57.
Akidah Gauzillah
PERSEKUSI
Di
titian ini aku izinkan Kau
membakar
segala dosa
timbunan
di pojok kelam
bau
seantero sukma
tubuh
ini terbungkus busuk
Kita
butuh perangkat kata
melepaskan
yang lama terpendam
dendam
di sini
dendam
di urat leher
menunggu
otoritas agar Kau
bukan
eufemisme
bar
bar di daur ulang.
Akidah
Gauzillah
Cibubur,
3 Juni 2017
PERSEKUSI 2
Aku
ngeri untuk kelahiran guliranmu
apakah
aku yang telah ketuk palunya?
kita
baru saja mengesahkan kesalahan
berganti
nama kebenaran
Pesta
bar bar, hobi baru asyik
kata
orang itu sejatinya Persekusi
yang
lebih terhormat dari aneka
kebaruan
primitif
jangan
salah lagi mengubah definisi
kita
sudah banyak melahirkan keindahan
nah
satu ini, maunya
jadi
role model evil
sudah
mendesak-desak
otak
atas otak bawah
Ngeri,
aku ngeri
apakah
aku yang telah ketuk palunya?
Akidah Gauzillah, menulis
(tahun ini) untuk Jurnal Budaya & Filsafat MITRA, Jurnal Bahasa KOLOFON, dan
antologi cerpen sastrawan ASEAN 2017 (YPOI & Dewan Pustaka Malaysia).