Sastrawan atau penyair dengan sebutan Satriasastrarimbawannagari adalah penyair yang bertama penyendiri dalam arti menguculkan diri tak tampak di khalayak umum. Contohnya spt Mas Yono Buanergis Muryono. Penyair ini layak mendapat sebutan Satriasastra Rimbawannagari. Orang yang slalu menyendiri di kesepian dan berusaha menjauh dari keramaian .
adalah majalah sastra net bagi rakyat Indonesia yang memerlukan sastra sebagai bagian kehidupan indah di Indonesia. Untuk segala umur pecinta sastra di Tanah Air. Pendiri Agus Warsono (Rg Bagus Warsono/Masagus) didirikan 2 Januari 2011, Redaksi Alamanda Merah 6 Citra Dharma Ayu Margadadi, Redaktur sastra Agus Warsono, Koresponden Rusiano Oktoral Firmansyah (Jakarta), Abdurachman M(Yogyakarya).
TEKS SULUH
Minggu, 28 Juli 2019
MAHASASTRA UTAMA penyair sepuh diatas 70 th yg masih hidup.
Penyair ini utamanya sudah sepuh artinya yang sudah berusia diatas 60 th. Penyair sepuh adalah penyair yang khawentar dengan kebijaksanaan yang cukup. Di Indonesia kita mengenal penyair-penyair sepuh dan terkenal sperti Sapardi Djoko Damono, Abdul Hadi WM, Taufiq Ismail dan lainnya angkatan 66 yang masih hidup. Di samping itu juga kelahiran th 50 kini sudah dianggap sepuh, kita mengenal penyair Wadie Maharief, yang kini menjelang 70 th , Sastrawan Eddy D Iskandar, Eka Budianta, dan sebagainya yang meski sudah sepuh masih terus bersastra.
BRAHMANA-SASTRA KAWI penyair penjaga tradisi nusantara.
Ciri-ciri Penyair ini menulis tentang tradisi budaya nusantara dan menulis dengan menggnakan bahasa daerah sebagai menjaga tradisi. Brahmanasastrakawi itu contohnya penyair Sarwo Darmono dan Riswo Mulyadi, Sarwo Darmono menulis geguritan dengan menggunakan bahasa jawa dan Riswo Mulyadi menulis geguritan bahasa banyumasan. Juga masih banyak yang lain Seperti Lanang Setiawan di Tegal, atau Dyah Setyawati yg sering membacakan puisi bahasa Tegalan. Pokoknya Brahmanasatrakawi itu menunjuk pada sastrawan atau penyakir yang menulis tentang kearifan lokal sebagai penjaga tradisi. Tentu saja masih banyak nama lain di pelosok nusantara ini.
Kamis, 25 Juli 2019
Ngiris Pulau Jawa karya Rg Bagus Warsono
Ngiris Pulau Jawa
Rg Bagus Warsono
Dan setiap kilometer melewati
aku disapa patok
masih jauhkan kotaku
sudah semakin jauh kota kutinggalkan
sawah menghijau
dan semilir angin lewat
jendela-jendela sepur
Aku benar-benar di Jawa
Dan gunung-gunung berhenti mengeluarkan air, dari mata airmu yang kering
Pohon-pohon jati berubah menjadi puing-puing tiang menyangga layang
daun-daunnya terhampar semen mengering
menjadi batu
dan batu menjadi akik
keras
mengeraskan hatimu
yang membutuhkan air
yang hanya menadahi hujan
setahun sekali
di Jawa,
di tanah yang diiris-iris
Esok tak lihat lagi petani,
Hamparan hanya beton bertulang
Esok tak lihat lagi hijau padi
Hanya burung-burung bermerk Jepang,
Angin tak lagi sepoy, tapi bau petralit terbakar
Sungai hanya mainan
pemborong bermata sipit
Dan danau hanya tipuan pemandangan
Jawa diiris-iris
Indramayu, 1 Maret 2018
Rg Bagus Warsono
Dan setiap kilometer melewati
aku disapa patok
masih jauhkan kotaku
sudah semakin jauh kota kutinggalkan
sawah menghijau
dan semilir angin lewat
jendela-jendela sepur
Aku benar-benar di Jawa
Dan gunung-gunung berhenti mengeluarkan air, dari mata airmu yang kering
Pohon-pohon jati berubah menjadi puing-puing tiang menyangga layang
daun-daunnya terhampar semen mengering
menjadi batu
dan batu menjadi akik
keras
mengeraskan hatimu
yang membutuhkan air
yang hanya menadahi hujan
setahun sekali
di Jawa,
di tanah yang diiris-iris
Esok tak lihat lagi petani,
Hamparan hanya beton bertulang
Esok tak lihat lagi hijau padi
Hanya burung-burung bermerk Jepang,
Angin tak lagi sepoy, tapi bau petralit terbakar
Sungai hanya mainan
pemborong bermata sipit
Dan danau hanya tipuan pemandangan
Jawa diiris-iris
Indramayu, 1 Maret 2018
Kamis, 11 Juli 2019
Jeruk limau jetuk sambal
Jeruk limau (sambal) itu tumbuh depan rumah daunnya mengering seolah akan mati. Buahnya pun berjatuhan . Ada yang masih hijau ada yg berwarna kuning kemerahan , spt alum. Aku kumpulkan yg jatuh dalam kantong kresesk. Kucoba pada anakku yang masih SD untuk menukarnya dengan bebek goreng (lamongan), kubonceng anakku untuk berani berkata pada pedagang bebek goreng itu menukar dengan nasi dan bebek goreng, kemudian aku sembunyi.
