TEKS SULUH


Selasa, 31 Oktober 2017

Berkaca Ilmiah

Berkaca ilmiah :
Seringkali Anda menghadapi penyair 'Ge Er atau merasa diri paling hebat. Tak perlu khawatir sebab sesungguhnya dia belum positif untuk posisi yang diakuinya itu.
Adalah teori Charles Darwin yang mengusung akan 'penilaian teman sejawat artinya ada penguatan orang lain untyuk mengiyakan dia itu. Jika hasilnya negatif maka dia harus bercermin diri.
Agaknya belum cukup sampai di situ saja, objektivitas juga perlu dicari sebagai penguatan ilmiah. Kita dapat melalui berbagai cara seperti diskusi, debat, jurnal atau konferensi.
melalui Komunitas Ilmiah.
Komunitas ilmiah terdiri dari total tubuh ilmuwan, serta hubungan dan interaksinya. Komunitas ilmiah biasanya terbagi menjadi "sub-komunitas" yang bekerja pada bidang sainsnya masing-masing. Objektivitas diharapkan dicapai melalui metode ilmiah. Penilaian sejawat, melalui diskusi dan debat pada jurnal dan konferensi, membantu meningkatkan kualitas metodologi penelitian dan interpretasi hasil.
Repotnya jika kita berhadapan dengan orang yang tidak ilmiah alias orang yang (kurca) kurang membaca atau (buas) buta wawasan. Jadilah seringkali timbul kata 'kamu siapa? Puisimu saja belum dibicarakan orang, apalagi penyairnya, Sok terkenal lagi. Sudahlah orang semacam ini anggap hiburan saja.

Minggu, 29 Oktober 2017

Indonesia Lucu, Tema Lumbung Puisi Jilid VI 2018

Dokumentasi Puisi : Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Memasuki Jilid VI

29 Oktober 2017
Dokumentasi puisi Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia oleh Himpunan masyarakat Gemar Membaca memasuki jilid VI.
Antologi nasional Lumbung Puisi semakin mengikohkan diri sebagai komunitas sastra yang terus aktif menggairahkan dunia sastra khusus puisi dan aktifitas penyair Indonesia. Kini memasuki jilid VI tahun 2018 tak kalah menarik perhatian karena mengusung tema yang slalu hangat yaitu Indonesia Lucu.
Lumbung Puisi diselenggarakan oleh HMGM (Himpunan Masyarakat Gemar Membaca) Indramayu, beralamat Di Jalan Tulip Merah perumahan Cidhayu , Margadadi Indramayu.
Lumbung Puisi telah mencatat banyak sastrawan populair Indonesia yang telah mersama dalam antologi sebelumnya seperti nama-nama Tajuddin Noor Ganie, Heru Mugiarso, Wadie Maharief, Wardjito Soeharso, Thomas haryanto Soekiran, Anggoro Soeprapto, Dharmadi, Wans Sabang, Arya Setra, dan sederet penyair angjatan 2000-an lain serta penyair muda terkenal seperti Sofyan RH Zaid, Dimas Indiana Senja, Lukni Maulana, Sindi Violinda, dan lain-lain.
Dalam Jilid VI ini Lumbung Puisi mengangkat Tema Indonesia Lucu sebuah tema yang memotret Indonesia yang semakin lucu saja dan bikin tertawa. Karena itu lumbung puisi yang dimotori Rg Bagus Warsono, turut didukung sastrawan komedian puisi Alaoysius Slamet Widodo yang turut memberikan puisinya dalam antologi yang akan digarap ini.
Berikut ketentuan / syarat keikutsertaan Lumbung Puisi Jilid VI 2018
  1. Tema : Indonesia Lucu
  2. Peserta : Penyair Indonesia
  3. Rekrutmen Puisi : 28 Oktober 2017 -21 April 3018
  4. Puisi : Kirim 2 buah puisi terbaik bertema Indonesia Lucu ke email gus.warsono@gnail.com berserta biodata singkat.
  5. Gratis dan tidak ada biaya pendaftaran dan apabila menghendaki buku antologinya dapat memesan dengan biaya 125rb untuk 2 eks termasuk ongkos kirim se Indonesia dan diberi piagam penghargaan.
  6. Deadlinne : 21 April 2018
  7. Tim Seleksi : 2 Orang ditunjuk oleh Panitia terdiri dari unsur penyair senior dan Guru Bahasa.20171028_164957
  8. Terbit Mei 2018
  9. Fasilitas : Puisi peserta diunggah di http://www.ayokesekolah,com
  10. Sifat : Dokumentasi puisi.
Lumbung Puisi sastrawan Indonesia Jilid VI
Panitia.

