adalah majalah sastra net bagi rakyat Indonesia yang memerlukan sastra sebagai bagian kehidupan indah di Indonesia. Untuk segala umur pecinta sastra di Tanah Air. Pendiri Agus Warsono (Rg Bagus Warsono/Masagus) didirikan 2 Januari 2011, Redaksi Alamanda Merah 6 Citra Dharma Ayu Margadadi, Redaktur sastra Agus Warsono, Koresponden Rusiano Oktoral Firmansyah (Jakarta), Abdurachman M(Yogyakarya).
TEKS SULUH
Minggu, 27 Juni 2021
Sabtu, 19 Juni 2021
Daftar Penyair Tadarus Puisi I Ramadhan 1438 H
Penyair :
1.Sutan Iwan Soekri Munaf
2.Syahriannur Khaidir
3.Soei Rusli
4. Ribut Achwandi
5. Wans Sabang
6. Alhendra Dy
7.Ronny Nugraha Syafroni
8. Tajuddin Noor Ganie
9.Eddy Pramduane
10.Aldy Istanzia Wiguna
11. Diah Natalia
12. Nanang Suryadi
13. M Sapto Yuwono
14.Mohamad Iskandar
15. Marlin Dinamikanto
16.Komarudin
17.Gilang Teguh Pambudi
18.Edy Irsyad Siswanto
19. Wahyudi Abdurrahman Zaenal
20. Daviatul Umam
21. Fernanda Rochman Ardhana
22.Ahmad Irfan Fauzan
23. Hasan Maulana A. G.
24.Eri Syofratmin
25. Gunta Wirawan
26. Muhammad Lefand
27. Chan Parasay
28. Arien Jenal Mutaqin
29.Hasan Bisri BFC
30. Sokanindya Pratiwi Wening
31.Asep Saepudin
32. Aloeth Pathi
33. Arya Setra
34. Sami’an Adib
35. Amrin Moha
36. Mukti Sutarman Espe
37. Eno El Fadjeri
38. Yusran Arifin
39. Riswo Mulyadi
40. Mas Oim
41. Iwan Bonic
42. Navys Ahmad
43. Asep Dani
44. Sri Sunarti
45. Wanto Tirta
46. Maya Azeezah
47.Supi El-Bala
48. Yus Marni
49. Bhara Martilla
50. Alra Ramadhan
51. Wardjito Soeharso
52. Sutarso
53. Charmad
54. Raden Rita Yusri
55. Nok Ir (Khoiroh)
56. Sulchan MS
57. Akidah Gauzillah
58. Indah Patmawati
59. Fitrah Anugrah
60. Najibul Mahbub
61. Novia Rika
62. Agustav Triono
63. Wadie Maharief
64. Rintanalinie Girinata Primanique
65. Dwi Wahyu C.D.
66. Abu Ma’mur MF
67. Yayuk Amirotin
68. Salman Yoga S
69. Ahmad Setyo Bae
70. Sri Handayani
71.Muakrim M Noer
72. Rg Bagus Warsono
73. Sarwo Darmono
Rabu, 16 Juni 2021
Kamis, 10 Juni 2021
Terang Benderang di Bandanaira
Terang Benderang di Bandanaira
Pagi di balik bukit
Tanpa awan di langit
Semorot surya timur terang benderang
Memanggil penduduk desa
Siaga bekerja
Karena hari ini tamumu datang
Lihat siapa gerangan
Berkopiah tampan
Berjalan tegap dalam pengawalan
Terang benderang di Bandaneira
Tak ada yang bangun kesiangan
Memberi gairah
Semangat bekerja bercocok tanam
Membangun rumah untuk Si Bung
Bilik bambu pilihan
Beras, sagu, dan ayam
Berkumpul di halaman
Tak ada lapar
Semua senang
Bersama untuk belajar.
Rg. Bagus Warsono, 1996
http://si-bung.blogspot.com/.../terang-benderang-di...
