TEKS SULUH


Kamis, 14 Januari 2016

Penyair Ndeso yang Menasional (5)


Oleh Rg Bagus Warsono

Ukuran penyair bukan penampilan
Sastrawan yang juga kalangan akademika memang tampak terlihat terpelajar karena memang harus tampil sopan di depan mahasiswanya, namun sastrawan lain yang juga memiliki profesi serabutan, tak sempat memikirkan segi penampilan. Yang berrambut gondrong karena memang kesukaannya, ciri penampilannya.

Dari beberapa tokoh penyair yang dikenal menasional ternyata mutu karya lebih dominan mempengaruhi sebuah nama. Puisi-puisi yang mengetengahkan tema dan judul yang belum ada sebelumnya dan memiliki pengaruh di masyarakat serta isi yang memikat membuat sebuahg nama mengiringi karya tersebut dikenal disamping kandungan sastra yang ada didalamnya.

Ada beberapa komunitas sastra tumbuh  di Indonesia bagian timur seperti di Sulawesi. Pada komunitas  sastra inilah lahir penyair berbakat . Karya karya mereka  memperkaya khazanah sastra Indonesia.  Ciri khas mereka adalah Bahasa lokal, kondisi alam, serta lingkungan masyarakat yang tampak melekat pada karya-karya sahabat kita di Indonesia timur itu.
Seperti Aslan Abidin , ringan saja memberi judul antologi tapi mampu menggelitik.

Seperti Aan Mansyur penyair muda yang menasional dari Sulawesi. Ia tenar lewat puisi-puisi dalam film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang dibintangi Dian Sastrowardoyo.

Begitu juga di Sulawesi ada Syaifuddin Gani, penggerak puisi di Kendari

'Perubahan itu jangan niru orang lain, doeloe Yati Otavia, kalau tidak salah, digundul rambutnya sehingga namanya sebagai artis meroket terkenal. Sekarang digundul rambutnya hal biasa biasa saja. Tetapi perubahan dratis bagi yang sudah dikenal karena memiliki ciri khusus tak perlu dilakukan, tetapi hanya melakukan inovasi. Remy Silado adalah sosok pelaku perubahan sastra itu.
Dari Jan Engelbert Tatengkeng, Wim Umboh,Remy Silado sampai Djemi Tomuka penyair Sulawesi Utara yang terkenal luas menaslonal
Di tempat lain di sulawesi Selatan, penyair muda berbakat telah meroket tinggi dengan karyanya, "Bahaya Laten Malam Pengantin", membawa Aslan Abidin menjadi dikenal di Selawesi Selatan.b Sederet penyair lain yang memiliki nama adalah Nooral Baso, Soneta comberan, Penyair 'ngganteng Muhary Wahyu Nurba,

HB Jassin dan Korrie Layun Rampan, Eka Budianta Dua , Yudiono KS,juga Taufiq Ismail dan kritikus serta kurator lainnya adalah tokoh-tokoh berjasa dalam sastra Indonesia. Mereka adalah saksi sekaligus pelaku sejarah yang sulit dicari bandingnya, terutama hal independesi dalam 'menokohkan sastrawan untuk ditempatkan pada 'jajaran angkatan yang dipertanggungawabkan. Wawasan mereka begitu luas padahal internet belum ada. Mereka tahu semua sastrawan disemua penjuru Nusantara.
Kini perkembangan sangat pesat, peta sastra tak lagi didominasi Sumatera Barat yang memang gudangnya sastrawan dari sejak doeloe tetapi peta sastra itu ada dimana-mana. Bukan hanya di Jawa dan Sumatera tetapi juga di setiap propinsi terdapat penyair-penyair unggul seperti juga di Sulawesi.

Beruntung kita punya kolom sastra puisi di Kompas Minggu, penulis memandang sebagai media yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan sastra khususnya puisi sebagai hawana pacu bagi penyair dan bacaan sastra umum, bukan hanya bacaan kalangan sastrawan saja tetapi juga masyarakat umum. Puisi Kompas Minggu dipandang juga sebagai penghargaan terhadap penyair karena seleksinya yang independen dan diasuh wartawan budaya yang berpengalaman.

Pikiran Rakyat dan Kedaulatan Rakyat merupakan media cetak regional nasional yang telah lama menyediakan halaman budaya termasuk puisi. Media ini dianggap memenuhi kreteria seleksi yang bagus dengan sajian mementum yang aktual sehingga merupakan rekam jejak yang dapat dijadikan otobiografi kreatif penyair.

