asmara. Namun Ia tidak bercinta dengan "penari topeng" dan bukan pula "mencari kosong" atau tak menentu "kembali pulang merapat bayang" tetapi sungguh menyimpan Aura. Sebagai aura yang memutih, memutih dalam api diri. Demikian Dharmadi DP selintas memberikan perumpamaan manusia hidup dalam jiwa rasa dunia. Ia menulis rasa , cinta, kecintaan, keturunan, kekaguman dan juga keagungan Allah maha Pencipta.

Jumat, 05 Februari 2016

Peluncuran Sakkarepmu 2 Maret 2016, Moment Perubahan Gaya Penyair Terkini

Sejumlah penyair populair terkini serta tokoh - tokoh penyair 'angkatan 2000 berencana unjuk kebolohan di peluncuran buku antologi puisi berjudul Sakkarepmu. Mereka adalah para penyair mbeling Indonesia yang membaca era sekarang ini sebagai perlakuan manusia semaunya sendiri atau 'sakarepe dhewe. Para tokoh  penyair mbeling  itu diataranya :

1. Dedari Rsia, (Penyair asal Kupang NTT)
2. Ali Arsy (Penyair asal Banjarbaru Kalsel)
3.Samsuni Sarman (penyair asal Banarmasin)
4. Navys Ahmad (Penyair asal Tangerang)
5. Bambang Widiatmoko (Penyair asal Jakarta}
6. Novia Rika (Perempuan Penyair asal Jakarta)
7. Heru Mugiarso (Penyair asal Semarang)
8. Budhi Setyawan Penyair Purworejo (Penyair Purworejo /Bekasi) .
9. Hasan Bisri Bfc, (Penyair asal Bogor)
10. Wans Sabang (Penyair asal Jawa Barat)
11. Arya Setra (Penyair asal Jakarta)
12. Wardjito Soeharso (Penyair asal Semarang)
13. Aloysius Slamet Widodo (Penyair asal Solo/ akarta)
14. Fitrah Anugrah (Penyair asal Bekasi)

"Sapa Sira Sapa Ingsun" antologi puisi

"Sapa Sira Sapa Ingsun" antologi puisi bersama Gandrung Sastra karya Penulis Gandrung Sastra, kiriman Mas Aloeth Pathi II, sebuah antologi nasional dengan 71 penulis penyair Nusantara yang patut mendapat apresiasi. Ada banyak tokoh penyair menulis puisi di antologi ini, 'Sapa Sira Sapa Ingsun sebuah judul yang akrab dalam bahasa Jawa pantura dari Pati hingga Purwakarta bagian utara. Kata 'Sira dan Ingsun (Anda dan Saya/ 'sampean lan kula/'panjenengan lan kulo/ bahkan sampai Bali 'sire -kite) sebuah keakraban bahwa antologi ini sebuah ungkapan keakraban puisi puisi Anda juga Aku bagi penulisnya.

Dharmadi DP, AURA dan "Kalau Kau Rindu Aku",

Mas Dharmadi DP, ternyata romantis juga, sama 'mudanya dengan Novelis Eddy D Iskandar, Antologi mas Dharmadi berjudul AURA dan "Kalau Kau Rindu Aku", belum aku bedah. Dari judulnya pastilah romantis. Ternyata hal romantis belum tentu masalah cinta, tetapi cinta tentu romantis. Penyair ini bukan berarti tua-tua keladi, tetapi pancen tua bercinta (maksudnya duluan dia punya pacar ketimbang kita). Bagi yang lagi 'mabuk asmara cocok tetapi lebih cocok lagi bagi mereka yang suka keindahan. Puisi Dharmadi DP, memang tidak hanya indah tetapi berisi dan padat seperti gadis bali. Pancaran Aura adalah magnet wanita dan pria yang mabuk asmara, tetapi bila kau rindu tak perlu memanggilku jauh, cukup miliki dua buku Mas Dharmadi DP dipeluk dan dibaca sepuasya pasti Anda akan puas mengapresiasi buku indah ini.