Sabtu, 21 Oktober 2017

Sabut Lumbung Puisi sastrawan Indonesia Jilid VI 2018, rekrutment puisi 20 Oktober 2017-21 April 2018

Pastikan Anda (penyair) terdata di Lumbung Puisi-mu, dengan menjadi bagian penyair pengisi lumbung, dengan puisimu, dengan antologimu. Rambahan karier kepenyairanmu pertama atau terakhir dalam dunia kepenyairanmu. Reputasikan keprofesionalanmu dalam berkarya nyata, berkarya cipta, berkarya sastra (puisi) dalam Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia dalam jilid VI .
Lumbung puisi senantiasa hangat dengan tema-tema hangat negeri ini. Dan di Lumbung Puisi Jilid VI ini kita bertema
"INDONESIA LUCU" ya Indonesia memang lucu, aneh, bikin tertawa dan juga 'mangkel bahkan 'nyemengit.
Pastikan Anda menjadi bagian Lumbung Puisi di Jilid VI 2018 ini yang kan dimulai rekrutment puisinya pada 28 Oktober 2017 hingga 21 April 2018 , rekrutment puisi yang cukup panjang agar semua bisa berpartisipasi
(rg bagus warsono)

https://id.wikipedia.org/wiki/Lumbung_Puisi

Penyair Idola
Rambah dunia ini dengan puisimu
Pancaran buku/karya tulis berupa puisi tiada batas. Demikian karena aksara adalah jelajah negeri sejak doeloe. Jika mungkin tebaran karya puisimu hingga pelosok dunia. Sehingga yang tahu anda penyair itu bukan di daerahmu saja, bukan di komunitasmu saja, dan bukan dikotamu saja. Sebarkan karya Anda.
Sambil menunggu pendistribusian Kita Dijajah Lagi , sebuah antologi kecil yang menggerigisi, edisi spesial Lumbung Puisi tahun 2017 kita sambut : 
Lumbung Puisi Jilid VI 2018 yg akan dimulai rekrutment puisinya pada 28 Oktober hingga 21 April 2018 
Dalam tema yang menggelitik : INDONESIA LUCU .
Ya Indonesia Lucu selucu negerimu yang tercinta, yang slalu bikin tertawa, tersenyum bahkan ANEH tapi nyata ini.
Mari bergabung bersama kami di Indonesia Lucu

Senin, 16 Oktober 2017

Miliki Bukunya Kita Dijajah Lagi

Tidak hanya penulisnya saja yang memiliki buku, tetapi juga masyarakat lain. Terutama bagi guru dan pecinta sastra. Ada buku sastra terkini dan terjamin mutu. Miliki bukunya hanya dengan 125rb untuk 2 eks termasuk ongkos kirim ke seluruh Indonesia.
dengan inbox pesan di fb rgbagus warsono

Kesaksian Pembaca Kita Dijajah Lagi


Pelajar dan Mahasiswa generasi muda yang memiliki daya ingat kuat. Antologi harus dibaca oleh mereka. Untuk menjadi kesaksian "Ápa yang ditulis dan siapa yang menulis" . Setidaknya ada perwakilan masyarakat yang meng-iya-kan bahwa seseorang adalah penyair.
Dan Kita Dijajah Lagi masuk dalam area ini dengan menghibahkan beberapa buku semampunya.