Namun demikian dengan adanya internet yang menyuguhkan online diakui telah 'mematikan usaha media pemberitaan cetak seperti koran/tabloid dan majalah. Langganan mereka kini sebagian besar adalah kantor-kantor, dan langganan perorangan sedikit sekali. Adanya internet dan media online telah memutus 80% langganan perorangan, mengurangi jumlah wartawan di daerah, mengurangi 50 pemasang iklan, termasuk membatasi kolom penulis dsb.

"Pada gilirannya dapatlah diambil sari pati cita-cita penyair itu bukan untuk menjadi terkenal lebih utamanya adalah memelihara sastra Indonesia lestari dan maju serta mengisi tatanan kehidupan di dunia agar lebih baik."
(rg bagus warsono, 8-1-16)

Penyair Ndeso yang Menasional (4)


Rg Bagus Warsono

Indonesia kini segenggam tangan, apa yang dicita-citakan pemuda tahun 1908 dalam kongres pemuda menadi kenyataan. Kita bebas berkarya dimana saja termasuk penyair. Karena itulah dalam penyair ndeso yang menasional penulis menggunakan pemilah dengan menggunakan tempat kelahiran penyair.

Budaya menulis di Kalimantan Selatan tumbuh subur. Kreativitas tulis-menulis tumbuh dikalangan remaja. Hal demikian dikarenaka sastrawan-sastrawan yang telah sepuh mampu momong generasi muda untuk mencintai budaya luhurnya, sebut saja Arsyad Indardi dan Ibramsyah Amandit adalah sastrawan sepuh yang tidak saja masih membuahkan karya tetapi juga mampu menelorkan penyair-penyair muda berbakat.

Kalimantan pulau dengan kebudayaan tertua mewarisi pujangga-pujangga ternama hingga sampai Ali Arsy yang meduduki rating tertinggi pemberitaan sastra Indonesia sepanjang 2014-2015 dari penyair Kalimantan. Ali yang dikenal penulis produktif ini telah membuahkan karya-karya bergengsi.

Penyair top dari Kalimantan lainnya yang tidak asing lagi adalah Hudan Nur , Hudan perempuan penyair muda ini telah sukses lebih dulu justru ketika masih gadis remaja. Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, essay dan artikel tersebar pada Untaian Mutiara RRI Nusantara, Banjarbaru Post, Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, Buletin Sloka Tepian, waTas Media, Buletin Rumah Sastra Bandung, Tabloid Realitas, Rakat Media, Buletin Aliance BenKilTra, Sinar Harapan, Republika, Suara Karya, Sinar Kalimantan, Radar Sulteng, Mercusuar, Media Alkhairat, Buletin Hysteria, Majalah Sastra Horison .

Mahmud Jauhari Ali, menjadi motifator pemuda lainnya untuk mempercantik Kalimantan selatan Jauhari tenar lewat Kisah Cinta Gadis Korea dan Lelaki Dayak novel yang diperhitungkan nilai sastranya.

Satu lagi dari Kalimantan tak lain adalah Kalsum Belgis dari Martapura Mungkin bila ingin tahu mantra baru Kalsum Belgis lah pemiliknya.

Benar kata penyair Dharmadi DP penyair membutuhkan proses. Jika penulis bedar adalah perjuangan untuk dapat mencapai titik kebahagiaan diri , bukan saja popularitas tetapi juga 'tempat jati diri bersemayam , kemudian ditambah pengakuan pembaca yang selanjutnya adalah pengakuan publik atas karya yang dicipta.

Perjuangan untuk dapat mencapai titik kebahagiaan diri adalah slalu dalam pencarian. Pencarian melibatkan semua pancaindera-nya untuk dapat menyimpulkan dari 'isyarat-isyarat alam kemudian 'diarsitek-i oleh diri penyair menjadi bangunan indah bahkan monumen (monumen baca) yang abadi.

Itulah penyair , pada tataran tertentu , tahapan 'sabar, 'kesabaran, dan kerendahan diri telah dimiliki, seperi Mas Dharmadi DP, sebuah ilmu yang sulit ditempel walau berguru. Karena itu penulis menaruh hormat pada Mas Dharmadi DP.