Selasa, 08 Juni 2021
Tadarus Puisi Ramadhan V 1442 H /2021 Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Edisi Spesial Penulis : Penyair Indonesia Editor : Rg Bagus Warsono
Penyair:
1.Hapsah Sengaji,
2. I Wayan Budiartawan, (Karangasem)
3. Heru Marwata, (Yogyakarta)
4. Ayu Rahayu, (Indramayu)
5. Usniaty.S.I.Kom, (Palopo)
6. H. Shobir Poer, (Tangerang Selatan)
7. Rohani Athala, (Aceh Barat Daya)
8. Zaeni Boli, (Larantuka)
9. Irwansyah, (Bogor)
10. Ahmad Z. Ujung, (Dairi)
11. Muhamad Salam , (Ambuten Sumenep)
12. Ahmad Dumyati AN, (Serang)
13. Anisah, (Magelang)
14. Supianoor, (Tanah Bumbu)
15. Fath WS, (Magelang)
16. Teguh Ari Prianto, (Bandung)
17. Sri Wijayati, (Bantul)
18. Tarni Kasanpawiro (Bekasi)
19. Atek Muslik Hati , (Lombok)
20. Ahmad Rizki (Tangerang Selatan)
21. Wawan Hamzah Arfan, (Cirebon)
22. Muhammad Jayadi, (Balangan)
23. Ali Imron, (Pekalongan)
24. Budi Riyoko, (Palembang)
25. Rosyidi Aryadi,(Palangkaraya)
26. Syahryan Khamary,(Tidore)
27. Emby B.Metha (Adonara)
28. Indon Wahyudin (Makasar)
29. Khalid Alrasyid,(Mojokerto)
30. Nanik Utarini , (Merangin Jambi)
31. Arya Setra, (Jakarta)
32. Yus Harris, (Jombang)
33. Hari Yono, (Blitar)
34. Hendra Sukmawan, (Garut)
35. Sulistyo, (Jakarta)
36. Herry Lamongan, (Lamongan)
37. Raeditya Andung Susanto
38. Dyah Nkusuma, (Sampit)
39. Wyaz Ibn Sinentang (Pontianak)
40. Oka Miharzha.S, (Tanah Laut)
41. Muhammad Levand, (Jember)
42. Eliviya Kusumawati, (Mojokerto)
43. Gilang Teguh Pambudi,( Jakarta)
44. Ence Sumirat, (Cianjur)
45. Selamat Said Sanib, (Samarinda)
46. Che Aldo Kelana, (Atambua)
47. Sugeng Joko Utomo, (Tasikmalaya)
48. Amini, (Nganjuk)
49. Nur Khofifah, (Banyuwangi)
50. Iwang nirwana, (Pemalang)
51. Mohammad Saroni, (Mojokerto)
52. Hal Halis,(Bulukumba)
53. Bayu Aji Anwari, (Semarang)
54. Fadil Kania Putra, (Garut)
55. Putri Bungsu, (Karanganyar)
56. Abidi Al-Ba'arifi Al-Farlaqi (Bireuen)
57. A. Zainuddin Kr, (Pekalongan)
58. Indri Yuswandari, (Kendal)
59. Yuda Wira Jaya, (Wonosobo)
60. Edison P. Malau,(Sidikalang)
61. Mast Oim (Pati)
62. Wandi Julhandin(Makasar)
63. Hamsar Opo (Makasar)
64. Sumrahadi (Jakarta)
65. Suyitno Ethex (Mojokerto)
66. Rasif Arisa,(Jambi)
67. Muhamad Salam (Sumenep)
68. Akhmad Sekhu, (Jakarta)
69. Abu Ahmad Alif (Bontang)
70. Rg Bagus Warsono (Indramayu)
71. Iin muthmainnah (Sumenep
72. Ary Toekan, (Adonara)
73. El-Amirin (Kangean Madura)
74. R. Muhammad. A. A (Banjarbaru)
75. Dian Purnama Dewi, (Badung , Bali)
76. Bayu Nindyoko, (Wonogiri)
77. Hasani Hamzah (Sumenep)
78. Riami, (Malang)
79. Mohammad Iskandar, (Demak)
80. Amal Mustofa, (B0gor)
81. Taufik Saiful Anam, (Pati)
82. Akbar AP, (Bantul)
83. Roymon Lemosol, (Ambon)
84. Christya Dewi Eka, (Semarang)
85. A Machyoedin Hamamsoeri, (Jakarta)
86. Sukardi Wahyudi, (Kutai Kertanegara)
87. Sukismiati, (Jombang)
88. Warsono Abi Azzam, (Cilacap)
89. Heru Patria, (Blitar)
