TEKS SULUH


Sabtu, 03 Juni 2017

Riswo Mulyadi : Kang Sarkim Menatap Bulan Sabit Keenam



39. Riswo Mulyadi

KANG SARKIM MENATAP BULAN SABIT KEENAM

kang Sarkim duduk di atas lincak teras rumahnya
matanya menembus awan
serupa ingin mencakar bulan sabit
tatap matanya mengutuk bulan

kenapa harga terus naik
padahal bulan masih seclurit
dan tarif listrik melangit

apakah karena aku puasa
maka harus pula belajar menahan duka karena harga
(kang Sarkim terus menyimak dialog hati dan kepalanya, yang tak ditayangkan stasiun TV)

kang Sarkim duduk di atas lincak teras rumahnya
matanya menembus awan
serupa ingin mencakar bulan sabit

Karanganjog, 31 Mei 2017







RISWO MULYADI, lahir di Banyumas tahun 1968, aktif menulis puisi dan geguritan bahasa banyumasan. Beberapa Geguritannya pernah dimuat di Majalah Ancas dan antologi Geguritan Banyumasan “Inyong Sapa Rika Sapa” (2016). Puisinya juga tergabung dalam sejumlah antologi : Mendaras Cahaya (2014), Jalan Terjal Berliku Menuju-Mu (2014), Nayanyian Kafilah (2014), Memo untuk Presiden (2014), Metamorfosis (2014), 1000 HAIKU Indonesia (2015), Surau Kampung Gelatik (2015), Puisi Sakkarepmu (2015), Palagan Sastra (2016), Lumbung Puisi Jilid IV Penyair Indonesia (2016), Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak (2016), Negeri Awan (2017)
Kini aktif sebagai pendidik di MI Ma’arif NU 1 Cilangkap, tinggal di Desa Cihonje Kecamatan Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah.