TEKS SULUH


Selasa, 05 Januari 2016

Penyair Ndeso yang Menasional (3)

"Penyair Ndeso yang Menasional"(3)

Rg Bagus Warsono


Penulis menyadari tidak semua penyair menulis bagus sepanjang hidupnya. Adakala dimasa-masa usia matang dengan berbagai pengalaman yang berliku akhirnya membuahkan tulisan yang memberi kebahagiaan bagi penulisnya maupun pembacanya, sebuah karya besar yang slalu dikenang. Tetapi ada juga semasa muda justru membuahkan karya yang monumental sehingga membawanya ke tangga populairitas. Namun bukan tidak mungkin tua atau muda memaksakan kehendak untuk segera terkenal tanpa karya yang menggerigisi.

Berkarya itu sesuai kemampuan manusia, semakin banyak penyair semakin indah negeri ini. Sajian ini hanya mengetengahkan dan menyemarakkan salah satu sudut dari luasnya dunia penyair. Mari kita tinjau di propinsi Kepulauan Riau. Suryatati A lewat "Melayukah Aku" sebuah karya yang elok sebagai penyair yang dikenal dari propinsi ini. Perempuan penyair ini juga menjadi motifator bagi perempuan penyair muda. Sedikit banyak puisi memberi pengaruh pada penyair ini yang kemudian terpilih sebagai walikota Tanjung Pinang.

Nama -nama lain di Kepulauan Riau juga banyak seperti Rida K Liamsi (Iskandar Leo), Edy Mawuntu dan Hasan Junus, Rus Abrus, Ediruslan Pe Amanriza, Syamsul Bachri Judin , Sudarno Mahyudin, BM. Syamsuddin, Abdul Kadir Ibrahim dsb.

Di Bangka Belitung adalah tempat sastrawati legendaris Hamidah, kemudian tokoh-tokoh lainnya Subron Aidit dan Andrea Heirata.Jejak tokoh sastra nasional dari Balbel ini kini mulai subur diikuti penyair-penyair muda berbakat sebut saja misalnya Sunlie Thomas Alexander . Tentu saja tidak mengikuti jenis syair para pendahulunya Justru Balbel yang merupakan negeri pulau itu malah tidak mencirikan 'laut.
 Andrea Heirata

Sunlie Thomas Alexander

Selain Isbedi di Lampung juga banyak penyair yang telah menasional seperti  Dyah Merta, Iswadi Pratama,Budi P. Hatees, Panji Utama, Udo Z. Karzi, Ahmad Yulden Erwin, Christian Heru Cahyo, dan lain-lain. Menyusul kemudian Ari Pahala Hutabarat, Budi Elpiji, Rifian A. Chepy, Dahta Gautama kemudian disusul Dina Oktaviani, Alex R. Nainggolan, Jimmy Maruli Alfian, Y. Wibowo, Nersalya Renata, dan Lupita Lukman,  dan M. Arman AZ..
Sudah tentu penyair itu orang cerdas, karena mau berfikir untuk mecipta. Kemudian pengejawantahan untuk menjalani hidup dan kehidupan bermasyarakat mampu mereka atasi atas kemampuan berfikir itu. Buktinya memereka mampu berkiprah. Seperti Suryatati A , Rahadi Zakaria(Alm), Fadli Zon, Rieke Diah Pitaloka adalah contoh para penyair yang sukses di dunia politik.

Di Bengkulu , Agus Setiyanto, penyair Bengkulu yang menulis Maharaja Disastra, sebuah antologi yang mengangkat namanya menjadi dikenal.