TEKS SULUH


Rabu, 01 April 2020

Puisi-puisi Corona , Sami’an Adib, Narasi Kebahagiaan

60.Sami’an Adib,

Narasi Kebahagiaan

Bayangan hari kiamat serasa telah tiba

lenyap segala hiruk-pikuk kesibukan kota

sementara di desa-desa kepanikan melanda

jalan-jalan sepi tanpa lalu-lalang pengembara

bahkan jejak-jejak para tetua nyaris tak terbaca



tinggal senandung duka

tembang paling nestapa

berirama derai air mata:

balada orang-orang terluka



bayangan hari kiamat terasa demikian nyata

kecanggihan rekayasa manusia seakan sia-sia

terjebak dalam rantai siklus wabah yang mendunia

masing-masing para jenius menawarkan formula:

rahasia agar terbebas dari belenggu malapetaka



kembali ke keagungan cita

berlomba menelurkan karya

demi hidup lebih bermakna

bekal meraih piala bahagia



di bawah bayang-bayang kehancuran semesta

tersebab amukan makhluk kecil virus korona

orang-orang kehilangan pesona rasa dan peka

sendiri terkurung di balik tembok-tembok hampa

tanpa kawan yang biasanya kerap bertegur sapa



tapi gairah mesti terpelihara

menyiangi gulma prasangka

agar subur benih-benih bahagia

dalam rinai doa dan limburan kasih-Nya



Jember, 2020

Karena Korona Karina Terkarantina

ia perempuan tangguh

energik, tak kenal lelah

stamina selalu terjaga

peduli pada sesama



entah apa sebab

tiba-tiba matanya sembab

membaca hasil laboratorium

di ruang pavilium rumah sakit umum



vonis dokter harus ia terima

masuk ruang spesial: karantina

sebab virus telah menjarah tubuhnya

: korona, selebritas yang mengguncang dunia



tetapi ia tetap perempuan tangguh

karena ia selalu berpegang teguh

bahwa hidup adalah fana

sebatas ujung kelana



ketika belum ada obat mujarab

ia peram tabah dan harap

di balik sekulum senyum

dari bibirnya yang ranum



seakan tak ada derita di raut wajahnya

walau sepi dan kesendirian mendera

dalam karantina tanpa sanak tetangga

 ia lantang menolak seruan putus asa



ia kemas semua cemas yang menyesaki dadanya

menggantinya dengan sebuncah harapan dan doa

demi bisa kembali berbagi bahagia pada sesama

mengarungi samudera keanggunan Yang Kuasa

Jember, 2020


Sami’an Adib, lahir di Bangkalan tanggal 15 Agustus 1971. Lulus Strata I pada jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember (Unej).  Puisi-puisinya terpublikasikan di beberapa media cetak dan on line. Antologi puisi bersama antara lain: Menuju Jalan Cahaya (Javakarsa Media, Jogjakarta, 2013),  Kata Cookies pada Musim (Rumah Budaya Kalimasada Blitar, 2015), Lumbung Puisi V: Rasa Sejati (2017), PMK 6 (2017), Negeri Bahari (DNP 8, 2018), Gus Punk (Pelataran Sastra Kaliwungu, 2019), Negeri Pesisiran (DNP 8, 2019), Risalah Api (Ziarah Kesenian, Jakarta, 2019), When The Days Were Raining (Tahura Media, Banjarmasin, 2019), Risalah Tubuh di Ladang Kemarau (Forum Sastra Timur Jawa, Jember, 2019), Perjalanan Merdeka (Penebar Media Pustaka, 2020), Setangkai Bunga Padi (FAM Bublishing , 2020), Wong Kenthir (Penebar Media Pustaka, 2020), dan lain-lain. Aktivitas sekarang selain sebagai tenaga pendidik di sebuah Madrasah di Jember, bergiat juga di Forum Sastra Pendalungan.