Jika Anda duduk bersama penyair populair, kesan pertama adalah mungkin
seorang penyair. Karena duduk bersama. Dan Anda yang melihat akan kecewa
ketika orang yang duduk bersama penyair itu diperkenalkan. Ternyata ia
seorang pengusaha.
Penyair adalah karya, karya adalah kepuasan diri. Boleh jadi kalian membuat seribu puisi tetapi orang itu tak merasa sebagai penyair. Kepuasan adalah ujung rasa diri. Penyair yang baik tidak pernah puas atas prestasi diri. Slalu mencari dan mencari.
Jangan katakan penyair kalau belum membaca, mengapresiasi dan memberi kritik atas sebuah karya. Sebuah pelajaran agar tidak ,sembrono membuat keputusan. Kini zaman ilmiah. Zaman dimana harus terdapat pembuktian ilmiah. Jika membuat satu puisi kemudian memberi penilaian bahwa seseorang adalah penyair setidaknya puisi itu dibaca, diapresiasi dan dikritik. Kritik diberikan atas telaah bedah karya yang dapat dipertangungjawabkan, Namun seringkali tidak demikian. Kekeliruan itu adalah ketika orang disebut penyair karena menulis. Padahal syair memiliki guna yang sangat beraneka.
Sebuah pilihan bebas tentunya, keduanya memang diperlukan, tetapi tidak untuk hanya satu pilihan dikenal kalangan penyair saja. Jika tak keduanya lebih utama dikenal di masyarakat. Demikian kekeliruan terjadi seseorang dalam eksistensinya sebagai penyair dalam meniti dunia tak beraturan ini. Mari kita selesaikan perkara ini agar lebih mapan dalam duniamu sastra Indonesia.
Penyair dan penyair adalah human relation yang diperlukan sebagaimana manusia yang membutuhkan komunikasi sesama komunitas sangat perlu agar memiliki 'salurannya tersendiri. Namun penyair adalah juga anggota masyarakat terpilih. Dan tak lepas dari masyarakat yang didalamnya termasuk bebagai profesi termasuk penyair itu. Jadi jika tak keduanya dikenal masyarakat lebih besar keuntungannya.
Siapa dapat merekomendasi seseorang itu penyair. Sebuah pertanyaan menggelitik yang tak pantas diutarakan. Mari kita selesaikan agar tidak menjadi tabu. Yang dapat merekomendasi seseorang itu penyair adalah diri sendiri, penulis itu sendiri. Titik.
Segala profesi boleh mengaku peyair. Tak ada yang melarang dan tak ada yang menuntut ganti. Karena kini penyair menjadi milik semua suku, ras, agama atau golongan. Penyair itu merdeka dimiliki siapa saja.
Bagaimana dengan penobatan Sebagai Penyair Titik-titik ?
Sah sah saja itu metoda gelar. Pendekatan pada masyarakat diperlukan suatu alat agar akrab. Kalian boleh menyebut diri Presiden Penyair, Raja Penyair, Jendral Penyair, atau apa saja.
Penulis , meskipun sewaktu-waktu, banyak membaca karya penyair dari sabang sampai meroke. Hal utama adalah bacaan itu sendiri. Jika terdapat yang menggelitik hati baru dicari profilnya. Artinya ini adalah bahwa ada yang terlewat dan ada yang diutamakan karena karya itu. Hal ini mungkin juga dialami pembaca lain. Penulis sebagai masyarakat/publik telah melakukan apresiasi atas sebuah karya. Karena itulah tak baik memfonis seseorang bukan penyair atau berkarya tulis jelek.
Sebuah kajian bahwa publik (masyarakat) pembaca penentu seseorang itu penyair. JIka demikian bagaima masyarakat membaca sebuah karya jika cara-cara lama sulit menyentuh pembaca? Contoh agar buku itu terbaca adalah menggairahkan minat baca itu dengan aneka peristiwa acara.
Seseorang merasa unggul sebagai penyair silahkan. toh yang memberi penilaian adalah publik. Seseorang dibayar mahal untuk satu kali penampilan penyair baik karya tulis atau eksen tak berarti bagi orang yang tidak membutuhkan . Sebab harga penyair itu adalah apresiasi masyarakat. Penghargaan itu bersifat subjektif. Boleh jadi seseorang yang tak dikenal mendapat bayaran mahal. Sebaliknya ada di tempat lain , satu puisi dihargai seratus ribu adalah penghargaan yang luar biasa .