Di Kalimantan Barat ada nama-nama penyair yang dikenal cukup luas seperti Pay Jarot Sujarwo, dan Saifun Arif Kojeh . Sebelum Pay Jarot Sujarwo, dan Saifun Arif Kojeh penyair Kalimanta Barat yang belakangan sering tampil, penyair Hanna Fransisca, si 'Cantik di perantauan telah menasional lebih dulu. Sedangkan penyair di Kalimantan Tengah yang sudah cukup dikenal adalah Badar Sulaiman Usin.

Di kalimantan Timur  siapa belum kenal Zulhamdani AS yang dikenal lewat puisi Indonesia Diatas Teratai.

Ternyata dalam hal aktifitas boleh dimana saja, tak harus diibukota. Meski di daerah terpencil kalau memang prestasi itu luar biasa maka sorotan publik akan tertuju padanya.
Demikian popularitas dicari, namun kebanyakan tidak memahami popularitas itu. Popularitas lokal atau nasional, atau mendunia ditentukan oleh aktifitas seorang sastrawan. Aktifitas pada gilirannya akan membuahkan prestasi seseorang. Bagaimana bisa terkenal senusantara, menulis saja tidak, apalagi cuma ikut-ikutan.
Kemudian  bagi yang telah memiliki ciri karya sastra/seni adalah talenta tersendiri dimana orang lain belum tentu dapat melakukannya.
Setidaknya untuk menjadi Sastrawan/Seniman memiliki ke-khas-an karyanya, dari sini , publik mudah mengenali.

Senin, 11 Januari 2016

Peluncuran Antologi Sakarepmu:


Sekumpulan Puisi
Sakkarepmu !
Penyair Mbeling Indonesia
Sebuah antologi sebagai sekumpulan puisi yang tanggap akan perilaku ‘sakarepmu dewasa ini, sehingga membuat penyair mbeling berbuat ‘sekarep-nya dalam memotret perkembangan Indonesia dewasa ini.
Menutup tahun 2015 sebagai tahun-tahun pancaroba negeri puisi-puisi ‘sakarepmu dalam sekumpulan puisi yangbernama Sakkarepmu ini mewarnai khasanah sastra Indonesia.
Tempat :
Warung Apresiasi Bulungan
Rabu 2 Maret 2016
Pukul 19.30 sampai selesai
Koordinator: Aloysius Slamet Widodo.
Telpon:081682482
Ket :
Mohon kesediaan Sahabat Sakarepmu diharapkan hadir dalam kegiatan peluncuran terutama bagi yang dekat Jakarta dengan menghubungi terlebih dahulu Mas Aloysius Slamet Widodo.

Kamis, 07 Januari 2016

Aku, Hercules Renta...karya Ness Kartamihardja

Aku, Hercules Renta...

*

Usiaku terlalu renta,
lebih dari setengah abad.
Tapi kenapa aku terus dipaksa terbang?
Tulang-tulang osteoporosis,
digerogoti korosi,
takkan sembuh lagi,
meski dibedaki tebal
dan dihiasi nama gagah:
TNI Angkatan Udara
dan dilambangi "SWA BHUWANA PAKSA"
Di dalamnya, aku tetap renta
dan bertambah renta...
*

Tuan,
jangan bilang terpaksa,
atau tidak ada dana
Karena, ini menyangkut nyawa manusia!
*

Kalau saja yang kubawa itu para koruptor,
pasti aku tertawa bahagia,
meski aku pun ikut terkubur lebur
Setidaknya, matiku tak sia-sia!
*

Tuan,
selamat tinggal...
aku menyusul saudara-saudara kembarku,
menjadi abu
bersamaku, anak bangsa tak berdosa;
ikut mengorbankan nyawa
*

Aku...
Hercules tua renta, C Satutigapuluh
*
( Gugur bungaku di taman bakti,
di haribaan Pertiwiii....................)
*
Sayup-sayup sampai..., irama lagu itu
lalu perlahan lenyap terbawa angin lewat.
*

Di atas bumi pertiwi,
kepala anak negeri, kaku menunduk
: Selamat jalan saudaraku,
kami turut mendo'akanmu...
*

Puncak,1Juli2015

______________________________________________________________
Oma Neska (Ness Kartamihardja), Saat ini tinggal dan berkaya di Cipanas Bogor, Puisi di atas didedikasikan untuk " Mengenang kecelakaan pesawat TNI AU "Hercules C 130" di Medan, Sumut, tanggal 30Juni2015.


