TEKS SULUH


Kamis, 24 Maret 2016

Memandang gerhana, Sahadewa

Memandang gerhana
Kita memandang ke titik yang mulai memudarkan cahaya dan keyakinan akan kekekalan hukum sebab akibat. Tubuhmu terbungkus gelap yang menyilaukan. Aku ragu kapan pembebasan ini terjadi . Bagaimana menghentikan tumbuhnya putik jagung yang ditanam di tanah basah. Tanpa sinarmu. Tanpa terang yang mengeringkan segala air mata.
Di silang lintang dan bujur yang telah usai dihitung. Pertemuan tak terhindarkan dan doa yang gagal menggulung dirinya membentuk layar.
Bibir terkatup setelah menemukan sunyi. Dalam hitungan tahun- tahun purba. Sisa cahaya menerangi hati yang lama pecah. Menyatukannya sebagai awal untuk menentukan akhir.
Di sisimu semua menjadi kenangan.
Kupang
9 Maret 2016
Sahadewa