Penyair sebagai bagian dari anggota masyarakat turut merasakan dampak yang ditimbulkan dari
perbuatan korupsi yang merugikan rakyat. Semakin buruknya korupsi yang terjadi
di Indonesia dikhawatirkan membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia tercinta ini.
Pelajaran telah dipetik beberapa negara di
dunia, bahkan negara besar, hancur begitu saja akibat perbuatan korupsi yang
dilakukan oleh bangsa itu sendiri. Berangkat dari itulah penyair tergerak
hatinya untuk ambil bagian memberikan upaya pencegahan korupsi agar tidak
semakin luas dan menjadi budaya yang membahayakan. Melalui bidangnya sendiri
dalam sastra yang digelutinya penyair memberikan sumbangsih untuk negeri ini
berupa Puisi Menolak Korupsi (PMK).
Lewat kesertaan para penyair dari berbagai
kabupaten/kota dalam buku sekumpulan Puisi Anti Korupsi adalah bukti
keterlibatan masyarakat dalam kepedulian menolak korupsi di Indonesia.
Gerakan masyarakat itu terdengar dari
pelosok Tanah Air melalui berbagai pemberitaan dengan aneka kegiatannya dari
mulai peluncuran buku, bedah buku, lomba sampai roadshow PMK yang terakhir.
Berbagai pemberitaan yang selalu hangat dibicarakan dikarenakan ada sesuatu yang
aneh dirasa bangsa ini. Mengapa? Jawabnya adalah karena datang dari hati
penyair. Mengapa bukan dari pemerintah atau penegak hukum. Inilah keistimewaan
puisi para penyair PMK.
Tidak hanya berhenti sampai menulis dan
dibukukan saja tetapi penyair PMK telah mampu berbuat untuk mengadakan roadshow
puisi menolak korupsi di sejumlah kota di nusantara ini. Dengung kegiatan
roadshow menggema dimana-mana (kini telah 38 kali dilaksanakan di berbagai kota
di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi , Madura sampai Kepelauan Riau) dan mampu mengajak masyarakat di kota-kota
yang disinggahi roadshow PMK untuk mengajak bersama memiliki jiwa anti korupsi.
Terbukti pada setiap penyelenggaraan roadshow PMK selalu dibanjiri penonton dan
menyita perhatian masyarakat di kota itu. Kehadiran warga masyarakat di roadshow yang
diselenggarakan di kota-kota yang tersebar di wilayah Indonesia ini adalah bukti bahwa bangsa ini masih memiliki
hati mencintai Tanah Airnya.
Di tempat lain puisi PMK juga dibedah di
perguruan tinggi, di sekolah menengah sebagai pembelajaran sastra yang memiliki
muatan pesan yang sangat berarti bagi masyarakat. Dan oleh komunitas
profesional seperti dosen, guru, praktisi hukum juga turut memberi apresiasi
positif akan buku Puisi Menolak Korupsi ini.
Sesuatu yang tidak disangka puisi dapat
menyatukan pandang kepada segenap penyair dari Sabang sampai Merauke. Sebuah bukti
bahwa puisi itu menyimpan sesuatu yang dasyat. Ia mampu berbicara mengajak,
berbuat dan mampu mempertemukan pandangan pemikiran. Bahkan puisi mampu
mengumpulkan pandangan pandangan itu dalam satu kesatuan yang diikat dalam
sebuah buku. Dan bukunya mampu mengikat
penulisnya dari seluruh Tanah Air. Seperti penyelenggaraan Rundown Konferensi
Nasional ,Refleksi dan Evaluasi Gerakan Puisi Menolak Korupsi seperti sekarang
ini.
Tak Sekadar Simbolis Keinginan Rakyat
Dari contoh-contoh diatas gerakan PMK bukanlah
sekadar simbolis rakyat yang disampaikan oleh penyair pengisi antologi PMK
tetapi merupakan perwujudan nyata bahwa rakyat Indonesia telah jenuh atas
perilaku korupsi yang dilakukan justru oleh bangsa sendiri. Dari berbagai
sambutan roadshow PMK di berbagai daerah tampak jelas bahwa Gerakan PMK telah
menjadi milik rakyat Indonesia.