90. Nurhayati Rakhmat, (Bekasi)
91. Rissa Churria, (bekasi)
92. Gambuh R Basedo, (Rembang)
93. Tono (Blora)
94. Dwi Wahyu Candra Dewi, (Blora)
95. Rusdin Pohan, (Medan)
96. Sulistyo Nugroho, (Tangerang)
97. Suhendi RI, (Bekasi)
98. Riswo Mulyadi, (Banyumas)
99. Aisyah Rauf (Bulukumba)
100. Samian Adib (Jember)
101. Taba Heriyanto.(Bengkulu)
102. Elly Azizah,(Bengkulu)
103. Odi Shalahuddin, (Yogyakarta)
104.Asro Almurthawy, (Merangin)
105. Ama Kewaman,(Lembata)
106. Jack Lamurian, (Pati)
107. Sisprili, (Makasar)
108. Herry Abdi Gusti, (Bojonegoro)
109. Mita Katoyo, (Jakarta)
110. Aisyah Jamela, (Langkat)
111. Shon Sweets, (Candisari)
112. Fazri Ramadhanoe, (Medan)
113. Dormauli Justina, (Yogyakarta)
114. Sukma Putra Permana, (Bantul)
115. Siti Ratna Sari,(Tanjung Radeb)
116. Wanto Tirta, (Banyumas)
117. Barokah Nawawi, (Purworejo)
118. I Made Suantha, (Gianyar)
119. Sutarso, (Sorong)
120. Aslam Kussantyo, (Kendal)
121. Rosmita ,S.Pd, (Jambi)
122. Agustav Triono, (Purbalingga)
123. Nok Ir, (Sumenep)
124. Wahyu Nurhalim,(Riau)
125.Rasuna, (Kandangan)
126. Moh Shadam Taqiyyuddin Azka,(Pati)
Kamis, 03 Juni 2021
Tentang Penyair Narsis
Tentang Penyair Narsis
Publikasi memang perlu. Tetapi publikasi berkaitan erat dengan aktifitas dan prestasi itu.Seorang artis, misalnya dipublikasikan terus menerus namun hanya diberitakan masalah keluarga (sebuah masalah klasik kehidupan) maka pemeberitaan dengan maksud untuk mencari popularitas hanya sebatas ketika public medengar atau sempat membacanya, sudah itu,beralih kepada tokoh lain.
Beda dengan sosok penyair. Penyair narsis itu sangat diperlukan. Karena pembaca ingin mengetahui sosok penulisnya. Jadi karya dan penciptanya diketahui masyarakat.
Jadi Penyair Narsis, itu lumrah, sebab mendampingi puisinya. Tentu saja penampil itu jika bersamaan dengan apa yang dibicarakan yaitu karyanya.
Berikut beberapa pendapat tentang penyair narsis dari penyair itu sendiri.
Indrie Matrie mengatakan bahwa penyair narsis biasanya “Modus” dibalik kaTa-kata. Tapi gak masalah selama modusnya positif buat semua. Lee Mirna: Penyair narsis itu cari perhatian agar pesan dan maksud sampai kepada penikmatnya.
Dwi Indriani Masruroh: Penyair Narsis adalah puisi diluar nalar imajinasi.
Riswo Mulyadi: Penyair narsis adalah puisi tanpa diksi.
Lagung Lima Belas : Sekarang lebih simpel bang, katakan dengan emoji. Sedangkan Agus Chaerudinov Vandee: Penyair Narsis adalah ingin membuktikan eksistensi diri bahwa ia mampu berkecimpung di dunia sastra.
Selain pendapat itu Rian Hidayat memperkuat pendapat diatas bahwa :Gejolak halusinasi penyair, seakan menjadikan tema/ulasan yg dibilang narsis, padahal penyair sedang tak melakukan kajadian tersebut.
Namun tak sedikit orang ngomong bernada miring terhadap penyair narsis itu. Tetapi L. Nard Christine Leoni Maria penyair narsis itu yang bikin orang geleng-geleng kepala.
