TEKS SULUH


Sabtu, 10 Januari 2015

Lumbung Puisi Jilid III En Kurliadi Nf

PEREMPUAN TRENGGALEK
Rin, acapkali rindu menanam sumur airmata di dadaku
Capung terbang melingkari bayang matahari
Sebab cinta adalah haluan bagi senyum kita di hari esok

: berenang di kolam matamu
Istikharahku kembali menguning
Membuahi telapak doa yang terus mengalir mengisahkan cinta dan cita

: aku berlari di padang cinta
keringat semakin basah saja lukanya
membunyikan sejenis nada nada runcing
yang berdiam dalam guritan tatap mata kita

: semenjak kamar ini sepi dari suaramu
aku sering mencari lubang rembulan
untuk bercerita
menuang sedikit malam pada pintu kamar
agar gelap tetaplah putih 
di desahan junub kita memenggal waktu
ketika ciumannmu sedikit hilang di bibirku
hambar paling dalam adalah surat
dari perih yang tak lepas
mengenalkan usianya pada deru sepi,  
karena ketika niat menggantung di jendela
hujan tiba-tiba pasrah disembunyikan oleh mata

: mendekatlah, lalu izinkanlah aku tidur di dadamu
sebagai zakat airmata yang tak linu
menyirami syahwatku yang telah lunas
membayar hutangku pada kemarau rindumu
Rin, acapkali kita mencampur mani kita di malam itu
Sebagai laut ibadah, agar pahala yang malaikat catat di rahimmu
Tetapalah surga yang penuh dengsn rukun kerinduan

: pinjamlah rembulan semalam,
aku ingin belajar tumbuh menjadi purnama
  agar cahaya tetaplah berakar di matamu

Rin, buanglah puisi ini pada tempatnya
Yaitu di dadamu yang syahwat dan belukar



2014








 Belum diseleksi








EMMA
Biarlah darahku habis emma
Puisi ini adalah mulut rindu yang menganga
Mencari bau hari di sumur doa
Membatalkan kata sebelum bersuara

Jika cinta ini adalah bekal menuju surga bersamamu
Maka akulah lelaki pengamal cinta
Juga pemegang kunci untuk sampai
Sebagai penghuninya

2015