TEKS SULUH


Rabu, 31 Januari 2018

Pikirkan lagi jika mau bersamaku

Pikirkan lagi jika mau bersamaku
tak ada target dalam berkreativitas, aku hanya mengisi hidup agar tidak percuma
aku akan menjajakan daganganku di tempat yang jarang dilewati orang sampai laku, dan pembeli pertamaku itu adalah orang yang tidak sekadar membeli karena kasihan padaku.
aku akan membuat ‘rumahku yang sederhana , dan tak ada ‘kamar untuk memisah ruang karena rumahku rumahmu juga
Lalu pembaca mecarimu di hutan penyair, karena tulisamu yang yentrik menggigit, kutemukan dirimu di sampul belakang dalam. Kau terseyum menertawai pembaca , “kenapa sudi membaca tulisahku yang norak” katanya. Sebetar kemudian buku itu pandang lalu dibuang dan diambil kembali.
Aku dan kamu berada di Penyair Pinggiran berarti ada dipinggir, dipinggir api belum terbakar, dipinggir sumur belum kecemplug, dipinggir laut berarti sudah kecipratan air, dipinggir hutan berarti sudah mejual kayu, dipinggir istana berarti macari putri/pangeran istana, dan dipinggir gedung dewan berarti sedang mejual kretek
pikirkan lagi jika mau bersamaku, aku takut masa depanmu yang cemerlang menjadi tak beruntung seperti aku(rg bagus warsono)

Selasa, 30 Januari 2018

Kr Berjumpa Diri - Bambang

Kr Berjumpa Diri - Bambang

Kr Berjumpa Diri - Bambang

Kr Berjumpa Diri - Bambang

Kr Berjumpa Diri - Bambang

Kr Berjumpa Diri - Bambang

Mencari Ikan Sampai Papua, Antologi Puisi Bersama dalam Mengkampanyekan Makan Ikan oleh 8 Penyair Nasional

Mengapa rakyat Jepang, Korea terbilang cerdas, karena mereka makan Ikan. Ide Mentri Perikanan Susi Pudjiastuti adalah ide yang sangat cerdas dan patut mendapat dukungan dari penyair. Kita telah 72 tahun merdeka, namun apa? bangsa kita masih banyak tertinggal padahal sumber protein kecerdasan dari ikan berlimpah ruah karena kita negara kepulauan yang 3/4 wilayahnya adalah perairan.  Dukung program gerakan makan ikan, 8 Penyair ciptakan puisi ikan dalam antologi Mencari Ikan Sampai Papua. Mereka tertarik dengan program makan ikan ini karena penyair memahami bahwa ikan kaya protein tinggi.  Ke 8 penyair itu adalah Rg Bagus Warsono, Wardjito Soeharso. Wadie Maharief, Syahriannur Khaidir, Sutarso (Osratus), Fian N, Iwan Bonick Bonick, Eddy Pramduane dan penulis sendiri. Mereka menyadari bahwa gizi ikan dapat meningkatkan kecerdasan anak-anak generasi muda Indonesia. Laut yang luas serta sungai yang begitu banyak adalah sumber ikan yang harus dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia.  Puisi-puisi tentang ikan itu termuat dalam sekumpulan puisi (antologi) yang diberi judul "Mencari Ikan Sampai Papua" . Buku ini menambah wawasan dan kecintaan generasi muda pada Tanah Air dan gemar makan ikan. 


Pertama di Indonesia, Penyair dukung gerakan Makan Ikan

Persembahan Ibu Susi Pudjiastuti.


Pertama di Indonesia, penyair mendukung gerakan makan ikan. mereka adalah 8 penyair yg tergabung dalam Sanggar Meronte Jaring Indramayu. Yang tergerak hatinya untuk turut mendukung program pemerintah dalam hal ini Kementrian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia untuk menggalakan kegemaran manak ikan. Ke delapan penyair itu adalah Rg Bagus Warsono, Wardjito Soeharso, Wadie Maharief, Sutarso, Eddy Pramduane, Syahriannur Chaidir, Fian N, dan Iwan Bonick. Mereka penyair yang datang dari berbagai daerah Indonesia seperti dari Flores dan juga penyair dari Papua.
Mereka ke delapan penyair itu bersama membuat antologi puisi bertema ikan dengan maksud untuk menarik hati masyarakat akan kecintaan makan ikan, yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan kecerdasan generasi muda.
Puisi-puisi yang diketengahkan dalam antologi ini sangat menarik dan sangat cocok untuk dibaca dikalangan pelajar seluruh tanahy air.

Susi Pudjiastuti tidak masuk partai apa pun, seorang  profesional yang kebetulan bersedia menjadi mentri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Kerja dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, Kiprahnya patut diteladani sebagai wanita yang tangguh. Kecintaannya pada Tanah Air itu, ia menjaga laut Indonesia dan ikan. (RgBagus Warsono) 

Senin, 29 Januari 2018

Mencari Ikan sampai Papua

 Mengonsumsi makanan-makanan bergizi tinggi yang berasal dari ikan sangat bermanfaat untuk tubuh terutama untuk meningkatkan kesehatan, itulah sebabnya penyair turut serta dalam menyokong Gerakan Masyarakat Makan Ikan .  Antologi tentang ikan ini ditulis oleh penyairpenyair terkenal Wardjito Soeharso asal Semarang, Syahriannur Khaidir dari Sumenep, Eddy Pramduane dari Jakarta, Wadie Maharief dari Yogyakarta, Fian N dari Flores Nusatenggara, Iwan Bonick dari Bekasi  dan Sutarso dari Sorong Papua serta RgBagus Warsono dari Indramayu.  Penyair kini perlu mendukung program-program yang bernilai positif bagi masyarakat. Kepedulian ini suatu langkah dari kalangan sastra bahwa sastra diyakini bisa tumbuh dimanapun peristiwa, dan tempat.  Dengan antologi Mencari Ikan sampai Papua berarti penyair tidak hanya melulu mengkritisi kehidupan ini tetapi juga mampu mengisi sentuhan-sentuhan pendidikan masyarakat melalui puisi dan dalam hal ini puisi yang bertemakan ikan.   Ternyata puisi mampu mengajak pembacanya untuk memberi apresiasi yang pada gilirannya mampu meniru dan mengimplementasikan apa yang dibacanya. Keyakinan penyair dengan mengedukasi pelajar tetang kegemaran makan ikan. Lewat literasi sastra bukan mustahil,  antologi Mencari Ikan Sampai Papua sedapatnya akan diterima sebagai bacaan bermutu yang memiliki nilai sastra dan edukasi bagi pelajar. Keyakinan yang diutarakan penyair Wardjito Soeharso, Eddy Pramduane, Syahriannur Khaidir, Wadie Maharief, Fian N, Sutarso, Iwan Bonick . Dan  RgBagus Warsono sebagai mentor penggagasnya patut mendapat pujian sebagai langkah maju penyair Indonesia. Gerakan masyarakat makan ikan atau mengkonsumsi ikan pada gilirannya akan melahirkan generasi-generasi yang sehat dan cerdas, sebab ikan diketahui memiliki nilai gizi yang tinggi. Sumbangsih yang diberikan penyair Indonesia lewat buku kumpulan puisi ikan mudahmudahan bermanfaat bagi pembaca di seluruh Tanah Air. Salam dari kami: Wardjito Soeharso, Eddy Pramduane, Syahriannur Khaidir, Wadie Maharief, Sutarso, Fian N, Iwan Bonick , RgBagus Warsono