Idealnya SEbuah Antologi Nasional

Antologi Bersama Ber-Standar Nasional itu idealnya :
*Diberitakan lewat media nasional
*Diunggah di Websait
*Diikuti beberapa penyair dari berbagai propinsi dan kabupaten
*Sebaran buku di berbagai propinsi dan kabupaten
*Kapasitas sastra 50% terpenuhi kemudian : Ebook, resensi, esai, kritik, pengantar, komentar, rekomendasi, peluncuran, bedah buku,tercatat katalog perpustakaan apa saja,
Dan Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia berusaha untuk memenuhi kreteria ini.


Minggu, 01 Oktober 2017

Dhea Lingkar dalam Hujan Menyapa

Dhea Lingkar perempuan penyair asal Madiun menyapa pembaca di seluruh Tanah Air dengan perantara puisi Hujan Menyapa. Hujan seakan mengingatkan masa yang silih berganti. Panas setahun kalah dengan hujan sehari. Seakan begitu saja terus menerus. Dhea pun maklum akan orang Indonesia yang banyak 'memaklumi bahkan akan peristiwa yg terjadi. Yang sudah-sudah mudah-mudahan yang berjalan tidak demikian atau terus berharap suatu saat nanti akan lebih baik. Apalagi bagi kita rakyat kecil yang terombang ambing terus menerus. Jika tibul harap, hanyalah sesaat harapan pagi yang sinarnya tertutup hujan. Mari kita simak puisinya :

Dhea Lingkar

                                                                           Hujan menyapa

Pagi bukan seperti pagi
Menangis di bawah deras rintik air hujan
Gemetar hati untuk berkata
Menahan dingin tetesan
Membasahi tubuh
Masa-masa di mana
Semua orang tak bisa berbicara
Tentang kemerdekaan
Hanyalah angan
Keadilan hanya imajinasi
Hatiku berontak terkekang oleh peraturan
Orde baru
Apalah daya rakyat kecil
Terombang-ambing atas kesabaran
Aku selau ingin berdiri
Dengan mata tajam
Penuh makna
Lelah menjalani kehidupan
Namun waktu belum menjawab
Tetsan tumpah darah untuk negeriku
Aku berteriak dalam hening
Apakah sinar cahaya
untuk menghirup udara angin utara
Segera keluar dari api neraka
Namun cahaya pagi itu
Kembali memudar
Selama-lamanya
Madiun

Chalvin Papilaya dalam Sekarang Bumerang

Adalah Chalvin Papilaya, seorang penyair asal Poka Maluku yang berani mengungkap kata akan potret Indonesia saat ini dalam bahasa Sekarang Bumerang puisinya yang bagus dalam Kita Dijajah Lagi antologi yang menggores Indonesia sampai kapan pun. Puisinya mengembang apresiasi, tetapi judulnya cukup memberi maksud sedang bait ketiga Chalvin Papilaya sedikit menghibur diri dalam kesinisannya , ..//merayakan perkabungan//......sisa-sisa siksa ......// (rg bagus warsono)

Chalvin Papilaya

Sekarang Bumerang

Sekarang, bergelegar para kesatria
Lebih sukar telah berlumur darah
Menanti-nanti takdir bercengkrama
Malam membuat tawanan pengembara
Mulut sesumpal raksasa tak bisa lagi dicabut
Sekarang, bergaya laskar di beranda muka
Panji berdendang, kutahu murka orang asing
Menggemakan mitos purba kaum putih
Dan notulensi di kanan meja memuja-muja ketakutan
Pelayar kapal yang mengenal tuhan, menutup roh-roh
Sekarang, luluh-lantak guru-gurulah jadi pelipur
Mengaku sang ahli nujum, penemu bintang-bintang
Walau metamorfosis di angkasa terbentang ganjil
Dalam sabda gaib, kita merayakan perkabungan
Berlebur urapan duka yang meletupkan sisa-sisa siksa
Ambon, Agustus 2017
Chalvin Papilaya alias ‘sebasta’. Lahir di Poka pada 23 Januari 1992. Sekarang sebagai mahasiswa akhir di Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku. Terkadang bermain teater di Bengkel Sastra Batu Karang dan mendedikasikan puisi bagi kampung.