12.
Nanang Suryadi
TADARUS PUISI
aku
membaca diri di arus diri yang memusar, di malam-malam yang engkau berkahi
dengan cinta dan pengampunan
wahai
yang tak membutuhkan apapun, aku membutuhkan engkau, mengemis di hadapanmu,
sepenuh pinta sepenuh harap sepenuh rindu sepenuh cinta
aku
membaca diri di dalam goa goa keheningan diri, membaca bahagia dan luka di
sepanjang usia menyebut namamu adalah kebahagiaan menzikirkan namamu adalah
kebahagiaan sebagai kerinduan di malam malam panjang penempuhan di jalan jalan
berbatu berkelok panjang mendaki: tunjukkan aku jalan yang lurus. menemu
cintaku
aku
membaca diri, membaca puisi di dalam diri
Malang, 31
Mei 2017
Nanang Suryadi, lahir di
Pulomerak, Serang pada 8 Juli 1973. Dosen FEB Universitas Brawijaya. Aktif
mengelola fordisastra.com. Buku-buku puisi yang menyimpan puisinya, antara lain:
Sketsa (HP3N, 1993), Sajak Di Usia Dua Satu (1994), dan Orang Sendiri Membaca
Diri (SIF, 1997), Silhuet Panorama dan Negeri Yang Menangis (MSI,1999) Telah
Dialamatkan Padamu (Dewata Publishing, 2002), BIAR! (Indie Book Corner, 2011),
Cinta, Rindu & Orang-orang yang Api dalam Kepalanya (UB Press, 2011), Yang
Merindu Yang Mencinta (nulisbuku, 2012), Derai Hujan Tak Lerai (nulisbuku,
2012), Kenangan Yang Memburu (nulisbuku, 2012). Penyair Midas (Hastasurya &
Indie Book Corner, 2013)