TEKS SULUH


Kamis, 18 Januari 2018

Heru Muguarso dalam Indonesia Lucu

HERU MUGIARSO, lahir di Purwodadi Grobogan lima puluh enam tahun yang lalu. Berkiprah di dunia penulisan sastra sejak masih remaja sekitar tahun 1975. Tulisannya berupa puisi, esai, kritik dan cerita pendek pernah di muat di berbagai majalah dan surat kabar nasional dan daerah antara lain Horison, Republika, Media Indonesia, Jawa Pos , Suara Merdeka, Solo Pos, Littera, Hysteria, Radar Banjarmasin dan sebagainya . Prestasi yang pernah diraih adalah penghargaan Komunitas Sastra Indonesia Award 2003 dari yayasan Komunitas Sastra Indonesia sebagai penyair terbaik.Salah satu puisinya masuk dalam 100 Puisi Indonesia Terbaik dan masuk dalam nominasi penerima anugerah sastra Pena Kencana tahun 2008.Buku antologi puisi tunggalnya TILAS WAKTU (2011) yang diluncurkan pada temu sastra internasional NUMERA ( Padang, 2012) masuk dalam katalog perpustakaan YaleUniversity ,Cornell University serta University of Washington Amerika Serikat. Antologi bersama esai dan puisinya menjadi koleksi Universitas Hamburg Jerman. Namanya masuk dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (Yayasan Hari Puisi , 2017). Antologi puisi tunggal keduanya telah terbit dengan judul LELAKI PEMANGGUL PUISI (2017). Di luar itu, ia adalah inisiator gerakan Puisi Menolak Korupsi yang didukung oleh ratusan penyair Indonesia. Sekarang aktif mengelola jurnal sastra dan budaya nasional KANAL yang diterbitkan oleh komunitas sastra Simpang 5 Semarang. Sehari hari bekerja sebagai pengajar pada Universitas Negeri Semarang.

Berikut puisinya di Indonesia Lucu

SURAT TERBUKA UNTUK PENGUASA
NEGARA SARAT LELUCON

Aku tulis surat terbuka
Agar tidak ada rahasia di antara kita
Bahwa tanpa kalian sembunyikan
Semua orang tahu bahwa birokrasi negeri ini
Sarat dengan kekuasaan maling

Jika kalian takut mengembat uang rakyat
Maka strateginya yang diubah agar kelihatan lebih sopan
Terapkan perdagangan jabatan
Jika kalian takut dikatakan korupsi
Maka gencarkanlah persembahan upeti

Mencuri kebenaran lewat berbagai kebohongan
Mencuri keadilan lewat berbagai akal-akalan
Menjadi modus yang beruratakar dan membudaya
Dalam sistem negara yang konon lebih dari tujuh puluh tahun merdeka.

Lalu apa arti kemerdekaan
Jika hingga kini kita tak mampu merawat kejujuran
Apalagi mengasuh keadilan?

Di negara lelucon di mana para maling berkuasa
Duit telah jadi dewa dan tuhannya
Kebohongan satu dibungkus dengan kebohongan lain
Dengan rapinya.

Di negara lelucon di mana para maling berjaya
Suap dan upeti adalah jalan menuju kekuasaan
Dan membeli suara rakyat
Lalu setelah berkuasa
Mereka bernafsu untuk mencari gantinya
Karena tidak ada makan siang yang gratis
Semua telah terkalkulasi dengan rapi
Untung rugi dan balik modal

Omong kosong idealisme jika para penguasa adalah pedagang
Yang bernafaspun sudah bermuatan ekonomis
Maka jabatan dalam penguasaanyapun juga barang dagangan
Yang siap diperjualbelikan dan dilelang

Aku tulis surat terbuka
Agar semua membuka mata
Ada yang ganjil di sekitar kita
Namun kita semua memilih diam tak berkata-kata
Atau jangan-jangan, jika kita bukan penguasa
Kita juga adalah pelaku yang melancarkan
Tipu muslihat mereka
Dengan alasan terpepet keadaan
Untuk sebuah kepentingan

dan akankah kau tambah lagi
daftar kelucuan
di sebuah negeri sarat lelucon ini?