Rg Bagus Warsono

Syahriannur Chaidir

Iwan Bonick

Fian N

Sutarso (Osratus)

Eddy Pramduane

Wadie Maharief

Wardjito Soeharso 

Rabu, 24 Januari 2018

Dewa Putu Sahadewa dalam Indonesia lucu

Dewa Sahadewa

Cinta Satu Minggu

Senin cinta bersemi melebihi semua taman
warna bunga seolah mengundang
lebah madu dan kupu-kupu bermain.

Selasa kutulis puisi
kupilih kata paling mesra
kukirim dengan berbagai media
berharap kau semakin merasa.

Rebo katamu aku kepo
kutanya kau ada di mana sama siapa
katamu tak perlu tahu
ya aku rapopo

Kemis kau nampak semakin manis
kupeluk kau menangis

Jumat hari keramat
rinduku teramat sangat
tapi aku tak mau bertanya
takut kau bilang posesif amat.

Sabtu waktu kita bercumbu
penuh desah merayu
aku terhanyut sentuhanmu.

Minggu kuhubungi semua kontakmu
tak tersambung satupun
aku termangu
kau seperti ditelan kubur
Ah ternyata Minggu cintamu libur.

Dewa Putu Sahadewa Kupang


Nur Komar dalam Indonesia Lucu

 Nur Komar
JAMAAH LALAT

Lalat-lalat mengerubuti kotoran
Sampah meja kantoran
Bau busuk ruang kerja
Sebalik sikap santun sahaja

Menari, bernyanyi lincah
Pesta pora berjamaah
Tajam hidung mereka menghidu
Tempat kotor adalah madu

Lalat-lalat kilat berkelit
Selepas menebar penyakit
Larvanya pun mandiri
Menetas langsung bersafari

Dalam laci dan lemari bersemayam
Catatan fiktif buat sang imam
Hendak aku tertawa tapi suara tercekat
Imam dan makmum sama saja; lalat

Jepara, 2018
Nur Komar
NASIB BERBEDA

Adalah mereka yang binasa
Penjahat ilegal dihakimi masa
Orang-orang paling kotor
Terkapar tertembus pelor
Pendosa paling kurang ajar
Meregang nyawa karena dibakar
Pesakitan yang wajib dikeras
Diketuk palu dengan tegas

Itulah nasib penjahat tak bersertifikat
Terang rendah, tak layak dihormat
Lain halnya dengan penjahat bersertifikasi
Terang dipertuan dengan segala advokasi
Nyawa mereka dijamin tak 'kan melayang
Sebab masa cuma bisa teriak; ganyang!

Jepara, 2018

Biodata :
Nur Komar, lahir di Jepara pada 1 Agustus 1977 dan beralamat di Jl. MT. Haryono 42, Jobokuto RT 005 RW 002, Jepara, Jawa Tengah, phone : 081326221919. Facebook : Nur Gomar Samsara, e-mail : nurkomar77@gmail.com. Bekerja serabutan dan buka warung kopi, pernah bergabung dalam antologi bersama : KITAB KARMINA INDONESIA (2015), KLUNGKUNG; Tanah Tua, Tanah Cinta (2016), MEMBACA JEPARA #2 dan 3 (2016, 2017), LUMBUNG PUISI SASTRAWAN NUSANTARA V; Rasa Sejati, KITA DIJAJAH LAGI (2017), SAJAK-SAJAK ANAK NEGERI; Bianglala (2017), MUNAJAT RAMADHAN (2017), TENTANG MASJID (2017), BERSYIAR DENGAN SYAIR (2017).



Mas Yono Bunergis dalam Indonesia Lucu

Mas Yono Bunergis

Krakatau tersenyum, sunggingannya mengayun
wajah danau hingga turut tersenyum.
Aku terpana melihat ikan-ikan tercengang
mereka terpukau lalu menggeliat ke dalam air.

Angin diam Segala tercekam
Lalu kutembangkan
Durma dan Pangkur lebih lembut
Sambil tersenyum penuh syukur diiringi semestaraya yang menari...menari...menari.... Lihatlah liukannya...
Engkau akan terpana menyaksikan gemulainya.


Salam
Renungan Zaman Buanergis Muryono
Selasa 23 Januari 2018 13:34

Aloysius Slamet Widodo dalam Indonesia Lucu

Aloysius Slamet Widodo

1.Puisi Malam Pertama
“Aduh”

2. Puisi Tengah Malam
“Sate”

3. Puisi Pagi Buta
“Bruuut”

4. Puisi Diatas Jamban
“Plung”

5.Puisi Istri Untuk Suami
“Mas …permintaanku hanya satu
……..semuanya !”

6.Puisi Suami untuk Istri
“Tak apusi!”

7. Puisi Suami Takut Istri
“Sing waras ngalah!”

8. Puisi Penganten Wanita Malam Pertama
“Kenapa nggak dari dulu”

9. Puisi Pengantin Priya Malam Pertama
“Belum masuk sudah keluar!”

10.Puisi Manula
1“Djie Sam Su”

2 jam pemanasan
3 menit berdir
4 minggu baru bias
11. Puisi Manula 3
“Biar  lambat sudah tak muncrat !”
12. Puisi LGBT 1
“Kucingku dimana?”