PENGEMBARAAN LEAK DAN HIV oleh Anggoro Suprapto

PENGEMBARAAN LEAK DAN HIV
Perjalanan panjang telah ditempuh, lelaki gondrong ini, Jenderal Sosiawan Leak. Pengembaraan, mencari jati diri tiada henti. Seperti Brotoseno mencari susuhe angin, hehehe....Lalu, aku pun jadi ingat waktu muda dulu, kalau ke Solo, aku selalu mampir menemui Mas Murtijono di TBS, ngobrol lesehan. Waktu itulah, aku mulai akrab dengan Mas Leak. Karena dia yang selalu menyuguhkan segelas kopi hitam dan pisang goreng. Diambil dari warung kecil di belakang TBS. Entah beli apa bon, aku tidak tahu, hahaha....
Sejak itu, aku akrab dengan beliau, dan selalu diajak ikut menulis puisi di kumpulan buku puisi gabungan, yang dikelolanya. Aku tidak tahu, apakah itu "proyek buku" atau sak karep-karepe dewe, seperti Mas RgBagus Warsono dari Indramayu, hehehe....Anehnya, aku tidak pernah menolak. Jadilah buku-buku kumpulan macam-macam, dan selalu terbit rutin. Sampai aku dah lupa judul- judulnya, hehehe....
Mas Leak ini seniman multi talenta. Ya musik, ya teater, ya sastrawan, ya sang pengembara sejati, memimpin road show baca puisi di mana-mana. Hallo Pak Jaya Suprana, catat di Muri dong. Dia dah memecahkan record tuh, hehehe....Saya berpikir, lelaki gondrong merong yang satu ini memang gila-gilaan dalam berkesenian. Tentu saja dibutuhkan semangat tinggi, energi besar, dan dana yang tidak sedikit. Bangkrutkah dia? Sama sekali tidak, malah tambah banyak saja uangnya, hahaha....
Penasaran, saya nekat ikut mengembara dengan Mas Leak, suatu hari, saat turun hujan lebat. Dikawal Dimas Ekohm Abiyasa, kami menempuh rute ke jalur selatan yang berkabut. Kesempatan itulah saya tanya sumber keuangannya. "Biasa Mas, dari hasil ngamen," katanya merendah. Lalu dia cerita macem-macem. Bisa memberi ceramah, mulang drama, kasih kata pengantar buku, jadi bintang tamu temu seniman, dan lain-lain, semua uang. Ada yang kecil, ada yang besar, semua disyukuri. Sungguh, saya kagum dengan Mas Leak. Begitu setia dan total dalam berkesenian, hehehe....
Profesi seniman itu bebas, katanya. Bisa pergi ke mana-mana, tidak ada yang melarang. Maka dia pun enak saja diundang sampai ke luar negeri juga. Soal biaya, dia tidak risau. Yang jelas bukan biaya perjalanan dinas dari instansi pemerintah. Baru-baru ini, dia pergi mengembara ke berbagai daerah di Indonesia, sampai ke daerah-daerah terpencil, untuk mewawancarai para "Odha", yaitu para pengindap HIV/AIDS. Untuk memberikan penerangan pada masyarakat, agar para Odha tidak perlu dijauhi atau dikucilkan, hehehe....
Sampai akhirnya, beberapa hari yang lalu
saya dikirimi buku Mas Leak terbaru "Anai-anai di Gelap Badai" (Odha Terpencil Melawan Stigma), hasil pengembaraannya terbaru. Sungguh, buku yang menggugah perasaan. Sampai aku tak mau melepaskannya, sebelum terbaca habis. Mas Leak, memang lelaki baik, berhati lembut. Selalu peduli dengan sesamanya. Sungguh, aku terhanyut dengan gaya penuturannya di buku itu. Hiks....(ambil sapu tangan), hehehe....
Meski Mas Leak kesehariannya lembut, tapi dia bisa keras juga. Dialah yang menggerakkan "gerakan moral" Puisi Melawan Korupsi (PMK). Dia juga mempermasalahkan Mbah Suparto Brata, yang harus menerbitkan bukunya di Konggres Bahasa Jawa dengan uangnya sendiri. Dia juga menyoroti Sastrawan MPU, yang dinilainya salah sasaran, dan jatuh ke sastrawan plat merah, lewat penunjukan. Sabtu malam
(9 Januari 2016) diskusi tentang Sastrawan MPU ini diselenggarakan di Balai Soedjatmoko Solo, dan Leak ikut bicara di situ. Diskusi diperkirakan akan gayeng, karena Bos Sastra Kanal Buletin
, Kakang Wardjito Soeharso dan wadyobolo nya dari Semarang akan hadir.....Geger genjik, Man, hehehe....Okre, teman-teman, selamat malam, salam laos ya?
Semarang, Januari 2016.

