11.
Diah Natalia
Ramadhan Kemarin Aku
Ramadhan
kemarin aku, menanggalkan jemari imanku untuk sesuap nasi
Digauli
manusia-manusia munafik dan aku bahagia dengan buta tulinya hatiku
Memakan
nafkah sang yatim piatu tanpa keluarga hanya demi dinding batako
Kubilang
itu subsidi, tak pelak perutku bersuara, “BOHONG”
Kukuras
pertiwi dan hartaku tak mau bungkam, dia mengelak, “BUKAN SAYA”
Bumi
berputar dan kembali pada sebuah pertemuan tersebut Ramadhan
Dimana
segala salah dihapuskan dengan syarat, hitungan milik Tuhan
Ramadhan,
dibulan ini aku berjanji, kembali kepada kemurnian
Bersujud
memohon ampunan pada Robbul Izati
Menjaga
kemarin agar tetap menjadi kemarin bukan esok
Menertibkan
apa yang diluar syariat-Nya
Hatiku
beribadah beriring ragaku yang terikat duniawi
Ramadhan,
esok aku tak lagi ada adab sang kemarin
Aku
lipat sang munafik, kubakar dengan dharma pada yang berhak
Kulepas
ikatan dunia, kubagi dengan hari akhir
Kuselaraskan
teriakan derita yang menembus gulita
Bersama
lantunan ayat suci yang ku injeksikan di vena aorta, demi arti Ramadhan
Jakarta-Indonesia,
Mei 2017
Diah Natalia., S.Si., Apt lahir di Jakarta, prestasi teraih berjumlah 18
rupa, saya apoteker yang masih berjuang meraih gelar master demi kehidupan yang
lebih layak, gemar menulis menjadi pelampiasan segala suasana hati supaya tidak
sableng.