Penyair adalah karya, karya adalah kepuasan diri. Boleh jadi kalian membuat seribu puisi tetapi orang itu tak merasa sebagai penyair. Kepuasan adalah ujung rasa diri. Penyair yang baik tidak pernah puas atas prestasi diri. Slalu mencari dan mencari.
Jangan katakan penyair kalau belum membaca, mengapresiasi dan memberi kritik atas sebuah karya. Sebuah pelajaran agar tidak ,sembrono membuat keputusan. Kini zaman ilmiah. Zaman dimana harus terdapat pembuktian ilmiah. Jika membuat satu puisi kemudian memberi penilaian bahwa seseorang adalah penyair setidaknya puisi itu dibaca, diapresiasi dan dikritik. Kritik diberikan atas telaah bedah karya yang dapat dipertangungjawabkan, Namun seringkali tidak demikian. Kekeliruan itu adalah ketika orang disebut penyair karena menulis. Padahal syair memiliki guna yang sangat beraneka.
Sebuah pilihan bebas tentunya, keduanya memang diperlukan, tetapi tidak untuk hanya satu pilihan dikenal kalangan penyair saja. Jika tak keduanya lebih utama dikenal di masyarakat. Demikian kekeliruan terjadi seseorang dalam eksistensinya sebagai penyair dalam meniti dunia tak beraturan ini. Mari kita selesaikan perkara ini agar lebih mapan dalam duniamu sastra Indonesia.
Penyair dan penyair adalah human relation yang diperlukan sebagaimana manusia yang membutuhkan komunikasi sesama komunitas sangat perlu agar memiliki 'salurannya tersendiri. Namun penyair adalah juga anggota masyarakat terpilih. Dan tak lepas dari masyarakat yang didalamnya termasuk bebagai profesi termasuk penyair itu. Jadi jika tak keduanya dikenal masyarakat lebih besar keuntungannya.
Siapa dapat merekomendasi seseorang itu penyair. Sebuah pertanyaan menggelitik yang tak pantas diutarakan. Mari kita selesaikan agar tidak menjadi tabu. Yang dapat merekomendasi seseorang itu penyair adalah diri sendiri, penulis itu sendiri. Titik.
Segala profesi boleh mengaku peyair. Tak ada yang melarang dan tak ada yang menuntut ganti. Karena kini penyair menjadi milik semua suku, ras, agama atau golongan. Penyair itu merdeka dimiliki siapa saja.
Bagaimana dengan penobatan Sebagai Penyair Titik-titik ?
Sah sah saja itu metoda gelar. Pendekatan pada masyarakat diperlukan suatu alat agar akrab. Kalian boleh menyebut diri Presiden Penyair, Raja Penyair, Jendral Penyair, atau apa saja.
Penulis , meskipun sewaktu-waktu, banyak membaca karya penyair dari sabang sampai meroke. Hal utama adalah bacaan itu sendiri. Jika terdapat yang menggelitik hati baru dicari profilnya. Artinya ini adalah bahwa ada yang terlewat dan ada yang diutamakan karena karya itu. Hal ini mungkin juga dialami pembaca lain. Penulis sebagai masyarakat/publik telah melakukan apresiasi atas sebuah karya. Karena itulah tak baik memfonis seseorang bukan penyair atau berkarya tulis jelek.
Sebuah kajian bahwa publik (masyarakat) pembaca penentu seseorang itu penyair. JIka demikian bagaima masyarakat membaca sebuah karya jika cara-cara lama sulit menyentuh pembaca? Contoh agar buku itu terbaca adalah menggairahkan minat baca itu dengan aneka peristiwa acara.
Seseorang merasa unggul sebagai penyair silahkan. toh yang memberi penilaian adalah publik. Seseorang dibayar mahal untuk satu kali penampilan penyair baik karya tulis atau eksen tak berarti bagi orang yang tidak membutuhkan . Sebab harga penyair itu adalah apresiasi masyarakat. Penghargaan itu bersifat subjektif. Boleh jadi seseorang yang tak dikenal mendapat bayaran mahal. Sebaliknya ada di tempat lain , satu puisi dihargai seratus ribu adalah penghargaan yang luar biasa .
Jumat, 20 Mei 2016