Terkadang
ide konyol justru malah membuahkan sesuatu yang luar biasa. Tema margasatwa
sebetulnya tema sesungguhnya karena tema ini jarang disentuh, belakangan justru
berkembang karena ada pengembangan ide konyol itu. Seseorang sms nyindir "
Mas itu antologi diganti aja namanya antologi kebon binatang. Ha ha ha itulah
pengembangan yang diharapkan olehku.
Doeloe
misalnya orang yang beranak banyak disebut 'anak kelinci. Belakangan muntul
istilah 'gurita ekonomi dsb.
Dasar
penyair itu pinter!, tema margasatwa jadi tema 'margasatwa. Ha ha ha. katanya
kalau dipenggal menjadi dua kata ada marga dan satwa kalau dipisah menjadi
marga satwa, wah repot aku, tapi tidak mengapa tambah seru. Itulah penyair
kadang bilang A sama-sama , bukan A besar dan a kecil tetapi katanya a bagiku
berarti lain , Apa itu , a berarti satuan nominal eceran, ada juga a berarti
pertanyaan, a berarti orang (si a) atau a berarti keuntungan dsb. Pokoknya
pancen pinter pinter semuanya.
Bahkan
nama hewan sering dikeluarkan untuk mengumpat orang lain seperti ,'otak udang,
otak kerbau, tai anjing, babi loe, kata kata kasar ini terkadang keluardari
mereka orang-orang terhormat bahkan anggota DPR atau mentri untuk mengungkapkan
kekesalan.
Entah
siapa yang pertama menyebut, perilaku manusia dengan sebutan 'kumpul kebo
kenapa tidak 'bebek jantan padahal bebek 100 jantannya cuma seekor
Sebaliknya
ada ungkapan hewan tetapi disukai masyarakat seperti 'Kecil-kecil kuda
kuningan, 'Maung Bandung, "Ayam Kinantan, 'Banteng Ketaton, Cendrawasih
dari Timur, dan tidak untuk ;Kucing Belang.
Kurang
setuju juga ketika memberi ungkapan gadis muda montok dengan sebutan 'ayam
sayur.