13. Puisi LGBT 2
“Minak jingo ,
Miring penak,
Nungging monggo

14. Puisi Saiful Jamil
“Hap…………..”

15. Puisi Seorang Poligator
“kawin kedua lebih susah dari kawin selanjutnya”.

16. Puisi Seorang Interpreneur
“Sebelas duabela…..
Sebelas kali jatuh , dua belas kali bangkit “.

17. Puisi Seorang Agamawan
“Agama itu Cinta”

18. Puisi Dimas Kanjeng
“Aku bias menggandakan uang, sekaligus menjandakan orang.”

19. Puisi Cita Citata
“Sakitnya Tuh Disini”

20 . puisi Gatot Brajamusti 1
“Aspat!”

21. Puisi Gatot Brajamusti 2
“treessome”

22.Puisi Sebuah Mobil Tinja
“Rejekiku dari Silitmu”

23. Puisi Para Pelaut
Di laut kita Jaya
Di darat kita buaya

24. Puisi Menutup Aleksis
“gratiskan .. nanti tutup se [<<>>]

 SLamet Widodo

Sabtu, 20 Januari 2018

Marlin Dinamikanto dalam Indonesia Lucu

Marlin Dinamikanto
Di Taman Sarinya Persenggamaan Dunia

meskipun malam telah bersekutu dengan gelap
bahkan sejak lama. Sebelum dunia dibuat ada
atau diadaadakan oleh cerita Bunda Eva yang silap
tentang buah terlarang yang katanya menggoda
seperti cerita yang tersurat di Kitabkitab Samawi
di sanalah kunangkunang menegaskan hadirnya

malam dan segala gelap yang menyertainya
telah membunuh Cahaya. Tapi bukan kunangkunang
yang tak pernah mati sebab ada pedang di dasar jiwa
mengarungi rasa takut yang menggenang
di loronglorong keterasingan manusia
selalu ada cara mengatasi keterbatasannya

Gurun Gobi dan dataran tinggi Himalaya
bukan halangan bagi manusia menyebarkan
air mani yang diolah dari hasrat ke vagina
kehidupan yang terbentang sejak Mesopotamia
melintas Tigris, Samarkhand, India
ada lagi dari Yunan dan Formosa
menjelajah laut luas dan hinggap
di kepulauan nusantara. Itulah kita

manusia kunangkunang Indonesia
membakar gelap dengan nyala kecil saja
sebelum akhirnya pungkas diterjang usia
tak begitu lama. Hanya 70 tahun saja
tapi tak pernah sepi sebab ada hiburan
bersenggama dengan berbagai ras
seperti halnya derkuku dan burung dara
melahirkan burung puter. Begitulah kita

tak lagi terlihat asli seperti Kaukasuid purba
tak terlihat pendek gemuk seperti Mongolid
atau hitam legam seperti Negroid. Itulah kita
bangsa yang tak begitu asli kepulauan nusantara
menetap di pegunungan, lembah dan pantaipantai
membawa adab yang tak selalu sama
di taman sarinya persenggamaan dunia

meskipun malam telah bersekutu dengan gelap
bahkan sejak lama. Sebelum dunia dibuat ada
atau diadaadakan oleh cerita Bunda Eva yang silap
hingga keserakahan yang melahirkan cuaca ekstrim
tapi percayalah. Selama Isrofil belum memegang sangkakala
kiamat masih lama. Paling tidak itulah cerita
dari kitabkitab Samawi purba

Martupat, 18 Januari 2018

MI Firdaus dalam Indonesia Lucu

PEMBANGUNAN

Karya : M I Firdaus

Aku mengira sawah membentang adalah surga
juga saung-saung dengan nyanyian seruling tua.
tapi apalah arti dari keabadian
jika segala yang ada dilumat uang dan beton-beton raksasa?
Sepoi anginpun berkata: 
tiadalah kita yang tenang, tinggal mengalun hiruk pikuk perut nusantara.
Padi lahir sebagai pembatas jalan
dan lumpur punya rupa bagai aspal.
Gedung dan hotel adalah saung
O! Hijauku pergi ke mana?
Pematang sawah menjadi gang-gang suram;
di dalamnya terdapat tangisan bayi dan kepulan rokok bapak tua.
Dan remangnya cahya kehidupan!
mereka bernyanyi, mereka berelegi
dengan bayangan-bayangan kekayaan.
O! Inikah jaminan yang lahir dari perjanjian jual tanah?
Inikah sejahtera?
Sawah-sawah mereka ditindih berton-ton semen!
Mereka menjual kerbaunya,
tetapi mengapa mereka menjadi kerbau orang kaya?
Ooh, Mengapa?
di gang yang lebarnya 1,5 meter
mereka terlelap dengan harapan yang menyelimuti tubuh dekilnya
tanpa kepastian akan datangnya.
Bulan menyinari kepalanya
bermahkota debu dan luka.
Aku mengira sawah membentang adalah surga,
dan memang benar adanya!
itulah surga pembangunan negeri kita!
Bogor, 17 Januari 2018

IBU PERTIWI SUDAH JARANG MANDI
Karya : M I Firdaus
Bau badanmu menyebar di darat dan laut
Bibirmu juga kering, pada langit kau memagut
Hey ibu pertiwi!
Kau sudah jarang mandi
Sampai kau berkutu yang buat gatal negeri.
Kau berdaki yang buat dekil ini negeri.
Kau jarang mandi!
Sampai jadi bau menyengat ini negeri.
Air diteguk habis tuan-tuan yang numpang
Sabun habis, tinggal busa yang meletup tiap gelombang.
Hey ibu pertiwi!
Tanah menggoda ciut hidungnya
Air membasahi langsung hilang jernihnya.
Hey ibu!
Pertiwimu hilang diambil tuan penghisap sabu.
Ibu pertiwi, kau jarang mandi!
Bogor, 20 Mei 2017