Selasa, 05 Januari 2016

AKU SELALU MENCINTAIMU, A Slamet Widodo

AKU SELALU MENCINTAIMU

Disebuah hotel mewah diibukota
diselenggarakan sarasehan ibu ibu
yang menghadirkan seorang pakar cinta
pembicara mulai ceramahnya
"Para ibu yang saya hormati,saya mau tanya
apakah ibu masih mencintai suamimu?"
para ibu terkejut tapi tidak menyahut
muka para ibu berkerut tapi tak kecut
"sekali lagi saya tanya
apakah ibu masih mencintai suamimu?
sebagian berkata "ya ialah !"
sebagian bilang " saya sudah tidak cinta , sebel ....tahu !"
sebagian lain diam saja
ada yang tidak berani menyatakan karena takut
ada yang tidak berani menyatakan karena bimbang
yang bilang "ya ialah ,kapan ibu menyataan cinta itu ?
ada yg bilang kemarin
ada yang bilang tiga bulan lalu
ada yang bilang lima tahun lalu
ada yang bilang sudah lupa
ada pula yang bilang tak pernah menyatakannya
yang bilang " ya ialah supaya menulis sms ke suami
" Hallo mas ..... aku selalu mencintaimu "
Ibu ibu mengulum tawa ... gembrenggeng suaranya
"setelah itu pinjamkan hpmu ke ibu disampingmu"
Ibu ibu menahan tawa....gembrenggeng suaranya
bila sudah ada jawaban sampaikan jawaban itu "
para ibu melepas tawa gembrenggeng suaranya
pingin tahu jawaban suaminya
seorang ibu bilang .
ini sms suami bu Bagyo
" mah kok kaya ABG saja .....
malu ah kalau sms nya dibaca anak2 gimana?"
ini sms suami bu Anjar bilang ......
" mah kok ndak pernah bilang dari dulu ..... aku kan pingin kata itu
Percayalah walau kamu cerewet gemuk galak aku mencintaimu swear !"
ini sms suami bu djoko bilang ........
" mah ini guyon apa beneran ....... apa ini alasan tuk minta naik gaji
......... jangan marah ya mah ..... maka service musti dinaikkan"
ini sms suami bu Bambang bilang
" gombal .. gombal ..gombal ...tapi aku memang mencintai gombal
mah udah lama kita tidak ml .....jangan lupa nanti malam"
ini sms suami bu mirzani
" mah jangan2 kata cinta ini cuma rayuan ... berapa kali kamu ingkar
dan aku memaafkan .....tahu !"
dan ini sms suami ibu nikita
" ini telephone dari siapa ya .....maaf salah sambung "
"ibu ibu sekalian .........
Bila suami ibu membalas
berarti suami ibu masih mencintai
bila sms ibu tidak dibalas
nah ini perlu waspada
jangan jangan ia curiga sms anda
atau sms nya tidak tidak diterima"
"Ibu ibu sekalian ......,:,,
Komunikasi dalam perkawinan sangat perlu
walau untuk hal hal yang dianggap tabu
komunikasi salah arah salah ramu
bisa bikin perkawinanmu kelabu !"
Jakarta,20 Desember 2015
A Slamet Widodo

INDONESIA DI ATAS TERATAI, Zulhamdani, AS

INDONESIA DI ATAS TERATAI

Indonesia adalah teratai larut di sungai keruh
Terapung dan tak berakar di dasar
Tak juga berbunga mekar
Seperti sakura di negeri orang
Berkerut wajah keriput sebelum tua dimulai
Timbul tenggelam bagai ikan sakit
Hadapi akhir kehidupan
Aku malu melihat wajah itu
Wajahku
Wajah mereka
Wajah rakyat
Wajah bangsa ini
Wajah-wajah pemimpin yang jadi badut
Indonesia adalah bangunan tulang belulang
Dan darah membusuk
Terbakar kesumat menjelang kebebasan
Menyebar di perkuburan malam nenek-nenek kita
Menangis di atas nisan yang rebah di tanah basah
Bergantungan di pohon-pohon malam berdaun siang
Jatuh terkapar seperti bayang-bayang lelah tak bernyawa
Nantikan kemerdekaan jasad-jasad gunung yang pecah
Membelah warna merah dan putih
Menjadi darah dan nanah
Menjadi hantu-hantu zaman yang bergulingan
Di setiap abad yang lahir
Dari ujung gelap
Mencari ujung siang tak kunjung tiba
Aku malu melihat wajah itu
Wajahku wajah Indonesia
Wajah rakyat wajah Indonesia
Wajah mereka wajah Indonesia
Wajah bangsa ini wajah Indonesia
Wajah pemimpin badut wajah Indonesia
Kemanakah bayi-bayi lahir yang berwajah Indonesia ?
Taman Anggrek

