55.
Nok Ir (Khoiroh)
:
RAMADHAN DI TEPIAN KALI TUNTANG
.
Raut
petang menyungging riang
Bertumpuk
riuh di punggung langit barat
Segumpalan
ingatan berserak di reritisan
Ingin
kulumati kembali raga renta ini
Berbaur
gulat kenang yang kugenggami liat
Nun
lampau, di tepian Kali Tuntang
Hentak
langkah sigap seketika, menghambur surup jelang Ramadhan
Kegembiraan
dhugdheran terbias di raut beliaku
Ketipakketipuk
rebana kembar menggebu, tarian payung kertas pelangi , tetabuh othogothog bambu
ramai bertalu, berseling desingan bumbung bermesiu, warna warni kembang api
melesati tak terperi
Aroma
penganan Kauman makin mengingati
Runyam
bersemayam, menggenangi raut ingatan
Terbawa
hingga tapak pijak rantauan
Euforia
gegap berulangulang
Senja
pungkasan Sya'ban, songsong dhandhang udher segera bertandang
Sambut
Ramadhan melaju datang
Menyusul,
bedhug tambur tertabuh haru , lalu kentongan panjang melengking memanggili
Seantero
jiwa bersorai gembira
Bebunyi
magis, menggelitik lorong ulu waktu
Ornamen
Masjid Agung
Luapan
bentang alunalun
Gambar
jelas jalanan Pecinan
Lintantasan
tikung Kali Tuntang di utaranya Kauman
Menanggul
tinggi hinggi Setinggil Glagah Wangi
Hingga
menembus lingkar Pungkuran, Sampangan, Krapyak, Bintoro hingga Betengan
Satu
persatu lebgkap menyambangi bilik sunyi
Pedih
luka yang tertoreh
Sempurna,
lunas sebagai kenang yang terhibahkan
Abadi
Sepanjang
diri
.
Nok Ir adalah nama pena
yang telah digunakan Hj.Khoiroh dalam tulisannya. Lahir di Demak, JawaTengah
dan saat ini tinggal di Sumenep Jawa
Timur, sebuah kota cantik di ujung pulau Madura yang banyak meriuhkan jiwa
sastranya. Karyanya banyak tergabung dalam Antologi Puisi Bersama antara lain
Dua September, Sajak Embara, Akar Dari Ibu, Mata Hati dan lainnya.Pencapaian
terbaiknya sampai saat ini adalah ketika diminta bergabung dengan 10 Penyair
Perempuan Madura dalam sebuah Antologi
Puisi Perempuan Laut.