DUKA KITA

Karya : M I Firdaus

Sang surya terbit
Ubin-ubin bergetar
Mawar layu, enggan lagi mekar.
Terlihat bocah kehausan
menyedot embun fajar
dalam matanya terlihat samudera ketakutan,
ketiadaannya masa depan.
Lantas apa yang bisa ia bayangkan?
Bertanya pada kesedihan tanah air
mengapa dunia mengemut nisan?
Tetapi jawabannya terkubur dalam argumen orang pintar.
yang ada di atas mimbar
yang ada di meja bundar
yang ada di kamera tv orang kekar
yang ada di air comberan!
Di mana kita bisa tidur? Sedangkan kebohongan itu selalu ada: dimana-mana!
Di bawah atap-atap emas
Surat-surat keluhan dibaca sambil tertawa
sambil memakan daging-daging saudara.
Berduka kita kini di sini,
ketika bayangan mengikat kita di kelam sunyi
tanpa musik klasik dan sebuah dasi.
Berduka kita kini di sini,
saat lihat bocah compang-camping
main kejaran dengan trotoar.
Berduka kita kini di sini,
melihat politik-politik negeri dianggap remeh
bagai dongeng sebelum tidur orang-orang di kardus usang.
Dalam buku-buku pelajaran
terdengar sayup-sayup kata: Apa arti tut wuri handayani?
Jika guru hanya ingin menerima gaji
bukan mengabdi!
Di jalanan, orang miskin bergelantungan
di spanduk pemilu dan visi misi.
Berduka kita kini di sini,
dianggap ilegal di negeri sendiri.
Bogor, 24 Agustus 2017


Mohammad Ikhsan Firdaus
Nama Pena    : M I Firdaus
Tempat, Tanggal Lahir  : Bogor, 30 Oktober 2002
Alamat  : Jl. Cikopo Selatan Kp. Pasir Kaliki Rt 03/06 Ds. Sukamaju Kec. Megamendung Kab. Bogor 16770
Sekolah    : SMAN 1 MEGAMENDUNG
Karya     : Puisi, Anekdot, Dan Haiku

Jumat, 19 Januari 2018

Naafi’ Fitriani Sri Sundari dalam Indonesia Lucu

Naafi’ Fitriani Sri Sundari

SEKEDAR MIMPI

Indonesia …
Negaraku ya Negeriku
Subur tanahmu
Makmur harusnya rakyatmu
Adil semestinya pemerintahanmu
Sederhana wajibnya gaya hidupmu
Tanpa keluhan kemiskinan dimana-mana
Tiada perkelahian antar suku bangsa
Namun, kenapa semua menjadi lelucon
Seperti kompetisi stand up comedy
Sederhana tetapi menggelikan
Sungguh
Indonesia ….
Mau dibawa kemana negeriku ini?
Mau dibikin kayak apa negeriku ini?
Seperti dagelan yang mengundang tawa cekakan
Seperti cerita sinetron menarik di awal, hilang di tengah perjalanan
Drama apalagi yang sedang engkau mainkan
Sandiwara apalagi yang sedang engkau rencanakan
Indonesia bak zamrud khatulistiwa
Berangkai dari Sabang sampai Merauke
Indah menawan bila dipandang
Hijaunya hutanmu
Birunya lautmu
Namun semua hanya fatamorgana
Di antara ada dan tiada
Indonesia ….
Namamu harum bak harumnya bunga kesturi
Naafi’ Fitriani Sri Sundari
Namun sayang semua hanya sekedar mimpi




Naafi’ Fitriani Sri Sundari

SIAPA SIH INDONESIA NEGERIKU?

Siapa sih yang tidak kenal dengan Indonesia negeriku?
Terkenal dari tempo dulu
Jajaran pulaunya membuat semua orang terpaku
Jutaan bahkan milyaran bahan baku
Tersimpan bersama batu beku

Siapa sih yang tidak kenal dengan Indonesia negeriku?
Pertama kali membayangkan rempah-rempahmu
Belanda, Inggris, Portugis bahkan Jepang tertarik untuk itu
Mereka merelakan uang bahkan nyawa tertukar dengan Indonesia negeriku
Mereka bersikeras dan bertempur saling mengadu

Siapa sih yang tidak kenal dengan Indonesia negeriku?
Negeri yang disetarakan dengan untaian zamrud
Terukir indah di setiap kalbu
Setiap orang ingin datang padamu
Meski hanya sekedar menghampirimu

Siapa sih yang tidak kenal dengan Indonesia negeriku?
Kekayaan lautmu tidak perlu diragu
Dari ikan teri sampai ikan hiu
Dari alga merah sampai alga biru
Tak satupun yang bisa menyamaimu

Siapa sih yang tidak kenal dengan Indonesia negeriku?
Gunung-gunungmu menjulang tinggi bagaikan tugu
Dari Leuser sampai Irau
Seharusnya aku mengenalmu wahai negeriku
Namun aku malah tidak tahu

Naafi’ Fitriani Sri Sundari dilahirkan pada tanggal 03 Oktober 2004 di Sintang, Kalimantan Barat. Putri pertama dari dua bersaudara. Merupakan putri dari pasangan bapak Sukino, S.Ag., M.Ag dan Ibu Saumi Setyaningrum, S.Pd., M.Si.
Latar belakang pendidikan : Sekolah Dasar diselesaikan di SDN 06 Kota Pontianak pada tahun 2016 dilanjutkan di MTs Negeri I Pontianak serta sekarang duduk di kelas VIII.
Buku kumpulan cerpen dengan judul: “Apa Itu Favourite?” merupakan buku pertama Naafi’ yang berhasil diselesaikan dan diterbitkan pada tahun 2017. Naafi’ aktif di kegiatan PMR di MTs Negeri I Pontianak Kalimantan Barat.
Hobby utama Naafi’ adalah membaca semua buku fiksi (komik anak-anak, buku cerita, puisi maupun pantun) dan menulis apa yang ingin Naafi’ tulis.
Alamat lengkap: Jl. H. Rais A.Rahman Gg. Keluarga No. 48 A Sei Jawi Dalam Pontianak Barat Kota Pontianak Kalimantan Barat. Hp yang bisa dihubungi: Sukino (085822189683) atau Saumi (085822039749).

