Sang Agni Bagaskoro ,Sang Agni Bagaskoro, Jenis Kelamin : Laki - Laki
Jl. C. Simanjuntak no. 193 GK/V,
Terban, Yogyakarta,Tempat Lahir : Medan,Tanggal Lahir : 10 Oktober 1995,
Berikut puisinya di Indonesia Lucu :
ORANG – ORANG YANG SEDANG KERACUNAN OMONG KOSONG
Memerintah tanpa akal,
diperintah paling pantang.
Menjadikan budi pekerti dalam bentuk fisik sebagai alat penghakiman,
Terhadap orang-orang tak berdosa.
Bakat berbohong sudah dilatih semenjak bibir pandai berbisik,
Bakat menghujat sudah diasah semenjak mulut pandai meludah.
Kami adalah orang-orang di luar lingkaran,
Menjadikan kemunafikkan sebagai santapan.
Tanpa ada maksud, merendahkan orang lain hanya atas dasar kebahagiaan.
Melacurkan fikiran sebagai cara hidup dalam kemewahan.
Lalu tanpa sadar... Hati-hati telah menjadi batu yang terbenam dalam lautan kepercayaan,
Sopan santun adalah cara satu satunya agar keberadaanmu dihargai.
Manusia telah hidup dalam lingkaran-lingkaran yang mereka buat sendiri.
Dan harus segera memutuskan apakah berada di dalam atau diluar lingkaran.
Membatasi diri yang seharusnya tidak perlu dibatasi.
Semua karena ketidakseimbangan antara akal dan hati.
Jl. C. Simanjuntak no. 193 GK/V,
Terban, Yogyakarta,Tempat Lahir : Medan,Tanggal Lahir : 10 Oktober 1995,
Berikut puisinya di Indonesia Lucu :
ORANG – ORANG YANG SEDANG KERACUNAN OMONG KOSONG
Memerintah tanpa akal,
diperintah paling pantang.
Menjadikan budi pekerti dalam bentuk fisik sebagai alat penghakiman,
Terhadap orang-orang tak berdosa.
Bakat berbohong sudah dilatih semenjak bibir pandai berbisik,
Bakat menghujat sudah diasah semenjak mulut pandai meludah.
Kami adalah orang-orang di luar lingkaran,
Menjadikan kemunafikkan sebagai santapan.
Tanpa ada maksud, merendahkan orang lain hanya atas dasar kebahagiaan.
Melacurkan fikiran sebagai cara hidup dalam kemewahan.
Lalu tanpa sadar... Hati-hati telah menjadi batu yang terbenam dalam lautan kepercayaan,
Sopan santun adalah cara satu satunya agar keberadaanmu dihargai.
Manusia telah hidup dalam lingkaran-lingkaran yang mereka buat sendiri.
Dan harus segera memutuskan apakah berada di dalam atau diluar lingkaran.
Membatasi diri yang seharusnya tidak perlu dibatasi.
Semua karena ketidakseimbangan antara akal dan hati.