Keterlibatan
berbagai unsur atas gerakan PMK seperti dari kalangan pendidikan, pesantren,
ulama, profesional, aparat penegak hukum
hingga kalangan militer memberikan gambaran pengakuan bahwa PMK merupakan
gerakan yang telah menjadi Gerakan Anti Korupsi rakyat Indonesia.
Pendidikan Karakter Bangsa
Puisi sebagai bacaan sastra juga sangat
memberi arti bagi pendidikan karakter bangsa dimana saat ini ada kecenderungan
miskinnya karakter bangsa dewasa ini. Hal demkian ketika perkembangan budaya serta
masuknya pengaruh global sangat terasa,
seperti pemujaan terhadap produk luar negeri, sikap acuh terhadap keutuhan
NKRI, serta sikap masa bodoh rakyat atas kebijakan pemerintah.
Karakter bangsa bertambah buruk ketika jual
beli suara dalam pemilihan Kepala Daerah seperti dihalakan. Penyaluran pendapat dengan sendirinya
dibatasi oleh siapa yang mampu membayar suara, dan ini terlihat pada saat
pemilihan kepala daerah yang dipilih secara langsung. Bukti lainnya setelah
terjadi pemilihan banyak menimba protes dan kritik atas jalannya pemilihan
langsung kepala daerah yang berujung kasus terjadi dimana-mana.
Melalui PMK dengan keterlibatan berbagai
penyair dari seluruh tanah air jelas memberikan rasa persatuan dan kesatuan
melalui etikad yang sama yakni menolak korupsi dimana-mana secara nasional. Sebuah
kesamaan pandang luar biasa hebatnya yang ditarik dari jiwa penyair yang
bersih, mengingat penyair-penyair tersebut berada tersebar di berbagai pelosok
desa dan kota di nusantara ini.
PMK juga memberi dampak nasional pendidikan
budi pekerti dalam rangka penumbuhan budi pekerti sejak usia dini dan pelajar .
Sentuhan puisi anti korupsi yang disampaikan oleh penyair yang memberikan sentuhan budi pekerti
terhadap anak usia dini, pelajar
merupakan penanaman sikap agar generasi selanjutnya tertanam jiwa anti korupsi.
Sambutan peserta penulis puisi dari kalangan pelajar se Indonesia yang
dibukukan dalam puisi pelajar menolak
korupsi adalah betapa generasi ini tidak menginginkan korupsi terjadi di negeri
ini.
Gema Nasional Gerakan Anti Korupsi
Gema anti korupsi yang justru datangnya dari
rakyat ini dan dipopulairkan oleh pelaku sastra itu sendiri sangat membantu
menekan angka korupsi di Indonesia. Sangat mustahil apa bila penyair yang
kebanyakan berada diluar pemerintahan itu melakukan korupsi. Oleh karena itu
semakin banyak yang terlibat dalam gerakan PMK ini maka gerakan anti korupsi
pun semakin luas. Mereka yang bukan penulis PMK dan mau terlibat dalam PMK pasti akan terlibat pula
dalam Gerakan Anti Korupsi. Dan besar kemungkinan adalah pribadi pribadi yang
memiliki sesamaan tujuan yakni menyuarakan Gerakan Anti Korupsi di masyarakat.
Bahkan ada pula yang memberikan contoh sebagai pemimpin atau warga masyarakat
yang bertingkah laku anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Semakin banyak
warga masyarakat terlibat dalam gerakan
PMK maka jelas semakin banyak rakyat Indonesia yang anti korupsi. Bahkan pernah
dalam roadshow PMK, bertempat di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Jogyakarta, terdapat
warga binaan lapas yang turut membacakan puisi, ini berarti PMK telah menyentuh
sampai pada pelaku korupsi, sebab mungkin diantara warga binaan itu terdapat ex
pelaku korupsi.
