TEKS SULUH


Kamis, 14 Januari 2016

Penyair Ndeso yang Menasional (4)


Rg Bagus Warsono

Indonesia kini segenggam tangan, apa yang dicita-citakan pemuda tahun 1908 dalam kongres pemuda menadi kenyataan. Kita bebas berkarya dimana saja termasuk penyair. Karena itulah dalam penyair ndeso yang menasional penulis menggunakan pemilah dengan menggunakan tempat kelahiran penyair.

Budaya menulis di Kalimantan Selatan tumbuh subur. Kreativitas tulis-menulis tumbuh dikalangan remaja. Hal demikian dikarenaka sastrawan-sastrawan yang telah sepuh mampu momong generasi muda untuk mencintai budaya luhurnya, sebut saja Arsyad Indardi dan Ibramsyah Amandit adalah sastrawan sepuh yang tidak saja masih membuahkan karya tetapi juga mampu menelorkan penyair-penyair muda berbakat.

Kalimantan pulau dengan kebudayaan tertua mewarisi pujangga-pujangga ternama hingga sampai Ali Arsy yang meduduki rating tertinggi pemberitaan sastra Indonesia sepanjang 2014-2015 dari penyair Kalimantan. Ali yang dikenal penulis produktif ini telah membuahkan karya-karya bergengsi.

Penyair top dari Kalimantan lainnya yang tidak asing lagi adalah Hudan Nur , Hudan perempuan penyair muda ini telah sukses lebih dulu justru ketika masih gadis remaja. Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, essay dan artikel tersebar pada Untaian Mutiara RRI Nusantara, Banjarbaru Post, Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, Buletin Sloka Tepian, waTas Media, Buletin Rumah Sastra Bandung, Tabloid Realitas, Rakat Media, Buletin Aliance BenKilTra, Sinar Harapan, Republika, Suara Karya, Sinar Kalimantan, Radar Sulteng, Mercusuar, Media Alkhairat, Buletin Hysteria, Majalah Sastra Horison .

Mahmud Jauhari Ali, menjadi motifator pemuda lainnya untuk mempercantik Kalimantan selatan Jauhari tenar lewat Kisah Cinta Gadis Korea dan Lelaki Dayak novel yang diperhitungkan nilai sastranya.

Satu lagi dari Kalimantan tak lain adalah Kalsum Belgis dari Martapura Mungkin bila ingin tahu mantra baru Kalsum Belgis lah pemiliknya.

Benar kata penyair Dharmadi DP penyair membutuhkan proses. Jika penulis bedar adalah perjuangan untuk dapat mencapai titik kebahagiaan diri , bukan saja popularitas tetapi juga 'tempat jati diri bersemayam , kemudian ditambah pengakuan pembaca yang selanjutnya adalah pengakuan publik atas karya yang dicipta.

Perjuangan untuk dapat mencapai titik kebahagiaan diri adalah slalu dalam pencarian. Pencarian melibatkan semua pancaindera-nya untuk dapat menyimpulkan dari 'isyarat-isyarat alam kemudian 'diarsitek-i oleh diri penyair menjadi bangunan indah bahkan monumen (monumen baca) yang abadi.

Itulah penyair , pada tataran tertentu , tahapan 'sabar, 'kesabaran, dan kerendahan diri telah dimiliki, seperi Mas Dharmadi DP, sebuah ilmu yang sulit ditempel walau berguru. Karena itu penulis menaruh hormat pada Mas Dharmadi DP.

Di Kalimantan Barat ada nama-nama penyair yang dikenal cukup luas seperti Pay Jarot Sujarwo, dan Saifun Arif Kojeh . Sebelum Pay Jarot Sujarwo, dan Saifun Arif Kojeh penyair Kalimanta Barat yang belakangan sering tampil, penyair Hanna Fransisca, si 'Cantik di perantauan telah menasional lebih dulu. Sedangkan penyair di Kalimantan Tengah yang sudah cukup dikenal adalah Badar Sulaiman Usin.

Di kalimantan Timur  siapa belum kenal Zulhamdani AS yang dikenal lewat puisi Indonesia Diatas Teratai.

Ternyata dalam hal aktifitas boleh dimana saja, tak harus diibukota. Meski di daerah terpencil kalau memang prestasi itu luar biasa maka sorotan publik akan tertuju padanya.
Demikian popularitas dicari, namun kebanyakan tidak memahami popularitas itu. Popularitas lokal atau nasional, atau mendunia ditentukan oleh aktifitas seorang sastrawan. Aktifitas pada gilirannya akan membuahkan prestasi seseorang. Bagaimana bisa terkenal senusantara, menulis saja tidak, apalagi cuma ikut-ikutan.
Kemudian  bagi yang telah memiliki ciri karya sastra/seni adalah talenta tersendiri dimana orang lain belum tentu dapat melakukannya.
Setidaknya untuk menjadi Sastrawan/Seniman memiliki ke-khas-an karyanya, dari sini , publik mudah mengenali.