TEKS SULUH


Jumat, 02 Juni 2017

Aldy Istanzia Wiguna : Zikir Laut



10.Aldy Istanzia Wiguna

Zikir Laut

Ada yang basah ketika asin air mata melekat dalam doa-doa panjang di ujung sana. Menulis lalu menitip kebaikan-kebaikan yang menunjukkan perjalanan pada muasal gelombang yang tetap mengajak kita untuk menziarahi langit yang tiba-tiba mendung. Menyisakan tanda-tanda sederhana tentang ajakan pulang lewat ombak atau tarian-tarian nyiur kelapa yang menepi dalam istirah paling sederhana di sepanjang salawat yang kita senandungkan.

Memukul bedug lalu menggemakan azan pada corong-corong suara di ketinggian mercusuar yang nampak musykil kita gapai. Memeluk lalu membiarkan iqamah mengalun merdu sebelum akhirnya kita benar-benar tegak dalam takbir menggetarkan. Menyusuri rukuk, i’tidal, sujud, tasyahud sampai uluk salam yang membuat bibir ini bergetar. Lalu menyaksikan badai dan ombak menari dalam zikir panjang mereka tentang ketakberhinggaan yang tetap erat menggumamkan suara-suara lain pertanda laut pun bisa berzikir sepertimu.
2017





Aldy Istanzia Wiguna, lahir di Bandung 20 Maret 1991. Telah menyelesaikan pendidikan terakhirnya di jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Idonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bale Bandung. Sehari-hari beraktivitas sebagai guru bahasa Indonesia di Pesantren Persis 20 Ciparay. Baru menulis sekitar 47 antologi bersama dan 15 buku solo. Terakhir, penulis baru saja menyelesaikan kumpulan sajaknya yang berjudul Suluk Daun.