Jakarta, 11 Februari 2001


Penyair Ndeso yang Menasional (3)

"Penyair Ndeso yang Menasional"(3)

Rg Bagus Warsono


Penulis menyadari tidak semua penyair menulis bagus sepanjang hidupnya. Adakala dimasa-masa usia matang dengan berbagai pengalaman yang berliku akhirnya membuahkan tulisan yang memberi kebahagiaan bagi penulisnya maupun pembacanya, sebuah karya besar yang slalu dikenang. Tetapi ada juga semasa muda justru membuahkan karya yang monumental sehingga membawanya ke tangga populairitas. Namun bukan tidak mungkin tua atau muda memaksakan kehendak untuk segera terkenal tanpa karya yang menggerigisi.

Berkarya itu sesuai kemampuan manusia, semakin banyak penyair semakin indah negeri ini. Sajian ini hanya mengetengahkan dan menyemarakkan salah satu sudut dari luasnya dunia penyair. Mari kita tinjau di propinsi Kepulauan Riau. Suryatati A lewat "Melayukah Aku" sebuah karya yang elok sebagai penyair yang dikenal dari propinsi ini. Perempuan penyair ini juga menjadi motifator bagi perempuan penyair muda. Sedikit banyak puisi memberi pengaruh pada penyair ini yang kemudian terpilih sebagai walikota Tanjung Pinang.

Nama -nama lain di Kepulauan Riau juga banyak seperti Rida K Liamsi (Iskandar Leo), Edy Mawuntu dan Hasan Junus, Rus Abrus, Ediruslan Pe Amanriza, Syamsul Bachri Judin , Sudarno Mahyudin, BM. Syamsuddin, Abdul Kadir Ibrahim dsb.

Di Bangka Belitung adalah tempat sastrawati legendaris Hamidah, kemudian tokoh-tokoh lainnya Subron Aidit dan Andrea Heirata.Jejak tokoh sastra nasional dari Balbel ini kini mulai subur diikuti penyair-penyair muda berbakat sebut saja misalnya Sunlie Thomas Alexander . Tentu saja tidak mengikuti jenis syair para pendahulunya Justru Balbel yang merupakan negeri pulau itu malah tidak mencirikan 'laut.
 Andrea Heirata

Sunlie Thomas Alexander

Selain Isbedi di Lampung juga banyak penyair yang telah menasional seperti  Dyah Merta, Iswadi Pratama,Budi P. Hatees, Panji Utama, Udo Z. Karzi, Ahmad Yulden Erwin, Christian Heru Cahyo, dan lain-lain. Menyusul kemudian Ari Pahala Hutabarat, Budi Elpiji, Rifian A. Chepy, Dahta Gautama kemudian disusul Dina Oktaviani, Alex R. Nainggolan, Jimmy Maruli Alfian, Y. Wibowo, Nersalya Renata, dan Lupita Lukman,  dan M. Arman AZ..
Sudah tentu penyair itu orang cerdas, karena mau berfikir untuk mecipta. Kemudian pengejawantahan untuk menjalani hidup dan kehidupan bermasyarakat mampu mereka atasi atas kemampuan berfikir itu. Buktinya memereka mampu berkiprah. Seperti Suryatati A , Rahadi Zakaria(Alm), Fadli Zon, Rieke Diah Pitaloka adalah contoh para penyair yang sukses di dunia politik.

Di Bengkulu , Agus Setiyanto, penyair Bengkulu yang menulis Maharaja Disastra, sebuah antologi yang mengangkat namanya menjadi dikenal.