PMK ternyata memberikan dapak positif di
masyarakat. Peran keterlibatan masyarakat melalui rekrutmen puisi PMK
sedikitnya telah memberi ajakan kepada warga masyarakat dan disambut masyarakan
dengan nyata menyuarakan anti korupsi melalui puisi. Seperti keterlibatan
pelajar dalam menulis PMK (ada 286 pelajar se Indonesia) adalah penanaman
karakteristik bangsa dan penumbuhan budi pekerti sebagai pribadi yang memiliki
jiwa anti korupsi. Selanjutnyan keterlibatan
masyarakat dalam penyelenggaraan roadshow di sejumlah daerah di Indonesia baik
sebagai coordinator , pemprakarsa kegiatan roadshow, atau partisipan serta
mereka yang turut melihat dan menyaksikan jalannya roadshow sudah merupakan
kepedulian masyarakat yang dipastikan memiliki hati yang sama yaitu anti
korupsi.
Dampak negative pun tak terhindarkan ketika
puisi baik dibacakan melalui roadshow maupun disampaikan dalam buku tak menjadi
sentuhan hati pada warga masyarakat yang terbiasa melakukan tindak korupsi.
Mereka mengangap PMK sebagai hiburan semata, sebuah tontonan atau bacaan
hiburan. Pesan-pesan yang disampaikan oleh puisi tak menyentuh hatinya yang
telah tebal oleh kebohongan dan kebohongan. Ibarat ‘anjing mengonggong khalifah berlalu mereka malah menjadi-jadi
melakukan korupsi dan berulang-ulang. Bahkan ada yang hantinya tak bisa
membedakan mana ini yang disebut korupsi dan mana yang halal semua menjadi satu
karena telah menjadi abu-abu . Apresiasi membaca PMK yang demikian itu perlu
mendapat sentuhan lebih mendalam sehingga indicator yang diharapakan dapat
tepat sasaran.
Bahayanya manakala tindak korupsi menjadi
pada tingkat yang dianggap wajar dan dimaklumi oleh masyarakat. Seperti suap
ketika sesorang masuk sekolah , masuk perguruan tinggi, masuk kerja atau ketika
pemborong mendapatkan tender proyek.
Suap semacam ini seperti hal biasa terjadi dan dianggap lumrah. Bahkan system
‘lelang jabatan diartikan lain yakni membeli jabatan pada penentu kebijakan,
ini sudah luar biasa buruknya tetapi jarang disentuh ranah hukum.
Korupsi ‘kecil-kecilan atau berjumlah besar
dalam nominal rupiah sama saja adalah korupsi. Jumlah nominal rupiah yang
dikorupsi memiliki relative pandangan masyarakat. Jumlah kecil bagi orang tertentu
belum tentu dianggap kecil bagi masyarakat kecil yang dirugikan. Disinilah
letak peran PMK untuk mendapatkan apresiasi dari perilaku korup yang dianggap
wajar itu .
Sorotan masyarakat pada tindak korupsi yang
banyak dilakukan di lembaga-lembaga tertentu merupakan sasaran PMK dalam rangka
membantu masyarakat yang dirugikan. Dengan ‘membaca PMK diharapkan memunculkan
apresiasi positif yang diharapkan kita semua.
Harapan dan Strategi Masa Datang
Begitu banyak masyarakat bersedia
memfasilitasi kegiatan roadshow PMK di daerah. Dukungan ini tidak saja dari
warga masyarakat perorangan yang peduli akan nasib bangsa ini tetapi banyak
juga dari pejabat di daerah yang dengan sukarela membantu terlaksananya sebuah
kegiatan dalam rangka gerakan anti korupsi melalui sastra yakni puisi.
PMK juga diharapkan mendapat kepedulian dari
berbagai stake holder pada keinginan anti korupsi di Indonesia ini. Lebih
banyak terselenggaranya roadshow di berbagai daerah atas dukungan dan partisipasi
masyarakat yang menginginkan kehidupan di Indonesia itu bersih dari korupsi.
Manfaat
Sebuah gerakan memiliki tujuannya tersendiri
bahwa ada sesuatu faedah yang dapat dipetik dari gerakan PMK ini. Beberapa
manfaat dari gerakan PMK ini adalah:
-Pertama, puisi
sebagai bagian kesusastraan Indonesia telah memiliki makna pengembangan sastra,
pembelajaran, serta nilai apresiatif yang mampu menggerakan jiwa bangsa.
