TEKS SULUH


Minggu, 04 Juni 2017

Najibul Mahbub : Ramadhanku Ramadhanmu



60. Najibul Mahbub
Ramadhanku Ramadhanmu
Ramadhan anugerah yang tak terbatas
Tak bisa tersekat ruang atau waktu
Rahmat yang tak terukur
Dalam logika akal manusia
Disana terlihat anak-anak kecil
Berkeliling desa sembari menabuh
Drum, blik dan tong
Menggugah malam di seperempat malam
tua muda berduyung menuju surau
mendendangkan tarawih bersama
menyanjungkan pujian ilahi
memohon kuasa Nya
Dahaga dan haus jua tak kuasa berkuasa
Tercekik oleh terbit sampai fajarpun tenggelam
memborgol seharian nafsu di hati
Merangkeng syahwat yang selalu muncrat
Mengunci tinggi hati yang selalu merajai hati
Ramadhanku Ramadhanmu
Ramadhan kita semua
Mengharap rahmat dan berkahMu
Ya Rabb....
Menanti kasih yang kian lama semakin lamat
Menunggu guyuran air hilangkan debu
Dalam diri
Ramdhan surau tak pernah sepi
Ramadhan rejeki mengalir tiada henti
Pahala pun diobral bagi sang pencari
Sedangkan Nafsu menjadi musuh sejati
Ramadhanku Ramdhanmu
Menjadi  bulan yang ditunggu-tunggu
Pekalongan,   3 Juni 2017
Penulis yang juga guru Bahasa Indonesia dan juga pendiri teater Bayang di MAN 2 Pekalongan merupakan Pria kelahiran 13 Maret 1981.  Ia tinggal di Gubuk kecil di Jalan Nusa indah 11 Perumahan Taman Seruni Gamer Pekalongan. Beberapa karyanya tergabung dalam beberapa antologi, antara lain: Antologi 105 Penyair, Semanggi Surabaya, Indonesia dalam Titik 13, Penyair Menolak Korupsi jilid I, Penyair Menolak Korupsi Jilid II, Menuju Jalan Cahaya, Antologi tentang Gus Dur,  Habituasi Wajah Semesta, Daun Bersayap Awan, Ziarah Batin, Antologi Puisi 2 Koma 7, Puisi Menolak Korupsi Jilid I, Puisimenolak korupsi jilid 2, Antologi Wakil Rakyat, Memo Wakil Rakyat, Memo Anti terorisme, Memo Anti Kekerasan Anak, Memo untuk Presiden, Antologi Puisi Kampungan,                                                                                                                                                                                                                                 Antologi Puisi 122 Penyair “Cinta Rindu Damai dan Kematian”, Rasa Sejati (Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia), dan beberapa antologi yang masih dalam proses penerbitan. Bersama Evah Nafilati ia telah mengarungi kehidupan rumah tangganya selama 13 tahun dan bersama ketiga putrinya yang cantik yaitu Najiba Ziadatuzzulva, Najiba Hada Faradisa, serta Najiba Syasya Syazwina.