Minggu, 03 Januari 2016

Aku pernah bermimpi menjadi angsa, puisi pertama di Lumbung Puisi Jilid IV


By: Inne Maula

Aku pernah bermimpi menjadi angsa

Terlihat anggun mengapung dipermukaan air
Aku pernah bermimpi menjadi hujan
Karena disetiap tetesnya mengingatkan berjuta kenangan
Aku pernah bermimpi menjadi angin
Tapi aku sadar, angin tidak akan kembali ketempat dia berasal...
Aku ingin seperti arus sungai
Mengalir mencari muara yang harus kusinggahi
Seperti pohon yang memberi kerindangan dan keteduhan
Seperti ibu yang penuh kasih dan sayang
Seperti burung merak yang setia pada satu pasangan hidupnya
Aku ingin menjadi semua itu
Tetapi aku sadar siapa diriku...
Hanya seorang gadis minimalis
Tapi tuhan memberikan hal yang lebih pada sesuatu yang sederhana
Kalian tau apa itu?
Sesuatu yang terpancar dari dalam diri
Semacam kilatan cahaya atau kekuatan magis?
Bukan, sesuatu itu adalah karunia tuhan yang telah menciptakan manusia dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing
Menjadi diri sendiri adalah salah satunya

Sabtu, 02 Januari 2016

Penyair Ndeso yang Menasional (2)

Penyair Ndeso yang Menasional (2)
Oleh Rg Bagus Warsono

Melekatnya penyair dan karyanya tidak sama persis dengan kepiawaian baca puisi atau banyaknya penampilan baca puisi oleh seseorang. Meski bisa saja sang penyair menjadi terkenal karena seringnya tampil baca puisi. Kepopulairan dari seringnya tampil baca puisi tidak seperti langgengnya sebuah karya cipta apalagi dibukukan. Jadi karya lebih dominan ketimbang ketenaran dari grafik penampilan baca. Kecuali talenta baca puisi itu dimiliki oleh penyair yang tidak saja memiliki karya hebat tetapi juga mampu tampil baca puisi yang memukau. Kita ambil contoh Rendra, disamping memiliki karya hebat juga baca puisinya membuat semua orang terpesona. Bahkan secara finansial honor hendra baca puisi lebih besar dari royaltinya sebuah buku antologi yang dipasarkan secara nasional. Oleh sebab itulah penulis dalam hal penyair yang menasional menitikberatkan pada karya penyair tersebut.

Diera net ini setiap orang bisa membuat daftar penyair, daftar sastrawan atau memasukannya pada situs-situs komersial dengan mengunggah data yang diinginkan. Bagi penulis itu sah-sah saja apabila si pengunggah memiliki bukti dan data yang dipegang. H B Jassin dan Korrie Layun Rampan telah memberikan contoh untuk tidak sembarang menentukan nama dalam pengelompokan penyair/sastrawan, sehingga sampai akhir hayatnya karyanya yang mengetengahkan nama penyair tetap menjadi referesi yang dipercaya. Jika Sosiawan Leak, Moh Moch Satrio Welang,Dimas Arika Mihardja, Bambang Widiatmoko, Kurniawan Junaedhiemengatakan nama penyair, itu benar dan dipercaya karena mereka adalah pelaku rekrutment puisi dari event -event nasional. Penulispun sejak 2011 memulai mendokumentasikan walau masih dalam taraf event kecil-kecilan disamping referensi lain.



Diera net juga menjadi kegelisahan para penyair muda berbakat karena simpang siurnya data yang dibuat para pengunggah daftar-daftar penyair sesuka hati. Sekali lagi bagi penulis itu sah-sah saja apabila si pengunggah memiliki bukti dan data yang dipegang dan dipertanggungawabkan. Karena telah banyak kebiasaan akademik yang ditinggalkan seperti krossing referensi, bukti yang dipegang dalam 'prasasti bentuk buku, atau media yang telah memenuhi stadar percaya. Kemudian kebiasaan baik seperti resensi dan bedah buku semakin jarang dan terakhir laporan hasil seminar yang juga jarang ada.

