PEREMPUAN
TRENGGALEK
Rin,
acapkali rindu menanam sumur airmata di dadaku
Capung
terbang melingkari bayang matahari
Sebab
cinta adalah haluan bagi senyum kita di hari esok
: berenang
di kolam matamu
Istikharahku
kembali menguning
Membuahi
telapak doa yang terus mengalir mengisahkan cinta dan cita
: aku
berlari di padang cinta
keringat
semakin basah saja lukanya
membunyikan
sejenis nada nada runcing
yang
berdiam dalam guritan tatap mata kita
: semenjak
kamar ini sepi dari suaramu
aku
sering mencari lubang rembulan
untuk
bercerita
menuang
sedikit malam pada pintu kamar
agar
gelap tetaplah putih
di desahan
junub kita memenggal waktu
ketika
ciumannmu sedikit hilang di bibirku
hambar
paling dalam adalah surat
dari
perih yang tak lepas
mengenalkan
usianya pada deru sepi,
karena
ketika niat menggantung di jendela
hujan
tiba-tiba pasrah disembunyikan oleh mata
: mendekatlah,
lalu izinkanlah aku tidur di dadamu
sebagai
zakat airmata yang tak linu
menyirami
syahwatku yang telah lunas
membayar
hutangku pada kemarau rindumu
Rin,
acapkali kita mencampur mani kita di malam itu
Sebagai
laut ibadah, agar pahala yang malaikat catat di rahimmu
Tetapalah
surga yang penuh dengsn rukun kerinduan
: pinjamlah
rembulan semalam,
aku
ingin belajar tumbuh menjadi purnama
agar cahaya tetaplah berakar di matamu
Rin,
buanglah puisi ini pada tempatnya
Yaitu
di dadamu yang syahwat dan belukar
2014
Belum diseleksi
EMMA
Biarlah darahku habis emma
Puisi ini adalah mulut rindu yang menganga
Mencari bau hari di sumur doa
Membatalkan kata sebelum bersuara
Jika cinta ini adalah bekal menuju surga bersamamu
Maka akulah lelaki pengamal cinta
Juga pemegang kunci untuk sampai
Sebagai penghuninya
2015