Kamis, 18 Januari 2018

Tarni Kasanpawiro dalam Indonesia Lucu

Tarni Kasanpawiro, Lahir di Kebumen 01 Desember 1971, Suka menulis puisi dan cerpen sejak bangku SMP, hobby menari. Beberapa puisinya tergabung dalam antologi puisi bersama "Pinangan(Dapur Sastra Jakarta) , Mendekap Langit(Gempita Biostory) dan Puisi Menolak Korupsi jilid 2. Tinggal di Perumahan Taman Wanasari Indah Blok B 03 No 03 Rt 09 Rw 08 Kel. Wanasari Kec. Cibitung Bekasi Jawa Barat Kode Pos 17520

Tarni Kasanpawiro


Berebut Piring,

Jari saling tuding
Gigi menjelma taring
Semua terlihat miring
Saling berebut paling

Kaki dihentak-hentak
Injak-menginjak diinjak
Kecebong bukan lagi bayi katak
Terlahir dari kumpulan dahak

Bumi tak lagi bulat
Langit kehilangan atap
Tuhankulah yang paling kuat
Bukan, tuhankulah yang terkuat

Kamu salah, tidak
Kamu yang salah
Lihat tuhanku berwarna merah
Lihat tuhanku berwarna hijau
Lihat tuhanku berwarna kuning
Lihat tuhanku berwarna biru
Apakah tuhan kita beda
Entahlah

Lidah telah kehilangan rasa
Tuli telinga buta sebelah mata
Tapi tak satupun ada yang merasa
Seakan semuanya sempurna

Inilah dunia kita
Tempat yang terlihat indah
Namun penuh dengan sampah
Berebut gelas dan piring pecah
Dari sebab lapar dahaga
Yang tak pernah ada habisnya

Bekasi 14 September 2017
Tkp.


Tarni Kasanpawiro
DARI SUDUT BERANDA

Aku takut bicara walau tanpa suara
Karena dinding tak hanya bermata tapi juga bertelinga
Kini kata bisa menjelma apa saja
Bunga yang indah, pisau yang tajam bahkan binatang pemangsa
Aku terkurung di dapur dengan pisau di tangan
Apa yang bisa aku lakukan

Sementara di luar sana
Lembaga swadaya masyarakat tak lagi ramah
Para preman berlomba menjadi penguasa
Menang kalah adalah pesta, berebut jatah
Hukum telah berubah menjadi rimba
Jarah menjarah adalah biasa
Tangisku kering sudah air mata
Memikirkan nasib generasi selanjutnya
Jika kita saja tak mampu menghalau gelombang kata
Bagaimana nanti dengan anak cucu kita
Oh cinta tetaplah bersemayam dalam dada
Aku ingin sejenak mendinginkan rasa

Bekasi, 19 Januari 2017, Lahir di Kebumen 01 Desember 1971, Suka menulis puisi dan cerpen sejak bangku SMP, hobby menari. Beberapa puisinya tergabung dalam antologi puisi bersama "Pinangan(Dapur Sastra Jakarta) , Mendekap Langit(Gempita Biostory) dan Puisi Menolak Korupsi jilid 2. Tinggal di Perumahan Taman Wanasari Indah Blok B 03 No 03 Rt 09 Rw 08 Kel. Wanasari Kec. Cibitung Bekasi Jawa Barat Kode Pos 17520

Tarni Kasanpawiro


Berebut Piring,

Jari saling tuding
Gigi menjelma taring
Semua terlihat miring
Saling berebut paling

Kaki dihentak-hentak
Injak-menginjak diinjak
Kecebong bukan lagi bayi katak
Terlahir dari kumpulan dahak

Bumi tak lagi bulat
Langit kehilangan atap
Tuhankulah yang paling kuat
Bukan, tuhankulah yang terkuat

Kamu salah, tidak
Kamu yang salah
Lihat tuhanku berwarna merah
Lihat tuhanku berwarna hijau
Lihat tuhanku berwarna kuning
Lihat tuhanku berwarna biru
Apakah tuhan kita beda
Entahlah

Lidah telah kehilangan rasa
Tuli telinga buta sebelah mata
Tapi tak satupun ada yang merasa
Seakan semuanya sempurna

Inilah dunia kita
Tempat yang terlihat indah
Namun penuh dengan sampah
Berebut gelas dan piring pecah
Dari sebab lapar dahaga
Yang tak pernah ada habisnya

Bekasi 14 September 2017
Tkp.


Tarni Kasanpawiro
DARI SUDUT BERANDA

Aku takut bicara walau tanpa suara
Karena dinding tak hanya bermata tapi juga bertelinga
Kini kata bisa menjelma apa saja
Bunga yang indah, pisau yang tajam bahkan binatang pemangsa
Aku terkurung di dapur dengan pisau di tangan
Apa yang bisa aku lakukan

Sementara di luar sana
Lembaga swadaya masyarakat tak lagi ramah
Para preman berlomba menjadi penguasa
Menang kalah adalah pesta, berebut jatah
Hukum telah berubah menjadi rimba
Jarah menjarah adalah biasa
Tangisku kering sudah air mata
Memikirkan nasib generasi selanjutnya
Jika kita saja tak mampu menghalau gelombang kata
Bagaimana nanti dengan anak cucu kita
Oh cinta tetaplah bersemayam dalam dada
Aku ingin sejenak mendinginkan rasa

Bekasi, 19 Januari 2017

Siti Faridah dalam Indonesia Lucu

Siti Faridah, saya di lahirkan di kota kecil yaitu Tasikmalaya pada tanggal 08 Februari 1999 dikamar paling depan sebuah rumah sakit tua. Saya tinggal di Ciamis dan sekarang menetap di Semarang untuk melanjutkan studi S1-ku di Universitas Negeri Semarang jurusan Ilmu Hukum. Motto hidup saya adalah “merendahlah sebelum meroket” kata ini memiliki makna yang sangat luas dimata saya, berikut puisi di Indonesia Lucu :
Lucu, Tapi Bukan Untuk Jadi Bahan Tertawaan

Lucunya negeri ini
Hukum hidup seperti alang-alang liar
Bebas tak beraturan
Seakan akan berada ditangan penguasa
Para kuasa lah yang menciptakan hukum dan keadilan
Sungguh tidak adil bukan ?
Kaum lemah hanya bisa diam
Diam dalam seribu bungkam
Seakan jadi permainan para penguasa
Kenyataan ini berkembang dengan adagium
“hukum tumpul ke atas, runcing ke bawah”
Sadis terdengarnya
Namun itu faktanya
Kita tak bisa buat apa apa
Semua mengalir layaknya air yang ada disungai
Tak bisa dihentikan apalagi disendat
Karena itu akan membuatnya rusak
Berantakan
Layaknya negeri ini
Yang lucu
Tapi bukan untuk jadi bahan tertawaan