Anakku hanya diam , sambil mengulurkan kantong kresek berisi jeruk limau itu. Apa jadinya. ternyata pedagang itu mengulurkan uang lima puluhu ribu !
Anakku bingung, ingat apa yg diperintahkan olehku maka ia menunjuk bebek goreng !
Ternyata akulah yang salah menguji anak. Pedangan bebek goreng itu telah biasa membeli jeruk limau untuk pembersih tangan dari bau ikan/bebebk goreng. !
Dari pengalaman itu aku pelihara pohon jeruk yg mulai akan mati itu. (rg bagus warsono
Anakku hanya diam , sambil mengulurkan kantong kresek berisi jeruk limau itu. Apa jadinya. ternyata pedagang itu mengulurkan uang lima puluhu ribu !
Anakku bingung, ingat apa yg diperintahkan olehku maka ia menunjuk bebek goreng !
Ternyata akulah yang salah menguji anak. Pedangan bebek goreng itu telah biasa membeli jeruk limau untuk pembersih tangan dari bau ikan/bebebk goreng. !
Dari pengalaman itu aku pelihara pohon jeruk yg mulai akan mati itu. (rg bagus warsono
Mobil dapat Kredit
Berikut dialog seorang ibu dan anak perempuannya dalam mobil bersama menantunya :
"Mobilmu baru, jan ibu seneng, lewat toll ya ndo?"
" Ya Bu, lewat toll, '
Kemudian anaknya menambahkan, "pengen punya mobil cara cepat ora nyelengi."
" Apa iku jenenge?"
"Krediiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit" , jawab menantunya.
'Oh . ngemil?"
"Bukan , Bu, tapi gantung diri"
"Ya wis ora popo , wong koe seneng toh".
"Mobilmu baru, jan ibu seneng, lewat toll ya ndo?"
" Ya Bu, lewat toll, '
Kemudian anaknya menambahkan, "pengen punya mobil cara cepat ora nyelengi."
" Apa iku jenenge?"
"Krediiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit" , jawab menantunya.
'Oh . ngemil?"
"Bukan , Bu, tapi gantung diri"
"Ya wis ora popo , wong koe seneng toh".
Dipikir juga gak bakal ketemu :
Dipikir juga gak bakal ketemu :
Seorang petani pisang ngobrol dengan seorang guru di pinggir jalan di samping kebun pisang.
Guru : "Pak, Apa yg Bapak katakan itu benar, yg jd menang itu Jokowi."
Petani: Nah sekarang Pak Guru baru sadar ya?
Guru itu tersenyum kecut, kemudian mengalihkan pembicaraan : " Wah! pisangnya lebat dan besar-besar , Pak ! Bagaimana Bapak menanam hingga buahnya lebat dan besar seperti ini? "
Petani : "Ha ha ha, ini juga berkat Jokowi, jadi buahnya lebat dan besar-besar !"
Guru : "Lho! apa hubungannya?"
(guru itu bingung dan berfikir tak masuk akal)
Petani itu tau apa yg ada di hati guru itu, lalu katanya sambil menepuk bahu Pak Guru:
"Pak Guru guru yang baik, dipikir juga gak bakal ketemu."
Guru : ?
Petani : " Ambil itu satu tandan untukmu !, Pak guru akan paham sampai di rumah.
Guru: Terima kasih Pak Jokowi.!
(sambil tersenyum guyon, mengangkat setandang pisang di sepeda-motornya .
(Rg Bagus warsono, 11-7-2019)
Seorang petani pisang ngobrol dengan seorang guru di pinggir jalan di samping kebun pisang.
Guru : "Pak, Apa yg Bapak katakan itu benar, yg jd menang itu Jokowi."
Petani: Nah sekarang Pak Guru baru sadar ya?
Guru itu tersenyum kecut, kemudian mengalihkan pembicaraan : " Wah! pisangnya lebat dan besar-besar , Pak ! Bagaimana Bapak menanam hingga buahnya lebat dan besar seperti ini? "
Petani : "Ha ha ha, ini juga berkat Jokowi, jadi buahnya lebat dan besar-besar !"
Guru : "Lho! apa hubungannya?"
