TEKS SULUH


Jumat, 02 Juni 2017

Tajuddin Noor Ganie : Ramadhan di Kota Banjarmasin



8. Tajuddin Noor Ganie

RAMADHAN DI KOTA BANJARMASIN

Lima belas hari sebelum Ramadhan tiba
Warga kota sudah memasang wajah ceria
15 Syaban tahun berjalan, sore menjelang Magrib
Warga kota memenuhi surau-masjid
Mereka salat Magrib, salat hajat,
salat tasbih, dan salat tobat berjemaah.
Setelah itu baca surah Yaasin tiga kali tamat
Tiba waktu Isya, mereka salat Isya berjemaah

Seminggu sebelum Ramadhan tiba
 warga kota ziarah ke makam-makam kerabatnya
ruas jalan ke arah komplek pemakaman 
penuh sesak dengan para peziarah
para penjual bunga dadakan
membuka kios di kiri kananya
hari ini mereka panen raya

Satu hari sebelum Ramadhan tiba
Sore menjelang senja, kepala kantor Kemenag kota
Meneropong hilal di atas atap bangunan tertinggi di kota
jika hilal dapat dilihat, maka puasa dimulai besok
jika hilal belum terlihat, maka sukacita
bulan Syaban digenapkan usianya
(jadi 30 hari tentu saja)

Hari pertama bulan
Ramadhan Surau-masjid penuh sesak
Kaum Muslimin salat Magrib berjemaah
Salat Isya berjemaah
salat Tarawih berjemaah
dan salat Witir berjemaah

Selepas pukul tiga sampai menjelang imsak
Anak-anak tanggung ramai-ramai mengarak tanglong
Mereka berjalan kaki keliling kampong
Membangunkan orang agar segera bersahur
Hidangan untuk sahur pertama sengaja dibuat istimewa
Beras siam unus yang pulen rasanya ditanak sebagai nasinya
Lauknya rendang sapi, atau ayam goreng Kentucky

Besok paginya, koran-koran dipenuhi warta berita
tentang jemaah salat tarawih yang berjubel rata
tentang imam salat yang didatangkan khusus dari Saudi Arabia

Sore harinya, pak gubernur dan istri tercinta punya jadwal utama
Meresmikan dan memotong pita pembukaan pasar wadai di balaikota
Aneka jenis kue dan masakan tradisioanal khas Banjar di jual di sana
Warga kota yang puasa, atau yang tidak puasa
boleh membeli sesukanya, asal mampu membayar harganya

Sepanjang hari selama bulan Ramadhan
Surau-surau, masjid-masjid, dan di banyak rumah warga
Membuka pintu menyilakan orang singgah untuk ikut berbuka puasa
Menu utama buka puasa di semua rumah ibadah: bubur nasi dan buah kurma

Sepanjang hari selama bulan Ramadhan
Polisi pamongpraja bergerilya merazia warung sakadup yang nekad buka
Warung sakadup, warung tenda, warung makan minum di kota
Menurut Perda Ramadhan yang sudah berlaku sejak lama
Warung sakadup tidak boleh ada di manapun juga

Sepanjang hari selama bulan Ramadhan
Polisi Pamongpraja bergerilya dari hotel ke hotel
Mereka menangkapi wanita P, dan pria hidung belang
yang sedang bermesumria di dalam kamar-kamarnya
Mereka juga menangkapi pria-wanita yang berselingkuh di sana

21 hari bulan Ramadhan
warga kota badamaran merayakan malam selikur
Semarak cahaya di mana-mana. Rumah warga dihiasi lampu aneka warna
Lampu seri, lampu tanglong, atau lampu minyak di tabung bambu

Sembilan hari menjelang Hari Raya Idul Fitri
Warga kota semakin meningkatkan amal ibadahnya
Berharap mendapat rahmat melihat Lailatul Qadar
Malam di mana setiap amal ibadah akan diganjar Allah Swt
pahala yang banyaknya setara dengan ibadah seribu bulan lamanya

Malam Hari Raya Idul Fitri
Warga kota bersukaria merayakannya
Mereka pawai tanglong keliling kota
dan suara takbir menggema di mana-mana
Minal aidin wal faizin. Mohon maaf lahir dan batin

Banjarmasin, 4 Ramadhan  1438 H

TAJUDDIN NOOR GANIE
Lahir di Banjarmasin, 1 Juli 1958. Dosen mata kuliah penulisan kreatif sastra dan penelitian sastra di PBSID STKIP PGRI Banjarmasin. Pensiunan ASN di Disnakertrans Kalsel (2016). Mulai menulis puisi sejak tahun 1980. Antologi puisinya:Bulu Tangan (Tuas Media, Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kalsel, 2010), dan Perahu Ilalang Forum Aktif Menulis, Pare, Kediri, 2016).
Penghargaan yang telah diterimanya sebagai penyair, antara lain, (1) Pemuda Pelopor Bidang Seni Budaya dari Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (1991), (2) Hadiah Seni Bidang Sastra dari Gubernur Kalsel (1998), (3) Gelar Kehormatan Astraprana dari Kesultanan Banjar (2012), (4) Sastrawan Kalsel Berprestasi dari Walikota Banjarbaru (2014), (5) Anugerah Budaya dari Gubernur Kalsel (2014) dan (6) Hadiah Seni dari Walikota Banjarmasin (2015).