TEKS SULUH


Kamis, 18 Januari 2018

Tarni Kasanpawiro dalam Indonesia Lucu

Tarni Kasanpawiro, Lahir di Kebumen 01 Desember 1971, Suka menulis puisi dan cerpen sejak bangku SMP, hobby menari. Beberapa puisinya tergabung dalam antologi puisi bersama "Pinangan(Dapur Sastra Jakarta) , Mendekap Langit(Gempita Biostory) dan Puisi Menolak Korupsi jilid 2. Tinggal di Perumahan Taman Wanasari Indah Blok B 03 No 03 Rt 09 Rw 08 Kel. Wanasari Kec. Cibitung Bekasi Jawa Barat Kode Pos 17520

Tarni Kasanpawiro


Berebut Piring,

Jari saling tuding
Gigi menjelma taring
Semua terlihat miring
Saling berebut paling

Kaki dihentak-hentak
Injak-menginjak diinjak
Kecebong bukan lagi bayi katak
Terlahir dari kumpulan dahak

Bumi tak lagi bulat
Langit kehilangan atap
Tuhankulah yang paling kuat
Bukan, tuhankulah yang terkuat

Kamu salah, tidak
Kamu yang salah
Lihat tuhanku berwarna merah
Lihat tuhanku berwarna hijau
Lihat tuhanku berwarna kuning
Lihat tuhanku berwarna biru
Apakah tuhan kita beda
Entahlah

Lidah telah kehilangan rasa
Tuli telinga buta sebelah mata
Tapi tak satupun ada yang merasa
Seakan semuanya sempurna

Inilah dunia kita
Tempat yang terlihat indah
Namun penuh dengan sampah
Berebut gelas dan piring pecah
Dari sebab lapar dahaga
Yang tak pernah ada habisnya

Bekasi 14 September 2017
Tkp.


Tarni Kasanpawiro
DARI SUDUT BERANDA

Aku takut bicara walau tanpa suara
Karena dinding tak hanya bermata tapi juga bertelinga
Kini kata bisa menjelma apa saja
Bunga yang indah, pisau yang tajam bahkan binatang pemangsa
Aku terkurung di dapur dengan pisau di tangan
Apa yang bisa aku lakukan

Sementara di luar sana
Lembaga swadaya masyarakat tak lagi ramah
Para preman berlomba menjadi penguasa
Menang kalah adalah pesta, berebut jatah
Hukum telah berubah menjadi rimba
Jarah menjarah adalah biasa
Tangisku kering sudah air mata
Memikirkan nasib generasi selanjutnya
Jika kita saja tak mampu menghalau gelombang kata
Bagaimana nanti dengan anak cucu kita
Oh cinta tetaplah bersemayam dalam dada
Aku ingin sejenak mendinginkan rasa

Bekasi, 19 Januari 2017, Lahir di Kebumen 01 Desember 1971, Suka menulis puisi dan cerpen sejak bangku SMP, hobby menari. Beberapa puisinya tergabung dalam antologi puisi bersama "Pinangan(Dapur Sastra Jakarta) , Mendekap Langit(Gempita Biostory) dan Puisi Menolak Korupsi jilid 2. Tinggal di Perumahan Taman Wanasari Indah Blok B 03 No 03 Rt 09 Rw 08 Kel. Wanasari Kec. Cibitung Bekasi Jawa Barat Kode Pos 17520

Tarni Kasanpawiro


Berebut Piring,

Jari saling tuding
Gigi menjelma taring
Semua terlihat miring
Saling berebut paling

Kaki dihentak-hentak
Injak-menginjak diinjak
Kecebong bukan lagi bayi katak
Terlahir dari kumpulan dahak

Bumi tak lagi bulat
Langit kehilangan atap
Tuhankulah yang paling kuat
Bukan, tuhankulah yang terkuat

Kamu salah, tidak
Kamu yang salah
Lihat tuhanku berwarna merah
Lihat tuhanku berwarna hijau
Lihat tuhanku berwarna kuning
Lihat tuhanku berwarna biru
Apakah tuhan kita beda
Entahlah

Lidah telah kehilangan rasa
Tuli telinga buta sebelah mata
Tapi tak satupun ada yang merasa
Seakan semuanya sempurna

Inilah dunia kita
Tempat yang terlihat indah
Namun penuh dengan sampah
Berebut gelas dan piring pecah
Dari sebab lapar dahaga
Yang tak pernah ada habisnya

Bekasi 14 September 2017
Tkp.


Tarni Kasanpawiro
DARI SUDUT BERANDA

Aku takut bicara walau tanpa suara
Karena dinding tak hanya bermata tapi juga bertelinga
Kini kata bisa menjelma apa saja
Bunga yang indah, pisau yang tajam bahkan binatang pemangsa
Aku terkurung di dapur dengan pisau di tangan
Apa yang bisa aku lakukan

Sementara di luar sana
Lembaga swadaya masyarakat tak lagi ramah
Para preman berlomba menjadi penguasa
Menang kalah adalah pesta, berebut jatah
Hukum telah berubah menjadi rimba
Jarah menjarah adalah biasa
Tangisku kering sudah air mata
Memikirkan nasib generasi selanjutnya
Jika kita saja tak mampu menghalau gelombang kata
Bagaimana nanti dengan anak cucu kita
Oh cinta tetaplah bersemayam dalam dada
Aku ingin sejenak mendinginkan rasa

Bekasi, 19 Januari 2017