TEKS SULUH


Selasa, 01 Juni 2021

Puisi dalam Pandangan Penyair

 Puisi dalam Pandangan Penyair

Dalam pandangan umum puisi merupakan sebuah karya sastra hasil dari ungkapan dan perasaan seseorang dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik, dan bait. Dalam arti harfiahnya puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; Pada pengertian harifiah lainnya puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; Sedang puisi juga lumrah disebut sajak.

Dalam perkembangannya puisi kini dipandang oleh kalangan sastrawan itu sendiri beda dengan arti semua itu. Jadi apa itu Puisi kata sang Penyair?

Sebagian Penyair memberi pengertian bahwa puisi merupakan seni Bahasa seperti kata Rosmita : Puisi adalah karya sastra diungkapkan melalui diksi dan bahasa yang indah. Sulistyo Nugroho: Puisi adalah permainan rasa yang tertuang dalam rangkaian kata. Anie Ibunya Athala : Puisi merupakan ungkapan perasaan terdalam, yg kadang sulit diucap tapi bisa ditulis. Yoe Irawan: Puisi itu mengolah Kewarasan nalar menolak akal abal-abal. Sabrina Dek : Puisi itu sesuatu keindahan yang dirasakan oleh hati lewat pemilihan kata dan tipografi serta mampu untuk teman bermain.

Beberapa penyair memberi tekanan bahwa puisi adalah jiwa ini. Seperti Rufus Kopong : Puisi itu piatu yang tak pernah lenyap, timbul-tenggelam di ruang dn waktu. Ahmad Z Ujung: Puisi adalah lalu lintas kata dalam jalan raya rasa. Jhi Wandi :Puisi adalah rasa yang paling gila. Sulistyo: Puisi-puisiku adalah anak-anakku, yang lahir dari rahim pemikiranku. Mohamad Iskandar : Puisi adalah salah satu Terapi Jiwa. Wawan Hamzah Arfan: Puisi adalah jiwa kehidupan. Salimi Ahmad: Puisi, jiwa yang berlabuh. Mustiar Ar: Puisi itu hidup dalam jiwa insan yang bening. Elly Azizah: Puisi itu Isi hati yang terdalam tentang jiwa raga, masyarakat, alam semesta serta sang pencipta terukir indah . Aisyah Mulyani: Puisi adalah ruh yang kucari selama ini. Assa Kartika: Puisi adalah Bahasa kalbu atas kepantasan dan ketidakpantasan hidup. Niken Haidar : Puisi itu bahasa kalbu..ukirane rasa. Indri Yuswandari: Puisi itu laku, sikap dan jujur.



Pada Sebagian lain puisi dipandang sebagai rasa ke-akuan dan ‘dia seperti kata Moh Qusyairi: Puisi adalah aku. Irwansyah Imed: Puisi adalah rasa dari ego melalui diksi. Arya Arizona: Puisi ,dia adalah jendela dimana kita memandang sekitar,menghirup udara,melihat hujan,ketakutan melihat petir dan badai,merasakan panas mentari atau menutup tirainya bersembunyi dari gejolak dunia sambil berkaca.

Amini: Puisi adalah teman, yang dapat aku temui kapan pun. Siti Rukayah Eko: Bayangmu adalah puisi yang tak bisa henti kutulis. Hasanah Yunus:Puisi adalah ilustrasi rasa dari seorang penyair.

Dalam segi manfaat beberapam penyaior menyebut sebagai berikut seperti Hasani Hamzah : Puisi adalah motivasi hidup, baik bagi diri penyairnya maupun orang lain. Soekardi Wahyudi: Puisi adalah guru yang mengajari semesta membaca rasa dengan baik. Evita Erasari: Puisi sebagai self healing, semakin berpuisi semakin sehat bathin kita.

Namun betapa kagetnya ketika penyair malah mengartikan lain seperti Wardjito Soeharso : Puisi hanya onani Penyair tak paham dedikasi. Heru Patria: Puisi bukan sekadar media ekspresi diri, tapi puisi bisa menjadi alat evaluasi atas kelangsungan suatu negeri. Akhirnya di masa media social sekarang ini puisi juga berarti ‘woro-woro (kabar berita). Dan puisi juga ibarat masakan Warung Tegal ada dimana-mana, merakyat, disukai kalangan bawah , menjadi tempat bercanda dan sebagainya. Tapi jangan salah ya, puisi juga adalah unek-unek! (Rg Bagus Warsono, kurator di Lumbung Puisi)