TEKS SULUH


Sabtu, 02 Januari 2016

Penyair Ndeso yang Menasional (2)

Penyair Ndeso yang Menasional (2)
Oleh Rg Bagus Warsono

Melekatnya penyair dan karyanya tidak sama persis dengan kepiawaian baca puisi atau banyaknya penampilan baca puisi oleh seseorang. Meski bisa saja sang penyair menjadi terkenal karena seringnya tampil baca puisi. Kepopulairan dari seringnya tampil baca puisi tidak seperti langgengnya sebuah karya cipta apalagi dibukukan. Jadi karya lebih dominan ketimbang ketenaran dari grafik penampilan baca. Kecuali talenta baca puisi itu dimiliki oleh penyair yang tidak saja memiliki karya hebat tetapi juga mampu tampil baca puisi yang memukau. Kita ambil contoh Rendra, disamping memiliki karya hebat juga baca puisinya membuat semua orang terpesona. Bahkan secara finansial honor hendra baca puisi lebih besar dari royaltinya sebuah buku antologi yang dipasarkan secara nasional. Oleh sebab itulah penulis dalam hal penyair yang menasional menitikberatkan pada karya penyair tersebut.

Diera net ini setiap orang bisa membuat daftar penyair, daftar sastrawan atau memasukannya pada situs-situs komersial dengan mengunggah data yang diinginkan. Bagi penulis itu sah-sah saja apabila si pengunggah memiliki bukti dan data yang dipegang. H B Jassin dan Korrie Layun Rampan telah memberikan contoh untuk tidak sembarang menentukan nama dalam pengelompokan penyair/sastrawan, sehingga sampai akhir hayatnya karyanya yang mengetengahkan nama penyair tetap menjadi referesi yang dipercaya. Jika Sosiawan Leak, Moh Moch Satrio Welang,Dimas Arika Mihardja, Bambang Widiatmoko, Kurniawan Junaedhiemengatakan nama penyair, itu benar dan dipercaya karena mereka adalah pelaku rekrutment puisi dari event -event nasional. Penulispun sejak 2011 memulai mendokumentasikan walau masih dalam taraf event kecil-kecilan disamping referensi lain.



Diera net juga menjadi kegelisahan para penyair muda berbakat karena simpang siurnya data yang dibuat para pengunggah daftar-daftar penyair sesuka hati. Sekali lagi bagi penulis itu sah-sah saja apabila si pengunggah memiliki bukti dan data yang dipegang dan dipertanggungawabkan. Karena telah banyak kebiasaan akademik yang ditinggalkan seperti krossing referensi, bukti yang dipegang dalam 'prasasti bentuk buku, atau media yang telah memenuhi stadar percaya. Kemudian kebiasaan baik seperti resensi dan bedah buku semakin jarang dan terakhir laporan hasil seminar yang juga jarang ada.

Sulit mengungkap semua penyair di propinsi tempat gudangnya Sastrawan, yang terkini dan menasional kita mengenal Ahmad Fuadi Abas . Tokoh ini mengingatkan sederet penyair sastrawan Sumatera Barat seperti Sutan Pamuntjak Nan Sati,Afrizal Malna, Ali Akbar Navis, Aman Datuk Madjoindo, Amran S.N., Anas Ma'ruf,Azwar Sutan Malaka, Carl Chairul, Chairul Harun, Darman Moenir, E.S. Ito, sastrawan, Hamid Jabbar, Idrus,
Irzen Hawer, Karim Halim, Leon Agusta, Lukman Ali, Marah Rusli, Motinggo Boesje, Rivai Apin, Rusli Marzuki SariaSariamin Ismail, Taufik Ismail,
Tulis Sutan Sati, Wisran Hadi, Zuber Usman, disusul kemudian penyair yang menasional terkini seperti Yusrizal K.W., penulis cerpen dan puisi;
Upita Agustine, penulis sajak; Raudal Tanjung Banua,Gus tf Sakai, penulis puisi, cerpen dan novel;Ali Akbar Navis, penulis novel;Adri Sandra, penyair, Penulis Buku Syair Terpanjang dari MURI;;Iyut Fitra, penyair Indonesia;Sastri Yunizarti Bakry, Soewardi Idris, Tamar Djaja, penulis roman;Zainuddin Tamir Koto, penulis sajak;Zelfeni Wimra, cerpenis, penyair, dan penggiat teater;Pinto Janir, penyair, penulis, wartawan, penulis lagu;Ragdi F. Daye, penulis cerpen dan puisi;Ray Rizal, sastrawan, penulis, wartawan; Umar Junus, penulis esai serta bayak lagi penyair asal Sumbar ini seperti masakan padang yang telah memberi rasa masyarakat di seluruh Tanah air. (dapat ditambahkan ......)


Sebelum menginjak ke propinsi selanjutnya penulis membuat puisi tentang dunia penyair berjudul "Dunia Penyair Itu" sedikit dapat memberi apresiasi tentang penyair , berikut puisinya:

Dunia Penyair.

Seperti tumbuhan pohon dalam hutan
Ada yang bermanfaat ada yang semak tak beguna
Ada yang tinggi rimbun dan mengayomi sesama ada yang terpencil tumbuh di atas batu.
Ada yang homogen dengan komunitasnya tersendiri ada yang unik dan langka
Ada yang sudah tua berbuah lebat dan ada yang baru tunas dengan kelopak kembang
Ada menjulang ada yang merambat mencari sandaran
Ada dirambati tumbuhan lain ada yang menjadi benalu
Ada yang beraroma khas ada yang berbau busuk bangkai
Ada yang berbunga indah namun ada yang berduri
Aku hanya tumbuhan ada di hutan penyair diantara heterogen hutan itu
Aku ingin menjadi pohon sono keling yang berguna sebagai kayu furniture Aku ingin menjadi bunga kantil dalam hutan yang mekar semerbak
Aku ingin menjadi durian menoreh yang nikmat dimakan
Atau aku menjadi rotan yang menjalar diantara semua pohon
Wanakaya, 15-7-14

Ternyata penyair itu memiliki beraneka keunikan dalam berkarya seperti juga masyarakat pada umumnya .

Ada banyak penyair dari Sumatera Selatan sepeninggal Syamsu Indra Usman (Alm) . Taufik Wijaya adalah penyair yang menasional lewat “1001 Tukang Becak Mengejarku”, kemudia ada Anwar Putra Bayu. Di deretan lain nama-nama seperti Syamsul Noor Al-Sajidi , Ade Muchklis T, Jalius Marbe, Dimas Agus Pelaz, JJ. Polong, Tommy, Toton Dai Prmana, Yunen Asmara, Zulkifli Hardy, dan Yos El Yass sudah tak asing dan melekat dengan Sumatera Selatan. Juga terdapat sederet penyair yang tidak bisa dilupakan seperti
 AL Sadjidi, Antonarasoma, Warman. P, Nurhayat Arif Permana, Ahmad Rapani Igma, Firdhamoest (M. Rahman Arpan), Ine Somad .

bersambung ..............