Jangan puas dengan prestasi hebatmu, sebab karya agung tak pernah berhenti muncul di dunia sastra.
Penyair harus memiliki jiwa "haus dari kepuasan sementara. Dunia sastra tak berhenti pada karya agung seseorang. Setiap saat karya-karya agung akan muncul dari tangan-tangan penyair/penulidi seluruh dunia. Kepuasan tentu boleh saja tetapi jangan berhenti pada karya itu. Terus menulis dan menulis. Sebab ketika kita menulis di tempat lain banyak orang menulis sama dengan kita. (rg bagus warsono,2018)
Tinggalkan persaingan yg tidak perlu.
Sahabat, seringkali kita hanyut dalam persaingan yang tidak perlu. Kita harus pahami bahwa setiap hati sama memiliki nafsu, apalagi jika pada bidang yang sama. Jika kau alami persaingan di lingkunganmu, atau di daerahmu, segeralah tinggalkan persaingan itu. Sebab didalam hati ada nafsu dan keihlasan, jika timbangannya berat kepada nafsu maka bukan persaingan sehat ujungnya tetapi telah dimasuki syaitan. Tinggalkan hal-hal yang tidak perlu itu. Tetap pada tujuanmu semula. Menulis untuk memberi penyejuk hati manusia dan menulis untuk beramal ilmu dan keindahan. Suatu ketika orang-orang yang menyakitimu akan malu dan kena batunya. Mereka akan kebakaran jenggot melihat prestasimu gemilang, cemerlang. Yakinkan itu.
(rg bagus warsono,2018)
Cemohan atau ejekan itu adalah apresiasi, dari pada tidak mendapat apresiasi.
Apresiasi sangat diharapkan bahkan seburuk apa pun, sebab apresiasi itu buah dari membaca sebua karya tulis. Bodoh saja orang mengapresiasi buruk terhadap karya Denny JA sebab yang dapat untung adalah Denny JA itu sendiri bukan yang mencemoh. Jadi apresiasi apa pun sebetulnya baik buat sebuah karya sastra, hukum di dunia sastrawan adalah siapa yang banyak diperbincangkan adalah siapa yang dikenal, siapa yang banyak disebut adalah siapa yang dikenal. Mungkin saja pada saat tahun 1945 ada penyair lain selain Chair Anwar yang memiliki karya bagus tetapi tidak dikenal banyak orang, karena tulisannya hanya di majalah kecil yang sedikit di baca orang. (rg bagus warsono,2018)
Kepedihan dan kesengsaraan adalah kekebalan fisik dan jiwa.
Pembentukan fisik dan jiwa penyair dibekali juga dengan pengalaman - pengalaman yang penuh tragedi. Meski tidak pada semua orang. Bersyukur aku menjadi guru sekolah dasar. Setidaknya ada buat makan meski pun tutup lubang gali bengawan. Hal pengalaman kesengsaraan bukan barang baru apalagi menghadapi hinaan atau cobaan baru. Sama sekali tidak berpengaruh pada orang -orang yang mengalami pahit getir kehidupan. Begitu pula dalam dunia tulis-menulis, bagiku semua yang terjadi adalah kehendakNya. Dan terbiasa dengan semua kesengsaraan kepedihan termasuk hinaan, aku kini kebal. (rg bagus warsono,2018)
Syukuri apa adanya, Tuhan lebih adil. Ucapkan saja selamat kepada kawanmu yang sukses.
Yakinkan Tuhan itu maha adil. Sebetulnya ketika kita berada dalam kebahagiaan di tempat lain banyak orang yang ditimpa kemalangan. Begitu juga sebaliknya, ketika kita kita dalam kemalangan, ada kesuksesan di tempat lain. Begitu juga ketika diberi anugerah pada masa lalu sebetulnya adalah giliran yang oleh Tuhan diberi lebih dahulu, suatu saat akan mendapat giliran lagi. Tak perlu cemburu atau berkecil hati , yang penting sehat dan kita suatu ketika akan memetik hasil tanaman kita. Tetap bersemangat. (rg bagus warsono, 2018)
Lakukan yang sungguh2 meski di daerah Terpencil.
Sahabat penulis, penyair semuanya, zaman sudah sangat berubah. Dunia seperti semakin terjangkau, Indonesia sendiri sudah semakin jelas terlihat di meja. Dunia informasi semakin canggih. Gambar rumahmu dengan google map dengan titik kordinat tertentu dapat dilihat dari mana saja. Tak perlu berkecil hati sebagai penulis desa. Karyamu dapat menjangkau semua pelosok yang menggunakan internet dan bahkan dunia. Tetap sungguh-sungguh membuat karya yang bagus. Berkarya sastra bukan menjual bakso yang bumbunya itu-itu saja tetapi boleh diolah memenuhi seleraa zaman. Siapa pun akan maju dan bermanfaat meski dari daerah terpencil.
(rg bagus warsono, 2018)