TEKS SULUH


Jumat, 23 Juni 2017

Tentang Data (buku) sastrawan Indonesia oleh Rg Bagus Warsono

Sah-sah Saja.
Data tentang buku (ensiklopedia) sastrawan Indonesia perlu dipahami oleh guru-guru sastra di semua jenjang pendidikan di Tanah Air. Hal ini sangat penting untuk pemahaman generasi penerus sastra Indonesia. Mengingat banyak rupa dan versi lembaga mana yang meluncurkannya. Bahkan buku ensiklopedia sastrawan Indonesia yang diterbitkan oleh Kemendikbud yang terdiri dari 3 jilid tahun 2004 berjudul Ensiklopedi Sastra Indonesia , terbitan Titian Ilmu Bandung , oleh tim Redaksi, di kala Mentri A Malik Fadjar dan diekpedisikan ke sekolah-sekolah dasar dan Menengah se Indonesia memang telah memenuhi standar pengarang sastra. Namun perlu diingat bahwa kemampuan tim tersebut belumlah dapat mencakup sampai pelosok negeri dan pelosok media penerbitan yang berserakan.
Sehingga jumlah sastrawan itu hanya mengulang-ulang beberapa buku di penerbitan lain dan sepengetahuan tim yang tidak melibatkan kurator di setiap propinsi. Pemahaman bagi kalangan pendidikan sangat diperlukan mengingat perkembangan sastra sejak tahun 1980-an begitu pesat seiring dengan kondisi kehidupan di Indonesia.


Data tentang ensiklopedia sastrawan atau buku tentang biografi sastrawan akhirnya terfokus pada sastrawan yang dilihat dari jenis karya sastra, lokasi tempat tinggal sastrawan dan mementum karya sastrawan itu. Sebagai contoh seperti yang dilakukan Tajuddin Noor Ganie dengan ensiklopedi sastrawan Kalimantan Selatan, Gerbong Sastrawan Tegal , Komunitas Sastrawan, Sastrawan Sunda, dan sebagainnya . Ini dikarenakan saking banyaknya jumlah sastrawan yang setiap saat bertamabah seiring dengan meningkatnya minat sastra oleh masyarakat.
Jadi sah-sah saja bila buku tentang sastrawan diterbitkan dimanapun dan oleh siapa pun. (bersambung)