TEKS SULUH


Minggu, 04 Juni 2017

Fitrah Anugerah : Di Pintu Ramadhan



59. Fitrah Anugrah

Di Pintu Ramadan

pada kebesaranmu teringat kesombongan diri
pada kesucianmu teringat kekotoran jiwa
pada kebaikanmu aku pasrah tak bisa membalas

aku luluh dalam kuasamu
aku hancur dalam kehendakmu
aku terpuruk pada penghujung waktumu

hingga aku serasa debu yang selalu terbawa ombak
entah kemana aku akan berlabuh
aku terhanyut tanpa tahu kemana?
mengikuti apa maumu?
menuruti kehendakmu?

tak terasa aku harus menepi
menemui engkau dengan membawa beban
entah kau akan menerima atau membuang kembali,
tapi harapan masih kupikul sampai bumi telah berubah

Bekasi 2 Juni 2017

Fitrah Anugerah

Sepanjang Ramadan

nafas ini sudah lama bersanding bau busuk
penuhi paruparu dengan sampah+debu jalanan,
dan langkahku akhirnya nuju ruang gelap dan sempit

mulut ini selalu terisi susu basi,
daging busuk dan kotor darah
hingga bibir tak sanggup berimu pujiaan

mata ini tersilaukan tajamnya cahya syahwat
aku pun berjalan bagai orang buta,
tak dapat lagi kulihat indah dirimu

telinga penuh dering hinaan dan lagu murahan
lalu tak kudengar lagi nyanyi merdumu di pagi hari
memanggilmu untuk sebut namamu yang jelas

diri berkubang pada tempat kotor,
bersanding tahu+najis
hingga aku malu berhadapan denganmu

diri ini sudah waktunya dicuci
hingga engkau turunkan seember air
dan kau pun penuh kasih mencuci jiwa ini
seperti bayi yang dimandikan bapa+ibunya

Tuhan perindah diri ini dengan pakaian kebesaranMu
agar aku tak malu berhadapan denganMu.

Bekasi, 2 Juni 2017

Fitrah Anugerah. Lahir di Surabaya, 28 Oktober 1974.  Berkesenian atau berpuisi semenjak menjadi anggota Teater Gapus, Sastra Indonesia, Unair, Kedaiilalang, Kali Malang Bekasi, dan FSB (Forum Sastra Bekasi). Karya-karyanya pernah dimuat beberapa media dan terkumpul di beberapa antologi. Sekarang bekerja di ekspedisi angkutan dan bertempat tinggal di Bekasi