(guru itu bingung dan berfikir tak masuk akal)
Petani itu tau apa yg ada di hati guru itu, lalu katanya sambil menepuk bahu Pak Guru:
"Pak Guru guru yang baik, dipikir juga gak bakal ketemu."
Guru : ?
Petani : " Ambil itu satu tandan untukmu !, Pak guru akan paham sampai di rumah.
Guru: Terima kasih Pak Jokowi.!
(sambil tersenyum guyon, mengangkat setandang pisang di sepeda-motornya .
(Rg Bagus warsono, 11-7-2019)
Tak masuk akal !
Tak masuk akal !
Karena berlayar mencari ikan tuna selama dua bulan maka seorang nelayan tak ikut memberikan suaranya dalam Pilpres:
Istri: "Pak, kali ini tidak seperti biasa, hanya cukup membayar utang. "
Nelayan: "Ya , Bu, syukuri saja, kan, masih bisa membayar utang.", kemudian, " Eh bu kabarnya pilpres yang menang siapa?"
Istri : "Katanya , Jokowi"
Nelayan: "Benar , Bu?"
Istri : "ya begitu berita di tv"
Nelayan: " Nanti sore anak-anak semua kita bawa ke pasar dan makan di restoran , Bu !"
Istri: "Lho, kan bapak tidak punya uang?"
(Ibu itu heran penuh tanya)
Nelayan : (Tersenyum sambil memandang sebuah gambar di dinding bilik)
Kemudian suami istri itu berpandangan dan tertawa :
Nelayan /Istri hampir berbareng : " Sip!!!"
Karena berlayar mencari ikan tuna selama dua bulan maka seorang nelayan tak ikut memberikan suaranya dalam Pilpres:
Istri: "Pak, kali ini tidak seperti biasa, hanya cukup membayar utang. "
Nelayan: "Ya , Bu, syukuri saja, kan, masih bisa membayar utang.", kemudian, " Eh bu kabarnya pilpres yang menang siapa?"
Istri : "Katanya , Jokowi"
Nelayan: "Benar , Bu?"
Istri : "ya begitu berita di tv"
Nelayan: " Nanti sore anak-anak semua kita bawa ke pasar dan makan di restoran , Bu !"
Istri: "Lho, kan bapak tidak punya uang?"
(Ibu itu heran penuh tanya)
Nelayan : (Tersenyum sambil memandang sebuah gambar di dinding bilik)
Kemudian suami istri itu berpandangan dan tertawa :
Nelayan /Istri hampir berbareng : " Sip!!!"
Gendeng !
Gendeng !
Siang tanggal 28 Juni di Tegal, seorang tua menikmati tayangan tv di sebuah rumah makan sate. Hari yang panas membuat meja RM Sate Balibul itu penuh. Tentu saja tukang bakar sate membakar satenya sekaligus melayani 8 meja. Sangat banyak. Karena sate yang di hidangkan hampir bersamaan, maka wajar jika pembeli pulannya juga hampir bersamaan.
Satu persatu pembeli itu datang ke kasir tempat membayar.
"Maaf sudah dibayar, Bu", kata kasir itu, Ibu itu bingung.
Kepada pembeli lain juga kasir berkata:
"Maaf sudah dibayar, pak:" kata kasir pada pembeli berikutnya.
"Siapa yang membayar ini semua?" , tanya seorang Ibu.
Lalu kasir itu menjawab:
" Ya bu semua meja sudah dibayar oleh orang itu! " kata kasir sambil menunjuk seorang tua yang duduk di kursi depan tv.
" Oh kalau begitu Terima kasih. !!
" Terima kasih Mas ! Terima kasih " kata para pembeli RM sate Balibul Tegal.
Siang tanggal 28 Juni di Tegal, seorang tua menikmati tayangan tv di sebuah rumah makan sate. Hari yang panas membuat meja RM Sate Balibul itu penuh. Tentu saja tukang bakar sate membakar satenya sekaligus melayani 8 meja. Sangat banyak. Karena sate yang di hidangkan hampir bersamaan, maka wajar jika pembeli pulannya juga hampir bersamaan.
Satu persatu pembeli itu datang ke kasir tempat membayar.
"Maaf sudah dibayar, Bu", kata kasir itu, Ibu itu bingung.
Kepada pembeli lain juga kasir berkata:
"Maaf sudah dibayar, pak:" kata kasir pada pembeli berikutnya.
"Siapa yang membayar ini semua?" , tanya seorang Ibu.
Lalu kasir itu menjawab:
" Ya bu semua meja sudah dibayar oleh orang itu! " kata kasir sambil menunjuk seorang tua yang duduk di kursi depan tv.
" Oh kalau begitu Terima kasih. !!
" Terima kasih Mas ! Terima kasih " kata para pembeli RM sate Balibul Tegal.
Langganan:
Postingan (Atom)