Popularitas perlu dijaga dengan reputasi.Reputasi disamping berkaitan dengan aktifitas diri juga menyadari kedudukannya sebagai figurpublik. kalau memang telah menemukan jati disebagai penulis , ya tetap menuilis. Kalaumerasa menemukan sebagai cerpenis lebihmenguntungkan ya menulis cerpen. begitu juga ketika seorang penulis novel merasa di novel initempatnya, dia akan konsekwen sebagai penulisnovel. Meski banyak yang multi talenta bisamenulis ragam apa saja karena semua karyanyatermasyur itu istimewa dan juga karenakaitannya dengan semua apa yang disebutkan diatas. (Rg Bagus Warsono , kurator sastra di Lumbung Puisi)
Rabu, 02 Juni 2021
Mengenal Bagaimana Kehidupan Penyair
Mengenal Bagaimana Kehidupan Penyair
Penyair adalah manusia biasa, ebagaimana arti kata penyair adalah sebutan bagi pengarang syair; pengarang sajak; pujangga, atau dalam padanan kata penyair adalah: bujangga, pujangga, penyajak, sastrawan, penulis. Tetapi ia manusia yang istimewa karena melakukan pekerjaan produksi yang tidak semua orang dapat melakukannya yaitu mengarang syairatau puisi.
Ada yang menggelitik untuk diketahui masyarakat umum yang bertanya-tanya bagaimana kehidupan penyair sehari-hari. Lumbung puisi menggali pengakuan dari para penyair untuk dimintai pendapatnya. Ternyata kehidupan setiap penyair dengan penyair lainnya berbeda tetapi memiliki satu kesamaan.
Beberapa penyaitr berpendapat bahwa penyair slalu dalam kesendirian seperti dikatakan Abdul Hadi WM bahwa penyair itu sendiri. Ditegaskan oleh Agustav Triono: Penyair adalah pejalan sunyi di keramaian, penghayat kehidupan, pembaca yang suntuk bukan sekadar pembaca buku namun juga “pembaca” alam. Sedang kata
Muhammad Syaeful Anam: Kehidupan penyair hanya dimalam hari, karena siangnya penyair untuk menyair rejeki.
Jadi penyair itu sama dengan orang kebanyakan tak ada yang istimewa, seperti kata Adelia Supriyono: Kehidupan Penyair itu biasa ajah. Juga kata Bayu Nindyoko : Kehidupan Penyair itu biasa-biasa saja, normal-mormal saja, dengan catatan hidupnya di lingkup kehidupan masyarakat biasa, Dikuatkan oleh Ria Mi : Kehidupan penyair ya kadang susah kadang senang lumrah seperti manusia lainnya.
Jafar: penyair itu selalu damai, tak punya utang negara.
Namun demikian penyair adalah sosok yang penuh pengalaman hidup khususnya pengalaman batin . Ini tentu bila melihat atau membaca puisi-puisi mereka. Siti Dwi mengatakan bahwa kehidupan penyair ada suka dukanya. Suka duka itu adalah pengalaman bathin mereka yang slalu terlihat dalam karyanya. Seperti kata Yuda Wira Jaya: Kehidupan seorang penyair penuh akan pengalaman batin. Dan kata
Winar Ramelan: Kehidupan Penyair bagiku, situasi apa pun dalam berpuisi tetap mengandalkan rasa, dengan bahasa yang lembut dan kata kata yang apik.
Memang penyair adalah sosok yang mewakili harapan masyarakat umum .Kehidupan Penyair menyimpan: Harapannya kemana-mana tapi tak pernah sampai. Bahkan kata
Poet Yudisque : Kehidupan penyair itu seperti khayalan…
Kehidupan penyair memang sensitive. Jika hatinya tersentuh semua ditulisnya. Ia ingin menyampaikan. Seperti pendapat Aditya Mahdi Farsya: Kehidupan Penyair itu hanya ingin didengar. Fathws Siti Fatonah: Kehidupan penyair itu sensitif dan kreatif. Indrie Matrie Matrie: Kehidupan Penyair itu unik, kata-katanya sering melumatkan hati orang lain tapi kata2nya juga sering sulit dimengerti pasangannya. Ina Marct: Penyair itu perasa yang banyak merasa rasa-rasa kehidupan. Tentu saja penyair bukanlah disebut memiliki tekanan bathin.
Pendek kata kehidupan penyair unik. Ada yang mengataka penyair itu miskin tapi ngaku kaya, seakan dunia itu milik sendiri. Ada juga yang mengatakan kehidupan penyair itu semau gue (sakkarepe). Bahkan adfa yang mengakatak kehidupan penyair itu serba tahu dan sebagainya.
Dari semua pendapat terdapat pendapat yang membuat para penyair itu sendiri bangga yaitu dari Hamid: Kehidupan penyair adalah orang yang selalu bersyukur dalam ke-adaan apapun. (Rg Bagus Warsono kurator sastra di Lumbung Puisi)
Selasa, 01 Juni 2021
Puisi dalam Pandangan Penyair
Puisi dalam Pandangan Penyair
Dalam pandangan umum puisi merupakan sebuah karya sastra hasil dari ungkapan dan perasaan seseorang dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik, dan bait. Dalam arti harfiahnya puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; Pada pengertian harifiah lainnya puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; Sedang puisi juga lumrah disebut sajak.