Denis Hilmawati dalam Indonesia Lucu

Denis Hilmawati Denis Hilmawati ,lahir di Solo 02 Februari 1969.berdomisili di Perumahan Griya Asri Dua Blok H8/ Nomor 25. RT.05/ RW .24. Ds. Sumbejaya. Tambun Selatan . Bekasi 17150 Jawa Barat
Mempunya Hobby yang beraneka,diantaranya adalah, Menulis sastra , travelling dan bernyanyi.
Bisa dihubungi di fb. Denis Hilmawati.
Juga di WA. 085640433546
Atau di Instagram @hilmawatidenis
Juga di email. denisahilsolo@gmail.com
Buku Antologi Bersama yangpernah diikuti Denis Hilmawati diantaranya adalah
Haiku Indonesia
Sonian
Kitab Karmina Indonesia
Seribu Wajah Ambarawa
Menyemai Ingat Menuai Hormat
Puisi SakkarepmuBersama Penyair Mbeling Indonesia
Untuk Jantung Perempuan bersama Ewith Bahar
Cemara Cinta
Memo Anti Teroris
Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak

Berikut puisinya yg bagus di Indonesia Lucu

MARI BEKERJA DI LUAR NEGERI
Pesona bekerja di Manca Negara
Membuat mata lebar terbuka
Membayangkan tebalnya fulus semata
Untuk mewujudkan mimpi membangun Istana di Desa

Bagaimanapu caranya harus terlaksana
Tanpa bekal ilmu dan ketrampilan yang memadai
Menjadi Tenaga Kerja Gelap pun tiada peduli lagi
Yang penting bisa bekerja di Luar Negeri

Menumpang Perahu tanpa dilengkapi Dokumentasi
Para calon Tenaga Kerja mudah dikelabui
Bukan pekerjaan yang didapatkan
Perdagangan manusia illegal yang di transaksikan

Wahasil Kerja setengah mati bahkan sampai mati
Tidak menerima Upah seperti yang di harapkan
Bahkan siksaan dan hinaan menjadi sajian harian
Hilangnya organ tubuh vital dan pelecehan seksual pasti dilakukan

Mari Bekerja di Luar Negeri,Dipulangkan dengan paksa tanpa ada honornya
Jiwa raga pun telah sengsara, Apakah kamu akan menjadi korban berikutnya?
Bekasi , 01 Januari 2018. Denis Hilmawati

Sang Agni Bagaskoro dalam Indonesia Lucu

Sang Agni Bagaskoro ,Sang Agni Bagaskoro, Jenis Kelamin : Laki - Laki
Jl. C. Simanjuntak no. 193 GK/V,
Terban, Yogyakarta,Tempat Lahir : Medan,Tanggal Lahir : 10 Oktober 1995,
Berikut puisinya di Indonesia Lucu :

ORANG – ORANG YANG SEDANG KERACUNAN OMONG KOSONG
Memerintah tanpa akal,
diperintah paling pantang.
Menjadikan budi pekerti dalam bentuk fisik sebagai alat penghakiman,
Terhadap orang-orang tak berdosa.

Bakat berbohong sudah dilatih semenjak bibir pandai berbisik,
Bakat menghujat sudah diasah semenjak mulut pandai meludah.
Kami adalah orang-orang di luar lingkaran,
Menjadikan kemunafikkan sebagai santapan.

Tanpa ada maksud, merendahkan orang lain hanya atas dasar kebahagiaan.
Melacurkan fikiran sebagai cara hidup dalam kemewahan.
Lalu tanpa sadar... Hati-hati telah menjadi batu yang terbenam dalam lautan kepercayaan,
Sopan santun adalah cara satu satunya agar keberadaanmu dihargai.

Manusia telah hidup dalam lingkaran-lingkaran yang mereka buat sendiri.
Dan harus segera memutuskan apakah berada di dalam atau diluar lingkaran.
Membatasi diri yang seharusnya tidak perlu dibatasi.
Semua karena ketidakseimbangan antara akal dan hati.

F. Chaidir Qurrota A'yun dalam Indonesia Lucu

F. Chaidir Qurrota A'yun
Fajar Chaidir Qurrota A’yun, lahir di Jakarta tanggal 23 Agustus 1993, bertempat tinggal di Perumahan Graha Bakti Kodam Jaya, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, memiliki background pendidikan, MI Bidayatussabiyl Cikarang Kota, MTS YAPINK Tambun Selatan, SMK Bina Karya 1 Karawang dan saat ini sedang melanjutkan studi di STAI Haji Agus Salim Cikarang jurusan Pendidikan Agama Islam. Penulis memiliki hobi: membuat Puisi (sejak masa SMK kelas dua), memainkan alat musik, dan membuat lagu. Alamat Facebook penulis bisa dicari dengan: Fajar Chaidir Qurrota A’yun,

Berikut puisinya di Indonesia Lucu

NEGERI CEKIKIKAN

Negeri kita tempat kuntilanak.
Tawanya bikin hati terbelalak.

Digelar pertunjukan tukang lawak.
Panggung megah para pelawak.
mereka aktor dan penonton,
Menertawai diri sendiri.

Sementara didekatku,
Orang lebih suka menangis daripada tertawa.
Lebih suka marah daripada bersantai-ria.

Aku mencium perbedaan:
Di depan istana pemerintahan.
Di dalam kota, sesak pembangunan.

Jika tuan dalam ruangan tertawa,
Mereka diluar berkeluh-kesah,
Jika tuan di dalam makan-makan,
Perut mereka keroncongan.
Bila tuan di dalam tertawa, hahaha,
Mereka keluar air mata.
Kalau tuan di dalam berdasi sutra,
Mereka pakai kaos yang tak pernah disetrika.
Bila tuan-tuan tidur nyenyak,
Mereka sesak di dalam kontrakan sepetak.
Dan apabila tuan kedinginam di AC
Mereka telanjang dada membuka jendela.
Jika tuan-tuan gajinya lancar, besar,
Mereka masih menggamit ijazah di kepal tangannya.
Jika tuan-tuan di dalam sehat,
Anak mereka tumornya kumat.
Jika tuan-tuan korupsi tak diadili,
Mereka hanya menonton di televisi sambil hati jadi sensi.
karena baru saja terdengar kabar,
Maling Ampli yang dibakar.

Tuan, terus tertawa.
Aku dan mereka takut kemiskinan juga.
Tuan ini Orang pintar,
Tapi sayang tidak benar.
Tuan ini orang terdidik,
Tapi tak suka hal yang bajik.

