Elly Azizah
AIR TIK KERTO
Penantian Pangeran Negeri Tasik
Hari ini begitu aneh
Hati berdebar-debar berdesir
Hari panas hujan rintik
Mengiringi langkah gadis Kerto
Ke tepian mata air tik
Bakul berisi beras dikepit
Siput dijinjing tuk dibersihkan
Si gadis remaja terkesiap
Mata nanar termangu
Bila kayu lapuk tersangkut di sini
Tak ada kayu tumbang
Tak juga angin ribut
Sambil melangkah tegak berdiri di kayu
Senandung cinta digumamkan
Bakul beras melenggang menari di air bening
Bakul siput terduduk di atas kayu
Perlahan tapi pasti kayu begerak pergi
Menghilang di tubir mata air
Beras di tangan tumpah
Bakul siput berserak meruah
Kaki di kayu bagai terpasak
Bunda menanti gelisah mengisak
Anak gadis hilang rumah lengang bisu
Makan malam tidak jadi dihidang membeku
Selera makan menghilang layu
Canang bertalu tanda bahaya
Anak negeri berkumpul mencari dara
Bunda gundah anak tak bersua
Bunda bersimpuh mencari berturo-turo bermadah
Asap kemenyan dibakar membumbung
Kaleu nien keme tuhunan sebee tehet
Kaleu nien keme turunan sebee tikis
Dek belek mai tebo
Tulung keme…..
Keme lem duko
Hai…..
Dek tinga dak lekok geliwak
Dak imbo selembano
Ite idup dak dunio
Dakmi saling gemanggeu kemucak
(Kalau nian kami turunan nenek Tehet
Kalau nian kami turunan nenek Tikis
Yang balik ke gunung
Tolong kami…..
Kami dalam duka
Hai…..
Yang tinggal di jurang gua air
Di rimba belantara
Kita hidup di dunia
Jangan saling mengganggu)
Bunda lelah tertidur bermimpi
Wahai bunda, janganlah bersedih
Kami berdua meminang anak dara
Untuk anak kami sang Pangeran
Ia takkan kami sia-siakan
Ia sudah jadi kemantin Pangeran Tasik
Bila Ibu rindu atau sakit
Datanglah ke mata air tik
Minum dan makanlah siput
Pelerai demam dan rindu
Wahai Dinda Kerto
Kau renggut tali kasihku tali rinduku
Menghentak berkelenyar hingga ke urat nadi
Penantian ini tak dapat kutampung lagi
Di air tik kularung pertemuan kita
Kutuntun langkahmu saat gerimis luruh
Menjelang panas matahari melindap
Kubayar tunai meminangmu
Di kebeningan air tik syahdu
Negeri Tasik kita bersemayam memadu
Kita perlu kirim warta
Pada ayah bunda
Suatu saat kita berpesta raya
Mempertemukan dua keluarga berbeda
Bersama anak cucu dan bala tentara
Melalui hujan lebat
Diiringi guntur kilat menyambar
Air sungai dan air tik apus
Binatang air semua keluar
Itu tanda kita datang
Bunda dan sanak saudara tak usah takut
Dua ekor yang besar bentuk aneh
Itulah Ananda berdua
Bila Bunda rindu sebut kami
Di air tik pintu gerbang rumah
Kami akan berkunjung
Air tik air Kerto
Tempat Kerto dilarung pinangan
Pinangan Pangeran Tasik
Air tik Kerto pelepas dahaga
Siput Tik Kerto pelerai demam
Air Tik Kerto dingin menyembuhkan
Di muara dua air belum menyatu
Jalan melingkar menikung
Menggelora di ceruk saling memadu
Cemas bunda hilang
Walau terasa hampa di dada takdir tergurat
Anak dipinang makhluk lain
Telaga bening air Tik Kerto
Nama anak abadi di sana
Pawon:
Cerita rakyat Kepahiang Bengkulu
#lumbung_ea
Bengkulu, 12122021