Tentang Sastra
(Puisi) Terkini
Oleh Rg Bagus Warsono
Salah satu siar informasi karya sastra yang tepat itu
tempatnya di lembaga-lembaga perguruan pencetak guru, seperti DI UPI atau
fakultas keguruan. Di beberapa perguruan tinggi itu kita punya dosen dan tenaga
kependidikan yang juga merupakan penyair terkenal. Melalui informasi yang
didapat dari lembaga itu suatu ketika akan disiarkan di sekolah-sekolah di
Nusantara ini oleh alumnusnya. Tergantung dari bagaimana dosen di perguruan itu
menyuguhkan materi sastra pilihannya. Kita percaya mereka akan menyuguhkan
materi ajar atas karya terbaik bukan atas dasar tokoh penyairnya. Sebab
mustahil dosen memberikan materi asal-asalan karena informasi sastra yang
disampaikan dosen di fakultas keguruan berdampak pada masyarakat luas nantinya.
Dunia internet dengan perkembangan situs-situs sastra serta
sajian budaya di media online yang terus berkembang, mengakibatkan turunnya
grafik penjualan buku sastra di berbagai toko buku besar. Beberapa toko buku
besar terpaksa mengecilkan ruangan untuk mengurangi karyawan untuk menjaga
kestabilan toko buku. Akhirnya mereka para tokoh penyair yang selama ini
memonopoli penerbitan buku gigit jari. Buku mereka lapuk di rak-rak penjualan
yang tak pernah disentuh pembeli. Kini boleh dikatakan penyair-penyair
pinggiran malah laris karyanya terbaca oleh masyarakat melalui dunia internet.
Kegairahan sastra Indonesia khusus puisi di Indonesia dengan
munculnya banyak antologi bersama sejak reformasi dan memasyarakatnya pengguna
internet, menjadi wahana pertemuan para penyair dalam karya-karya mereka
('meski semu bila dikatakan bersatu) .Gejala ini patut dicatat dalam sejarah
kesusastraan Indonesia sebagai gerak langkah perjalanan sejarah sastra
Indonesia. Bukti-bukti itu sudah cukup banyak diprtanggungjawabkan . Dan
tentunya berbahagialah para penyair yang turut menyuarakan melalui puisi aneka
antologi bersama di Tanah Air.
Berfikir dengan rasa dan melihat tidak harus sebelah mata
tentang sastra Indonesia dewasa ini. Antara Jakarta, Jogyakarta, Semarang,
Tegal, Bekasi, Banjarmasin dan kantong-kantong penyair di seluruh Tanah Air
harus mendapat porsi yang sama dalam pemberitaan serta pengakuan aktifitas
sastra. Informasi itu terbuka lebar, tak boleh kita menutup mata bahwa ada di
sebuah desa di Jambi, misalnya, yang jauh dari keramaian, atau di Banjarbaru di
tepi hutan ada aktifitas sastra dalam upaya menghidupkan sastra khusus puisi
Indonesia.
Jika sastra yang diperbincangkan orang-orang akademika itu
tentang karya angkatan 66 atau sebelum tahun reformasi, maka 20 th mundur
sastra kita. Perkembangan sastra dewasa ini diwarnai dengan perkembangan dunia
internet. Ciri-ciri itu diantaranya gejolak masyarakat untuk menyuarakan isi
hati dengan kesamaan pandang atas ketidakcocokan antara realita dengan
reformasi. Contoh-contoh itu timbul seperti munculnya antologi bersama Puisi
Menolak Korupsi yang dimotori Sosiawan Leak, dan belakangan muncul antologi
bersama Sakkarepmu yang jemu akan kebiasaan -kebiasaan bersastra klasik. Dan
muncul juga berbagai karya antologi bersama lain yang memiliki khas tersendiri
dari berbagai daerah.
Jika sastra yang diperbincangkan orang-orang akademika itu
tentang karya angkatan 66 atau sebelum tahun reformasi, maka 20 th mundur
sastra kita. Perkembangan sastra dewasa ini diwarnai dengan perkembangan dunia
internet. Ciri-ciri itu diantaranya gejolak masyarakat untuk menyuarakan isi
hati dengan kesamaan pandang atas ketidakcocokan antara realita dengan
reformasi. Contoh-contoh itu timbul seperti munculnya antologi bersama Puisi
Menolak Korupsi yang dimotori Sosiawan Leak, dan belakangan muncul antologi
bersama Sakkarepmu yang jemu akan kebiasaan -kebiasaan bersastra klasik. Dan
muncul juga berbagai karya antologi bersama lain yang memiliki khas tersendiri
dari berbagai daerah.