TEKS SULUH


Kamis, 14 Maret 2013

PUISI : DARI KUMPULAN PUISI MATA AIR KARYA PENYAIR AGUS WARSONO




Rindu



Rindu
Kulempar cangkul selagi mentari belum tegak berdiri
dan uang makan belum dibagi
dapatkah temu terjadi
bercakap denganmu
selagi aku dapat berbicara
sebab dulu aku bisu
tak menjawab
kau berteriak
aku menutup telinga
selagi aku berbicara
kau dimana.
Agus warsono, Indramayu, 2 April 1995








Celoteh Pipit

Membangunkan dari tidur
dahului sinarmu
merusak musik kesayangan
menghisap embun
merontokan tangakai-tangkai harapan
hingga kami tega menarik pelatuk
menjerit sayap perkosa kebebasan
dan kini tak terdengar lagi
celoteh pipit mengisi angin
menghias cakrawala.
Agus Warsono, Indramayu, 19 Maret 1994








Harap 2
Jari-jari manis
memperlihatkan telapaknya yang putih
tanpa menunduk
raut wajah kaku
antara malu
menipu diri
mendatangi pintu-pintu hati
muka dipoles bak artis sinetron
katanya ini mulia.

Agus Warsono , Indramayu, 16 Maret 1995








Goda

Sekilas terlihat bayangan maya
menjadikan suatu cahaya
seperti nyala lilin yang berjuta
menggoda
air madu dalam cawan emas
intan dan trilyunan rupiah
aku berlindung dariMu Tuhan
semoga dahagaku tertetes airMu.
Agus Warsono, Ramadhan,1412 H