Baiklah kubuka novelmu Mas Wardjito Soeharso 480 halaman "Dibalik Bayang-bayang Kasih Sayang". Sebetulnya aku tak mau memujimu percuma saja memuji orang yang berbeda haluan. Namun itu berarti aku sentimen dengan keadaan, padahal sastra harus tak memandang apa itu beda haluan apalagi sampai seperti perbedaan pandangan, paham, atau bahkan politik. Kewajibanku sebagai penyair sekaligus kurator buku yang bahkan aku geluti sejak muda maka bagaimana berbuat seyogyanya kurator yang harus diakui independennya . Karena itu 480 halaman bukan barang mudah untuk sempat dibaca, tetapi sebagai orang yang terbiasa membaca puluhan ribu halaman maka santai juga membaca bukumu Mas Wardjito Soeharso yang aku juluki Penyair Priyayi sebagai sosok sastrawan yang bertipe akademik yang slalu berada di jajaran atas Penyair indonesia. dan kali ini aku tak akan menyebutmu seorang novelis, tetapi masih Dibalik Bayang-bayang Kasih sayang sebagai seorang untuk diberi gelar tambahan novelis. Alasan itu karena ini novel pertama kali yang ditulisnya, namun demikian kepiawaian dan keterbiasaannya bersastra sejak muda membuatnya novel ini seperti novelis yang sudah menulis berpuluh-puluh novel. Dibalik-bayang-bayang karya Wardjito Soeharso ini menceritakan sebuah drama dengan dengan aneka tragedi dimasa zaman modern dan perubahannya yang semakin modern yang ditangkap penulisnya sehingga menjadi novel yang sangat berarti tidak saja untuk dibaca masyarakat tetapi juga cebagai novel yang patut mendapat apresiasi tinggi dan dicatat dalam sejarah novel indonesia. Karena itu menurutku sempurnalah seorang Wardjito Soeharso menjadi sastrawan Indonesia. !(Rg Bagus Warsono, 14-03-19 membuka bukumu)
adalah majalah sastra net bagi rakyat Indonesia yang memerlukan sastra sebagai bagian kehidupan indah di Indonesia. Untuk segala umur pecinta sastra di Tanah Air. Pendiri Agus Warsono (Rg Bagus Warsono/Masagus) didirikan 2 Januari 2011, Redaksi Alamanda Merah 6 Citra Dharma Ayu Margadadi, Redaktur sastra Agus Warsono, Koresponden Rusiano Oktoral Firmansyah (Jakarta), Abdurachman M(Yogyakarya).
TEKS SULUH
Kamis, 14 Maret 2019
Di Balik bayang-bayang Kasih Sayang , Novel Indonesia Terkini Karya Wardjito Soeharso
Baiklah kubuka novelmu Mas Wardjito Soeharso 480 halaman "Dibalik Bayang-bayang Kasih Sayang". Sebetulnya aku tak mau memujimu percuma saja memuji orang yang berbeda haluan. Namun itu berarti aku sentimen dengan keadaan, padahal sastra harus tak memandang apa itu beda haluan apalagi sampai seperti perbedaan pandangan, paham, atau bahkan politik. Kewajibanku sebagai penyair sekaligus kurator buku yang bahkan aku geluti sejak muda maka bagaimana berbuat seyogyanya kurator yang harus diakui independennya . Karena itu 480 halaman bukan barang mudah untuk sempat dibaca, tetapi sebagai orang yang terbiasa membaca puluhan ribu halaman maka santai juga membaca bukumu Mas Wardjito Soeharso yang aku juluki Penyair Priyayi sebagai sosok sastrawan yang bertipe akademik yang slalu berada di jajaran atas Penyair indonesia. dan kali ini aku tak akan menyebutmu seorang novelis, tetapi masih Dibalik Bayang-bayang Kasih sayang sebagai seorang untuk diberi gelar tambahan novelis. Alasan itu karena ini novel pertama kali yang ditulisnya, namun demikian kepiawaian dan keterbiasaannya bersastra sejak muda membuatnya novel ini seperti novelis yang sudah menulis berpuluh-puluh novel. Dibalik-bayang-bayang karya Wardjito Soeharso ini menceritakan sebuah drama dengan dengan aneka tragedi dimasa zaman modern dan perubahannya yang semakin modern yang ditangkap penulisnya sehingga menjadi novel yang sangat berarti tidak saja untuk dibaca masyarakat tetapi juga cebagai novel yang patut mendapat apresiasi tinggi dan dicatat dalam sejarah novel indonesia. Karena itu menurutku sempurnalah seorang Wardjito Soeharso menjadi sastrawan Indonesia. !(Rg Bagus Warsono, 14-03-19 membuka bukumu)