TEKS SULUH


Jumat, 30 Juni 2017

Baca Puisi Sebagai Intertainment

Menghargai Orang Lain Tampil

Mengangkat baca puisi sebagai seni pertunjukan diperlukan evaluasi-evaluasi untuk melihat seberat apa baca puisi dapat diangkat sebagai industri kreatif.
Ketika sebuah event sastra dengan mengundang para penyair yang diselenggarakan sebuah komunitas atau acara tertentu
di agenda acaranya terdapat sesien setiap peserta membaca puisi. Membaca puisi seperti ini, penulis tidak dapat menyimpulkan siapa diantara mereka yang memiliki talenta panggung dengan memiliki nilai jual yang mengundang apresiasi tinggi dari penonton.

Kurangnya apresiasi tersebut dikarenakan peserta adalah pelaku baca puisi itu, sehingga dalam memberi apresiasi pada si pembaca puisi terganggu oleh persiapan dirinya tampil.
Kebiasaan buruk pun terjadi manakala kurang menghargaai apabila ada yang tampil, peserta atau penonton yang ada di ruang itu justru malah asyik ngobrol sendiri. Di luar negeri, Amerika misalnya, penonton itu menghargai siapa yang lagi bicara di panggung, siapa yang lagi tampil di panggung. Dan bukan hal aneh bila banyak acara yang dihadiri tetapi tidak memberi apresiasi pada yang mendapat giliran tampil. Bukti lain kebiasaan ini pada acara-acara seminar dimana pembicara asyik ngomong sendiri dan peserta asyik iseng sendiri. Dan dapat dibayangkan apabila yang tengah berbicara itu kurang menarik.

Pengecualian dalam event lomba baca puisi, penampilan baca puisi lebih dari 20 peserta dalam acara khusus baca puisi tentu tidak sepenuhnya dapat mengapresiasi semua penampilan. Kendalanya masih pada kurangnya menghargai orang lain tampil. Oleh karena itu perlu dievaluasi bagaimana agar khalayak pemirsa tertarik dengan baca puisi baik pembacanya, maupun puisi yang dibawakannya.


Pembaca puisi yang berhasil adalah mereka yang telah memahami dunia panggung. Tak sedikit pembaca puisi yang dinanti tampil karena kepiawaiannya membaca puisi. Apresiasi pun akhirnya banyak dioperoleh dari penonton. Sebut saja misalnya Wayan Jengki Sunarta dan Rusmini adalah pembaca puisi yang menjadikan dirinya bintang di setiap penampilannya.