Puisi panjang dan puisi pendek
a. Hal yang kurang baik adalah hal yang dipaksakan. Tak usah cemburu 
dengan membuat puisi panjang bila dipaksakan. Baris yang memiliki 
kesamaan arti berarti mengulang. Mengulang bukan ketegasan. Pilihan kata
 / frase terkadang memiliki kesamaan arti. Apalagi dengan kata yang sama
 namun barisnya juga dalam kandungan kesamaan maksud dari baris 
diatasnya. Sah sah saja memang, akan tetapi pengertian perlu disampaikan
 bahwa mengulang bukan ketegasan bila sama maknanya, akan tetapi 
mengulang dapat dilakukan bila baris selanjutnya justru memberi tekanan 
maksud apa yang disampaikan si penyair. Tetapi semua ini silahkan 
bukankah sah-sah saja dalam puisi, namun kembali bukankah puisi itu 
perlu keindahan.
 b. Rangkaian puisi panjang kaya tafsir dan reka cerita. Runtut baris dan
 bait puisi panjang dalam kesatuan justru yang utuh. Boleh jadi 
menyatukan beberapa judul dalam satu tema yang digabung dalam satu 
kepala (judul) yang menarik. Tetapi jika tampak bait satu dan bait lain 
tak menyambung lebih baik dibedakan judulnya. Namun bila tak seperti ini
 juga sah-sah saja dalam puisi. Tetapi ketika dibaca oleh orang tampak 
tak seperti rangkaian. Ya itulah puisi juga perlu keindahan ketika 
dibaca.
 c. Banyak yang terlupakan dalam membuat puisi panjang. Yakni penggugah 
minat baca. Pernah mungkin membaca puisi panjang tampak enak bibaca 
sampai tuntas walau pun sampai dua halaman. Karena apa? Penyair itu 
pandai menggugah minat baca pembacanya. Ketika habis baris atau bait 
terbaca, tibul keinginan membaca baris atau bait selanjutnya begitu 
seterusnya hingga baris penutup. Memang puisi terkadang sengaja 
diambang-kan arti oleh penyairnya, bahkan kadang semu. Tetapi dia memang
 pandai mengolah kata sehingga semua baris enak dibaca.
RgBagus Warsono , Bersambung