Bekasi, 21 Oktober 2017

Fian N dalam Indonesia Lucu

Fian N adalah nama lain dari Fian Nggoa. Lahir antara kabut dan tanah basah awal bulan terakhir 03 Desember 1995 pada sebuah desa yang bernama Olakile

Berikut puisinya di Indonesia Lucu

Ketika Ibu Tidak Pulang Semalam

di rumah sendiri merasa seperti tamu saat ibu belum pulang
adik menangis mencari air susu yang dibawa ibu
kakak gantikan saja dengan susu dancow
ternyata adik terus saja menangis sebab rasa tak sama
ibu belum juga pulang
adik masih saja menangis
beras belum jadi bubur
kakak gantikan saja dengan bubur sum
ternyata adik terus saja menangis sebab sudah ada bau mesin canggih
ibu belum juga pulang
adik masih saja menangis
kakak coba membuka hiburan di tivi
ternyata adik terus saja menangis sebab itu bukan suara ibu
ibu belum juga pulang
adik masih saja menangis

Flores, 2017

Gilang Teguh Pambudi dalam Indonesia Lucu

Gilang Teguh Pambudi lahir di Curug Sewu Kendal, Jawa Tengah. Tetapi menghabiskan masa remajanya di Sukabumi, Jawa Barat. Lalu setelah bekerja dan berkeluarga di Bandung sempat berdomisili di Bandung, Purwakarta, dan Jakarta. Terutama karena tugas sebagai penyiar dan manajer Radio. Menulis di koran sejak kelas 1 SMA. Puisinya terkumpul dalam beberapa buku antologi bersama, selain antologi sendiri.

Berikut puisinya di Indonesia Lucu

TERNYATA KITA BUTUH

ternyata kita butuh kecerdasan
dan kedewasaan sosial
kata tikus yang mencuri kelapa
dan ular yang meninggalkan bisa pada korbannya

ternyata kita butuh kecerdasan
dan kedewasaan ekonomi
kata beruang yang bertapa
depan perapian sampai mati kelaparan
kata harimau yang menghabiskan
sisa makan siangnya
di tengah kerabatnya
yang juga mati kelaparan
ternyata kita butuh kecerdasan
dan kedewasaan beragama
kata kadal gurun
yang memahami suhu panas
tetapi lupa pemangsa dan janji Tuhannya
kata srigala malam
yang melupakan kasih sayang bulan
ternyata kita butuh kecerdasan
dan kedewasaan berpendidikan
kata induk elang
yang menipu anak itik
sebelum memangsanya
ternyata kita butuh kecerdasan
dan kedewasaan bernegara dan berbangsa
kata sekelompok burung jalak
dalam suatu perjalanan cinta
yang melupakan nasib kelompok
dan nasib setiap perut anggotanya
sementara paruhnya bernyanyi-nyanyi saja
tentang keadilan hukum dalam berbangsa
ternyata kita butuh kecerdasan
dan kedewasaan hidup bersama alam
kata anjing lewat
yang mengencingi tembok-trmbok
menimbulkan bau tak sedap
kata seekor macan
yang merusak sarang pipit
dengan ujung cakarnya
kata sekawanan gajah
yang menginjak-injak kebun sayuran
kata gergaji besi
yang menumbangkan pohon-pohon
ternyata kita butuh kecerdasan dan kedewasan berbahasa
kata seekor kelinci yang sangat lucu
yang tidak mau mengerti
maksud setiap kalimat
dalam kitab suci
kata seekor ayam
yang bulunya dipakai
mencoret-coret sajak
kata kuntilanak
yang diatas pohon
entah menyanyi,
menangis atau menghina

Kemayoran, 07112017

Heru Muguarso dalam Indonesia Lucu

HERU MUGIARSO, lahir di Purwodadi Grobogan lima puluh enam tahun yang lalu. Berkiprah di dunia penulisan sastra sejak masih remaja sekitar tahun 1975. Tulisannya berupa puisi, esai, kritik dan cerita pendek pernah di muat di berbagai majalah dan surat kabar nasional dan daerah antara lain Horison, Republika, Media Indonesia, Jawa Pos , Suara Merdeka, Solo Pos, Littera, Hysteria, Radar Banjarmasin dan sebagainya . Prestasi yang pernah diraih adalah penghargaan Komunitas Sastra Indonesia Award 2003 dari yayasan Komunitas Sastra Indonesia sebagai penyair terbaik.Salah satu puisinya masuk dalam 100 Puisi Indonesia Terbaik dan masuk dalam nominasi penerima anugerah sastra Pena Kencana tahun 2008.Buku antologi puisi tunggalnya TILAS WAKTU (2011) yang diluncurkan pada temu sastra internasional NUMERA ( Padang, 2012) masuk dalam katalog perpustakaan YaleUniversity ,Cornell University serta University of Washington Amerika Serikat. Antologi bersama esai dan puisinya menjadi koleksi Universitas Hamburg Jerman. Namanya masuk dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (Yayasan Hari Puisi , 2017). Antologi puisi tunggal keduanya telah terbit dengan judul LELAKI PEMANGGUL PUISI (2017). Di luar itu, ia adalah inisiator gerakan Puisi Menolak Korupsi yang didukung oleh ratusan penyair Indonesia. Sekarang aktif mengelola jurnal sastra dan budaya nasional KANAL yang diterbitkan oleh komunitas sastra Simpang 5 Semarang. Sehari hari bekerja sebagai pengajar pada Universitas Negeri Semarang.

Berikut puisinya di Indonesia Lucu

SURAT TERBUKA UNTUK PENGUASA
NEGARA SARAT LELUCON

Aku tulis surat terbuka
Agar tidak ada rahasia di antara kita
Bahwa tanpa kalian sembunyikan
Semua orang tahu bahwa birokrasi negeri ini
Sarat dengan kekuasaan maling

Jika kalian takut mengembat uang rakyat
Maka strateginya yang diubah agar kelihatan lebih sopan
Terapkan perdagangan jabatan
Jika kalian takut dikatakan korupsi
Maka gencarkanlah persembahan upeti

Mencuri kebenaran lewat berbagai kebohongan
Mencuri keadilan lewat berbagai akal-akalan
Menjadi modus yang beruratakar dan membudaya
Dalam sistem negara yang konon lebih dari tujuh puluh tahun merdeka.

Lalu apa arti kemerdekaan
Jika hingga kini kita tak mampu merawat kejujuran
Apalagi mengasuh keadilan?

Di negara lelucon di mana para maling berkuasa
Duit telah jadi dewa dan tuhannya
Kebohongan satu dibungkus dengan kebohongan lain
Dengan rapinya.