Sulit mengungkap semua penyair di propinsi tempat gudangnya Sastrawan, yang terkini dan menasional kita mengenal Ahmad Fuadi Abas . Tokoh ini mengingatkan sederet penyair sastrawan Sumatera Barat seperti Sutan Pamuntjak Nan Sati,Afrizal Malna, Ali Akbar Navis, Aman Datuk Madjoindo, Amran S.N., Anas Ma'ruf,Azwar Sutan Malaka, Carl Chairul, Chairul Harun, Darman Moenir, E.S. Ito, sastrawan, Hamid Jabbar, Idrus,
Irzen Hawer, Karim Halim, Leon Agusta, Lukman Ali, Marah Rusli, Motinggo Boesje, Rivai Apin, Rusli Marzuki SariaSariamin Ismail, Taufik Ismail,
Tulis Sutan Sati, Wisran Hadi, Zuber Usman, disusul kemudian penyair yang menasional terkini seperti Yusrizal K.W., penulis cerpen dan puisi;
Upita Agustine, penulis sajak; Raudal Tanjung Banua,Gus tf Sakai, penulis puisi, cerpen dan novel;Ali Akbar Navis, penulis novel;Adri Sandra, penyair, Penulis Buku Syair Terpanjang dari MURI;;Iyut Fitra, penyair Indonesia;Sastri Yunizarti Bakry, Soewardi Idris, Tamar Djaja, penulis roman;Zainuddin Tamir Koto, penulis sajak;Zelfeni Wimra, cerpenis, penyair, dan penggiat teater;Pinto Janir, penyair, penulis, wartawan, penulis lagu;Ragdi F. Daye, penulis cerpen dan puisi;Ray Rizal, sastrawan, penulis, wartawan; Umar Junus, penulis esai serta bayak lagi penyair asal Sumbar ini seperti masakan padang yang telah memberi rasa masyarakat di seluruh Tanah air. (dapat ditambahkan ......)


Sebelum menginjak ke propinsi selanjutnya penulis membuat puisi tentang dunia penyair berjudul "Dunia Penyair Itu" sedikit dapat memberi apresiasi tentang penyair , berikut puisinya:

Dunia Penyair.

Seperti tumbuhan pohon dalam hutan
Ada yang bermanfaat ada yang semak tak beguna
Ada yang tinggi rimbun dan mengayomi sesama ada yang terpencil tumbuh di atas batu.
Ada yang homogen dengan komunitasnya tersendiri ada yang unik dan langka
Ada yang sudah tua berbuah lebat dan ada yang baru tunas dengan kelopak kembang
Ada menjulang ada yang merambat mencari sandaran
Ada dirambati tumbuhan lain ada yang menjadi benalu
Ada yang beraroma khas ada yang berbau busuk bangkai
Ada yang berbunga indah namun ada yang berduri
Aku hanya tumbuhan ada di hutan penyair diantara heterogen hutan itu
Aku ingin menjadi pohon sono keling yang berguna sebagai kayu furniture Aku ingin menjadi bunga kantil dalam hutan yang mekar semerbak
Aku ingin menjadi durian menoreh yang nikmat dimakan
Atau aku menjadi rotan yang menjalar diantara semua pohon
Wanakaya, 15-7-14

Ternyata penyair itu memiliki beraneka keunikan dalam berkarya seperti juga masyarakat pada umumnya .

Ada banyak penyair dari Sumatera Selatan sepeninggal Syamsu Indra Usman (Alm) . Taufik Wijaya adalah penyair yang menasional lewat “1001 Tukang Becak Mengejarku”, kemudia ada Anwar Putra Bayu. Di deretan lain nama-nama seperti Syamsul Noor Al-Sajidi , Ade Muchklis T, Jalius Marbe, Dimas Agus Pelaz, JJ. Polong, Tommy, Toton Dai Prmana, Yunen Asmara, Zulkifli Hardy, dan Yos El Yass sudah tak asing dan melekat dengan Sumatera Selatan. Juga terdapat sederet penyair yang tidak bisa dilupakan seperti
 AL Sadjidi, Antonarasoma, Warman. P, Nurhayat Arif Permana, Ahmad Rapani Igma, Firdhamoest (M. Rahman Arpan), Ine Somad .

bersambung ..............

Jumat, 01 Januari 2016

Mengenal Aloysius Slamet Widodo, Penyair Angkatan 2000

Aloysius Slamet Widodo, lahir di Solo, 29 Februari 1952, Penyair ini dikenal karena puisi - puisi mbeling-nya yang membuat orang tertarik untuk membaca. Karya antara lain  Potret Wajah Kita (Jakarta, 2004),Bernapas Dalam Resesi (Jakarta, 2005),Kentut (Jakarta, 2006),Selingkuh (Precil Production, Jakarta, 2007), Namaku Indonesia (Pena Kencana, Jakarta 2012). Penyair ini tinggal di Jakarta