Dalam perkembangannya puisi kini dipandang oleh kalangan sastrawan itu sendiri beda dengan arti semua itu. Jadi apa itu Puisi kata sang Penyair?
Sebagian Penyair memberi pengertian bahwa puisi merupakan seni Bahasa seperti kata Rosmita : Puisi adalah karya sastra diungkapkan melalui diksi dan bahasa yang indah. Sulistyo Nugroho: Puisi adalah permainan rasa yang tertuang dalam rangkaian kata. Anie Ibunya Athala : Puisi merupakan ungkapan perasaan terdalam, yg kadang sulit diucap tapi bisa ditulis. Yoe Irawan: Puisi itu mengolah Kewarasan nalar menolak akal abal-abal. Sabrina Dek : Puisi itu sesuatu keindahan yang dirasakan oleh hati lewat pemilihan kata dan tipografi serta mampu untuk teman bermain.
Beberapa penyair memberi tekanan bahwa puisi adalah jiwa ini. Seperti Rufus Kopong : Puisi itu piatu yang tak pernah lenyap, timbul-tenggelam di ruang dn waktu. Ahmad Z Ujung: Puisi adalah lalu lintas kata dalam jalan raya rasa. Jhi Wandi :Puisi adalah rasa yang paling gila. Sulistyo: Puisi-puisiku adalah anak-anakku, yang lahir dari rahim pemikiranku. Mohamad Iskandar : Puisi adalah salah satu Terapi Jiwa. Wawan Hamzah Arfan: Puisi adalah jiwa kehidupan. Salimi Ahmad: Puisi, jiwa yang berlabuh. Mustiar Ar: Puisi itu hidup dalam jiwa insan yang bening. Elly Azizah: Puisi itu Isi hati yang terdalam tentang jiwa raga, masyarakat, alam semesta serta sang pencipta terukir indah . Aisyah Mulyani: Puisi adalah ruh yang kucari selama ini. Assa Kartika: Puisi adalah Bahasa kalbu atas kepantasan dan ketidakpantasan hidup. Niken Haidar : Puisi itu bahasa kalbu..ukirane rasa. Indri Yuswandari: Puisi itu laku, sikap dan jujur.
Pada Sebagian lain puisi dipandang sebagai rasa ke-akuan dan ‘dia seperti kata Moh Qusyairi: Puisi adalah aku. Irwansyah Imed: Puisi adalah rasa dari ego melalui diksi. Arya Arizona: Puisi ,dia adalah jendela dimana kita memandang sekitar,menghirup udara,melihat hujan,ketakutan melihat petir dan badai,merasakan panas mentari atau menutup tirainya bersembunyi dari gejolak dunia sambil berkaca.
Amini: Puisi adalah teman, yang dapat aku temui kapan pun. Siti Rukayah Eko: Bayangmu adalah puisi yang tak bisa henti kutulis. Hasanah Yunus:Puisi adalah ilustrasi rasa dari seorang penyair.
Dalam segi manfaat beberapam penyaior menyebut sebagai berikut seperti Hasani Hamzah : Puisi adalah motivasi hidup, baik bagi diri penyairnya maupun orang lain. Soekardi Wahyudi: Puisi adalah guru yang mengajari semesta membaca rasa dengan baik. Evita Erasari: Puisi sebagai self healing, semakin berpuisi semakin sehat bathin kita.
Namun betapa kagetnya ketika penyair malah mengartikan lain seperti Wardjito Soeharso : Puisi hanya onani Penyair tak paham dedikasi. Heru Patria: Puisi bukan sekadar media ekspresi diri, tapi puisi bisa menjadi alat evaluasi atas kelangsungan suatu negeri. Akhirnya di masa media social sekarang ini puisi juga berarti ‘woro-woro (kabar berita). Dan puisi juga ibarat masakan Warung Tegal ada dimana-mana, merakyat, disukai kalangan bawah , menjadi tempat bercanda dan sebagainya. Tapi jangan salah ya, puisi juga adalah unek-unek! (Rg Bagus Warsono, kurator di Lumbung Puisi)