8.
Tajuddin Noor Ganie
RAMADHAN
DI KOTA BANJARMASIN
Lima
belas hari sebelum Ramadhan tiba
Warga
kota sudah memasang wajah ceria
15
Syaban tahun berjalan, sore menjelang Magrib
Warga
kota memenuhi surau-masjid
Mereka
salat Magrib, salat hajat,
salat
tasbih, dan salat tobat berjemaah.
Setelah
itu baca surah Yaasin tiga kali tamat
Tiba
waktu Isya, mereka salat Isya berjemaah
Seminggu
sebelum Ramadhan tiba
warga kota ziarah ke makam-makam kerabatnya
ruas
jalan ke arah komplek pemakaman
penuh
sesak dengan para peziarah
para
penjual bunga dadakan
membuka
kios di kiri kananya
hari
ini mereka panen raya
Satu
hari sebelum Ramadhan tiba
Sore
menjelang senja, kepala kantor Kemenag kota
Meneropong
hilal di atas atap bangunan tertinggi di kota
jika
hilal dapat dilihat, maka puasa dimulai besok
jika
hilal belum terlihat, maka sukacita
bulan
Syaban digenapkan usianya
(jadi
30 hari tentu saja)
Hari
pertama bulan
Ramadhan
Surau-masjid penuh sesak
Kaum
Muslimin salat Magrib berjemaah
Salat
Isya berjemaah
salat
Tarawih berjemaah
dan
salat Witir berjemaah
Selepas
pukul tiga sampai menjelang imsak
Anak-anak
tanggung ramai-ramai mengarak tanglong
Mereka
berjalan kaki keliling kampong
Membangunkan
orang agar segera bersahur
Hidangan
untuk sahur pertama sengaja dibuat istimewa
Beras
siam unus yang pulen rasanya ditanak sebagai nasinya
Lauknya
rendang sapi, atau ayam goreng Kentucky
Besok
paginya, koran-koran dipenuhi warta berita
tentang
jemaah salat tarawih yang berjubel rata
tentang
imam salat yang didatangkan khusus dari Saudi Arabia
Sore
harinya, pak gubernur dan istri tercinta punya jadwal utama
Meresmikan
dan memotong pita pembukaan pasar wadai di balaikota
Aneka
jenis kue dan masakan tradisioanal khas Banjar di jual di sana
Warga
kota yang puasa, atau yang tidak puasa
boleh
membeli sesukanya, asal mampu membayar harganya
Sepanjang
hari selama bulan Ramadhan
Surau-surau,
masjid-masjid, dan di banyak rumah warga
Membuka
pintu menyilakan orang singgah untuk ikut berbuka puasa
Menu
utama buka puasa di semua rumah ibadah: bubur nasi dan buah kurma
Sepanjang
hari selama bulan Ramadhan
Polisi
pamongpraja bergerilya merazia warung sakadup yang nekad buka
Warung
sakadup, warung tenda, warung makan minum di kota
Menurut
Perda Ramadhan yang sudah berlaku sejak lama
Warung
sakadup tidak boleh ada di manapun juga
Sepanjang
hari selama bulan Ramadhan
Polisi
Pamongpraja bergerilya dari hotel ke hotel
Mereka
menangkapi wanita P, dan pria hidung belang
yang
sedang bermesumria di dalam kamar-kamarnya
Mereka
juga menangkapi pria-wanita yang berselingkuh di sana
21
hari bulan Ramadhan
warga
kota badamaran merayakan malam selikur
Semarak
cahaya di mana-mana. Rumah warga dihiasi lampu aneka warna
Lampu
seri, lampu tanglong, atau lampu minyak di tabung bambu
Sembilan
hari menjelang Hari Raya Idul Fitri
Warga
kota semakin meningkatkan amal ibadahnya
Berharap
mendapat rahmat melihat Lailatul Qadar
Malam
di mana setiap amal ibadah akan diganjar Allah Swt
pahala
yang banyaknya setara dengan ibadah seribu bulan lamanya
Malam
Hari Raya Idul Fitri
Warga
kota bersukaria merayakannya
Mereka
pawai tanglong keliling kota
dan
suara takbir menggema di mana-mana
Minal
aidin wal faizin. Mohon maaf lahir dan batin
Banjarmasin,
4 Ramadhan 1438 H
TAJUDDIN NOOR GANIE
Lahir di Banjarmasin, 1
Juli 1958. Dosen mata kuliah penulisan kreatif sastra dan penelitian sastra di
PBSID STKIP PGRI Banjarmasin. Pensiunan ASN di Disnakertrans Kalsel (2016).
Mulai menulis puisi sejak tahun 1980. Antologi puisinya:Bulu Tangan (Tuas
Media, Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kalsel, 2010), dan Perahu Ilalang Forum
Aktif Menulis, Pare, Kediri, 2016).
Penghargaan yang telah
diterimanya sebagai penyair, antara lain, (1) Pemuda Pelopor Bidang Seni Budaya
dari Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (1991), (2) Hadiah Seni Bidang Sastra
dari Gubernur Kalsel (1998), (3) Gelar Kehormatan Astraprana dari Kesultanan
Banjar (2012), (4) Sastrawan Kalsel Berprestasi dari Walikota Banjarbaru
(2014), (5) Anugerah Budaya dari Gubernur Kalsel (2014) dan (6) Hadiah Seni
dari Walikota Banjarmasin (2015).