TEKS SULUH


Jumat, 27 Mei 2016

Puisi panjang dan puisi pendek

a. Hal yang kurang baik adalah hal yang dipaksakan. Tak usah cemburu dengan membuat puisi panjang bila dipaksakan. Baris yang memiliki kesamaan arti berarti mengulang. Mengulang bukan ketegasan. Pilihan kata / frase terkadang memiliki kesamaan arti. Apalagi dengan kata yang sama namun barisnya juga dalam kandungan kesamaan maksud dari baris diatasnya. Sah sah saja memang, akan tetapi pengertian perlu disampaikan bahwa mengulang bukan ketegasan bila sama maknanya, akan tetapi mengulang dapat dilakukan bila baris selanjutnya justru memberi tekanan maksud apa yang disampaikan si penyair. Tetapi semua ini silahkan bukankah sah-sah saja dalam puisi, namun kembali bukankah puisi itu perlu keindahan.
 b. Rangkaian puisi panjang kaya tafsir dan reka cerita. Runtut baris dan bait puisi panjang dalam kesatuan justru yang utuh. Boleh jadi menyatukan beberapa judul dalam satu tema yang digabung dalam satu kepala (judul) yang menarik. Tetapi jika tampak bait satu dan bait lain tak menyambung lebih baik dibedakan judulnya. Namun bila tak seperti ini juga sah-sah saja dalam puisi. Tetapi ketika dibaca oleh orang tampak tak seperti rangkaian. Ya itulah puisi juga perlu keindahan ketika dibaca.
 c. Banyak yang terlupakan dalam membuat puisi panjang. Yakni penggugah minat baca. Pernah mungkin membaca puisi panjang tampak enak bibaca sampai tuntas walau pun sampai dua halaman. Karena apa? Penyair itu pandai menggugah minat baca pembacanya. Ketika habis baris atau bait terbaca, tibul keinginan membaca baris atau bait selanjutnya begitu seterusnya hingga baris penutup. Memang puisi terkadang sengaja diambang-kan arti oleh penyairnya, bahkan kadang semu. Tetapi dia memang pandai mengolah kata sehingga semua baris enak dibaca.
RgBagus Warsono , Bersambung