Di negara lelucon di mana para maling berjaya
Suap dan upeti adalah jalan menuju kekuasaan
Dan membeli suara rakyat
Lalu setelah berkuasa
Mereka bernafsu untuk mencari gantinya
Karena tidak ada makan siang yang gratis
Semua telah terkalkulasi dengan rapi
Untung rugi dan balik modal

Omong kosong idealisme jika para penguasa adalah pedagang
Yang bernafaspun sudah bermuatan ekonomis
Maka jabatan dalam penguasaanyapun juga barang dagangan
Yang siap diperjualbelikan dan dilelang

Aku tulis surat terbuka
Agar semua membuka mata
Ada yang ganjil di sekitar kita
Namun kita semua memilih diam tak berkata-kata
Atau jangan-jangan, jika kita bukan penguasa
Kita juga adalah pelaku yang melancarkan
Tipu muslihat mereka
Dengan alasan terpepet keadaan
Untuk sebuah kepentingan

dan akankah kau tambah lagi
daftar kelucuan
di sebuah negeri sarat lelucon ini?

Khoerun Nisa dalam Indonesia Lucu

Khoerun Nisa
Nama : Khoerun Nisa
Tempat, Tanggal lahir : Tegal, 30 Juli 1999
Alamat : Jl.melati 01, No.15, Dukuh jati kidul, Pangkah, Tegal,

Berikut Puisinya di Indonesia Lucu :


Cinta zaman New
Perjalanan masa
Mengikuti perubahan
Berkembangnya cinta
Cinta dalam pegangan layar
Jadikan pendamping hati
Dalam sisi keadaan
Layar yang terfokuskan
Tersenyum geli
Rasa salahmengartikan
Cinta bertemu dalam layar
Pertemuan sebelah bagian
Hanya luar yang terpandang
Dengan rayuan gombal
Dijadikan sebuah percintaan
Cinta dimana-mana
Tinggal sentuh dan kata rayuan
Teknologi jadi perjodohan
Dalam dunia cinta

Panggilan bukan saatnya
Aku mencintaimu
Rayuan menggodaku
Panggilanmu merasuk tubuhku
Ayah bunda itulah yang kau inginkan
Kuberfikir sejenak ....
Kau sangat sayang padaku
Emang siapa dirimu
Kita belum menikah
Udah ayah bunda!

Tajuddin Noor Ganie dalam Indonesia Lucu

Tajuddin Noor Ganie
Tajuddin Noor Ganie (TNG), lahir di Banjarmasin, 1 Juli 1958. Sarjana S.1 PBSID STKIP PGRI Banjarmasin (2002) dan Sarjana S.2 FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin (2005). Pensiunan ASN Dinas Tenaga Kerja Provinsi Kalimantan Selatan (2016). Dosen PBSID STKIP PGRI Banjarmasin dengan banyak mata kuliah, antara lain Penulisan Kreatif Sastra, dan Penelitian Sastra dan Pengajarannya.
Mulai menulis puisi, cerpen, dan esei sastra sejak tahun 1980. Antologi puisi yang sudah terbit adalah Bulu Tangan (Tuas Media Publisher, Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kalsel, 2012), dan Perahu Ilalang (FAM Publisihing, Pare, Kediri, 2016). Sering diundang baca puisi dan sebagai pembicara untuk topik-topik menulis karya sastra, kajian sastra, sejarah sastra, sastra Banjar, budaya Banjar, dan folklor Banjar dalam pertemuan ilmiah di kampus-kampus dan di luar kampus di kota Banjarmasin, Surabaya, Solo, dan kota-kota besar lainnya di tanah air.
Penerima Anugerah Pemuda Pelopor Bidang Sastra dari Menteri Negera Pemuda dan Olahraga (Ir. H. Akbar Tanjung, 1991), Hadiah Seni Bidang Sastra dari Gubernur Kalsel (Ir. H. Gusti Hassan Aman, 1998), Anugerah Astraprana sebagai Sastrawan Banjar dari Kesultanan Banjar (Sultan Haji Khairul Salleh Al Mu’tashim Billah, 2014), Anugerah Budaya dari Gubernur Kalsel (Drs. H. Rudy Ariffin, MM, 2014), Sastrawan Kalsel Berprestasi dari Walikota Banjarbaru (Drs. H. Ruzaidin Noor, 2014), dan Penghargaan Seni Kota Banjarmasin untuk bidang Seni Sastra (H. Muhidin, 2015) .

Berikut puisinya di
INDONESIA LUCU:

KASUS KEBUN SAWIT

Di sebuah kabupaten di Indonesia
(Namanya sengaja disamarkan)
Kebun sawit terbentang
beratus ribu hektar luasnya
Atas nama sawit hutan rawa
dibabat dengan semena,
Pak Bupati pasti mengetahuinya

Tanahnya diolah pengusaha
dengan cara dibakar sesukanya
asap bakaran hutan rawa
membubung naik ke angkasa raya
bergumpal-gumpal jadi satu
membentuk kabut asap yang pekat
dan sangat sengak baunya
berhari-hari, berminggu-minggu
bahkan berbulan-bulan
kampung-kampung tertutup kabut pekat
kota-kota tertutup kabut pekat
jalan-jalan tertutup kabut pekat
bandara tertutup kabut pekat
pelabuhan tertutup kabut pekat
Tiap hari bernafas terasa berat.
Maklumlah yang dihirup adalah
udara bercampur asap pekat

Pak Bupati pasti tahu karena beliau juga
menghirup udara yang sama, udara yang
dihirup oleh segenap rakyatnya, tanpa kecuali
yang bermukim di wilayah pemerintahannya
dari hulu ke hilir


Pak Bupati pasti tahu
karena rumah dinasnya
juga dikurung kabut pekat
Selama berhari-hari,
berminggu-minggu,
bahkan berbulan-bulan

Tiap hari panen sawit
Tiap hari sawit diolah jadi minyak di pabrik
Tapi lucunya tak bermakna apa-apa
Tak membuat rakyat jadi makmur rupanya

Lihatlah, publikasi data Biro Pusat Statistik
yang dibacakan Bapak Presiden tadi pagi
Kabupaten dimaksud termasuk
dalam daftar daerah miskin di Indonesia

Namun, sangatlah mengherankan
(baca sangat lucunya)
Pak Bupati masih tetap “dicintai” rakyatnya
Terbukti beliau terpilih lagi untuk masa jabatan lima tahun kedua

Banjarmasin, 29 Oktober 2017