TEKS SULUH


Sabtu, 03 Juni 2017

Samia'an Adib : Malam Seribu Bulan



34. Sami’an Adib

Malam Seribu Bulan


di puncak malam ini debar dadaku tiada henti
seperti jagat raya gemetar merindukan sunyi
:waktu terindah mengarak diri ke ketinggian singgasana ilahi

di puncak malam ini dian rindu kembali kunyalakan
setelah ribuan bulan menyusuri labirin kegelapan

Engkau tentu ingat pada ikrar setiaku
merawat cinta hingga hembusan napas terakhir
tapi permainan menggiringku pada kesibukan dan keasyikan
dunia seriuh gelak tawa keriangan

di sini, di hulu sumber mata air ampunan
di antara nyala dian dan bebintang yang bertebaran
perlahan kularung abu bakaran kerak-kerak jiwa

di puncak malam ini telah kukosongkan sekat-sekat jiwa
agar mahacahaya-Mu leluasa memijarkan Cinta


Jember, 2017


Sami’an Adib, lahir di Bangkalan tanggal 15 Agustus 1971. Antologi puisi bersama antara lain: Requiem Buat Gaza (2013), Mendekap Langit (2013) Menuju Jalan Cahaya (2013),  Ziarah Batin (2013), Cinta Rindu dan Kematian (2013), Ensiklopegila Koruptor, Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Memo untuk Wakil Rakyat (2015), Kata Cookies pada Musim (2015), Merupa Tanah di Ujung Timur Jawa (2015), Kalimantan Rinduku yang Abadi (2015), Ayo Goyang (2016), Memo Anti Terorisme (Forum Sastra Surakarta, 2016), Arus Puisi Sungai (Tuas Media, 2016), Puisi Peduli Hutan (Tuas Media, 2016), Lumbung Puisi IV: Margasatwa Indonesia (2016), Memo Anti Kekerasan terhadap Anak (Forum Sastra Surakarta, 2016), Ije Jela Tifa Nusantara 3 (2016), Seberkas Cinta (Nittramaya, Magelang, 2016), Malam-malam Seribu Bulan (FAM Publishing, Kediri, 2016),  Surabaya Memory (2016), Requiem Tiada Henti (Dema IAIN Purwokerto, 2017),  Negeri Awan (DNP 7, 2017),  Lumbung Puisi V: Rasa Sejati (2017), PMK 6 (2017), Lebih Baik Putih Tulang daripada Putih Mata (2017), dan lain-lain. Aktivitas sekarang selain sebagai tenaga pendidik di sebuah Madrasah di Jember.