38.
Yusran Arifin
RINDUKU
Inilah
ruang perjumpaan termewah
Di
mana segala gairah ditumpah
Dari
pagi ke pagi menjelajah
Di
ruang ini, hanya kau dan aku dalam sesunyi rindu
Duka
dan gembira
Bagai
sampan di lautan yang saling mengikatkan
Inilah
ranjang terpanas, kasur terbasah
Alas
percintaan yang tak pernah tuntas
Inilah
ruang tergarang, di mana dosa-dosa dipanggang
Dengan
lapar dan haus terpanjang
Sedang
jiwa merdeka dari segala fana
Lapar
dan hausku adalah gembiraku
Percik
cahaya langit yang melesat ke dalam diri
Selembar
peta yang membentang ke sorga
Rinduku
padamu, rindu bulan berlayar
Dalam
darah. Dalam ruh
Dengan
mabuk sesungguh-sungguh
Rinduku
padamu, rindu yang bertalu-talu
Seperti
bedug menderu
Di
malam lebaran itu, di dalam jantungku
2017
YUSRAN ARIFIN, Sastrawan
yang lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat. Aktif di Sanggar Sastra Tasik dan
Komunitas Azan. Menulis dalam dua bahasa, bahasa; Indonesia dan Sunda. Menulis
puisi, cerpen, cerbung, feature, esey budaya dan fiksimini. Karyanya dimuat
Horison, Majalah Sagang, Majalah Serapo, Sunda Midang, Majalah Syir'ah, Majalah
Aksara, Jurnal Sajak, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Tribun Jabar, Radar
Tasikmalaya, Kabar Priangan, dsb. Juga termuat dalam puluhan antologi bersama,
antara lain: Negeri Laut (DNP 6, 2015), Negeri Awan (DNP 7, 2016), Tifa
Nusantara 1 dan 2, (Dewan Kesenian Tangerang), Eje Jela ( Dewan Kesenian Kab.
Batola 2016). Disamping menulis, ia bergiat dalam bisnis bordir fashion. Tinggal
di Kota Tasikmalaya.