-Kedua,
keterlibatan penyair dari berbagai daerah dengan warna budaya di tempat tinggal
mereka yang berbeda-beda telah dapat disatukan pandang menjadi ‘corong
pemersatu bangsa dalam rangka turut berpartisipasi dalam pencegahan perilaku
korupsi dengan cara-cara lebih halus tetapi mengena sasaran.
-Ketiga, dengung
kegiatan dari mulai penulisan, pembacaan, kegiatan ilmiah seperti bedah buku
atau kritik sastra, dan roadshow PMK besar dan kecilnya memiliki pengaruh pencegahan
perilaku korupsi di Indonesia.
-Keempat, bahwa
bentuk partisipasi masyarakat dalam gerakan menolak korupsi telah memberi
keuntungan terhadap negara Republik Indonesia lebih evisien dalam
mengkampanyekan anti korupsi (bandingkan dengan negara lain yang menyisihkan
untuk biaya kampanye anti korupsi pada setiap program pembangunan setiap
tahunnya ). Penyelenggaraan negara yang
bersih dan berwibawa adalah amanat UUD 1945.
-Kelima, melalui
antologi PMK di sekolah dan perguruan tinggi berarti penyair
telah turut
berpartisipasi dalam gerakan literasi sekolah. Dimana perlu keterlibatan public
(termasuk penyair/sastrawan) dalam peningkatan literasi di sekolah dan
perguruan tinggi. Pada saat iniuji literasi membaca menunjukkan, kompetensi
peserta didik Indonesia tergolong rendah. Dalam PIRLS 2011, Indonesia menduduki
peringkat ke-45 dari 48 negara. Sementara itu, untuk uji literasi membaca dalam
PISA2012, peserta didik Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara.
Kesimpulan
Gerakan PMK yang telah berjalan sejak tahun
2013 dan telah mendapat apresiasi
masyarakat sudah selayaknya dipertahankan dan menjadi gerakan masyarakat (Gema)
Nasional melalui puisi sebagai sarana interaksi dan komunikasi dalam rangka
menolak berbagai tindak korupsi apa pun jenis dan macamnya dalam perjalanan
bangsa ini.
Gema Nasional PMK selanjutnya sebagai
konsekwensi mempertahankan gerakan ini maka harus memiliki penekanan-penekanan
pada indicator sasaran gerakan ini. Jika pada kesempatan lalu dalam buku PKM
jilid 1, jilid 2 dan Jilid 3 lebih mengetengahkan sasaran umum dan memberi
warna aneka peristiwa korupsi dan kritik serta sindirnya melalui puisi yang
beragam maka sudah saatnya gerakan PMK memberi focus sasaran yang urgen untuk
membantu masyarakat dalam pencegahan korupsi.
Fokus sasaran selanjutnya penyelengaraan
antologi dengan tema puisi yang terfokus. Sasaran apresiasi yang terfokus serta
keterlibatan kalangan penyair tidak hanya pelajar tetapi juga mahasiswa dan
masyarakat umum.
Saran
Untuk terwujudnya apa yang kita cita-citakan bersama sangat
perlu mendapat berbagai dukungan dan keterlibatan Pemerintah dalam hal ini
Presiden dan DPR/DPRD serta esekutif di daerah. Juga dukungan dari mereka yang
memiliki relevansi pencegahan korupsi dari aparat penegak hukum dan lembaga
swadaya masyarakat. Serta tokoh masyarakat dan seluruh rakyat Indonesia yang
memiliki kemampuan berpartisipasi secara materi maupun mental terhadap gerakan
Puisi Menolak Korupsi.
Sedang bagi pelaku sastra (penyair/penulis)
pengisi Buku Sekumpulan Puisi Menolak Korupsi diharapkan untuk terus berkiprah
dalam rangka memelihara gerakan anti korupsi melalui puisi dengan berbagai
aktifitas yang sekecil apa pun dapat dilakukan.
(penulis seorang penyair tinggal di Indramayu, 25
Juli 2015)
Rg Bagus Warsono (Agus warsono) Lahir di Tegal , 29 Agustus 1965,
pengasuh sanggar sastra Meronte Jaring dan coordinator Himpunan Masyarakat
Gemar Membaca di Indramayu. Tinggal di Jl. Alamanda Merah No. 6 Perumahan Citra
Dharma Ayu Kelurahan Margadadi Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu-45211 HP
: 082126776000