TEKS SULUH


Kamis, 29 Juni 2017

Baca Puisi Sebagai Intertainment

Penghargaan Masyarakat terhadap Penyair

Kenyataan lain kurangnya penghargaan diberikan juga oleh pihak-pihak yang juga seprofesi dalam rangka mengisi kegiatannya. Hal ini dapat dimaklumi karena keterbatasan anggaran biasanya berupa swadaya masyarakat. Sebetulnya pun pada para pegiat seni khusus sastra telah ada keinginan untuk memberi penghargaan pada mereka yang tampil baca puisi , seperti dikatakan Hardho Sayoko Spb Dua, tetapi sekali lagi keterbatasan anggaran yang bersumber swadaya masyarakat itu. Dikalangan penyair bahkan memberi apresiasi kegiatan swadaya pada penyelenggaranya meski pas-pasan itu. Jangankan memberikan honorariun baca puisi , suksesnya acara saja itu sudah luar biasa.
Di sinilah letak dilematika untuk mengarah bagaimana baca puisi pada sisi yang diharapkan sebagai seni pertunjukan yang memberikan nilai intertainment dan profit bagi penyairnya.
Pada sisi kegiatan yang lain, yang dibiayai non swadaya misalnya, seperti lembaga pendidikan atau anggran resmi juga tetap pada sebatas pengganti transport. Ini tetap dimaklumi sebagai bagian apresiasi terhadap seni yang luar biasa.
(bersambung)