TEKS SULUH


Rabu, 03 November 2021

Catatan #PERJALANAN PUISI (2) oleh Nanang R Supriyatin

 #PERJALANAN PUISI (2)

Sekitar pukul 16.10, kereta api tiba di stasiun Pekalongan. Stasiun yang cukup lengang dan tenang. Masih dalam lokasi, tampak deretan beberapa cafe/ rumah makan, musholla serta tempat parkir yang dilindungi pohon-pohon hijau. Di seberang jalan beberapa gedung penginapan. Inikah kota bernama Perkalongan? 

Grab mobil mengantarkan kami hingga di pelataran Gelanggang Olah Raga (GOR) Jatayu, kota Pekalongan. Di ujung jalan buntu terdapat 'Rumah Seni Pekalongan, dimana kumpul para seniman. Termasuk sang penggagas acara 'Puisi Dalam Kotak Suara', Hadi Lempe beserta panitia lainnya.

Setelah hampir dua tahun dibayang-bayangi covid-19, kini kami terasa bebas bertemu, bercengkerama, bereuforia. Layaknya seperti partai yang akan berkongres, siapapun tamu yang datang disambut, disalami hingga diajak foto selfi.

Tiga 'diva' yang hadir sejak sore hingga malam membuat suasana makin hangat. Awalnya hanya senyum-senyum, selanjutnya tertawa-tawa. Sesuatu yang manusiawi. Oya, yang saya maksud tiga 'diva' ialah Ade Novi (pembaca puisi), Denting Kemuning (pembaca puisi) & Indri Yuswandari (pembawa acara). Mereka sangat familiar. Bahkan ketika RgBagus Warsono mendaulatnya untuk berselfi di jok motor Vespa warna kuning -- mereka begitu enjoj.

Foto di jok motor Vespa sebenarnya hanya 'trik' Agus Warsono. Biar suasana perbincangan kesenian, khususnya puisi menjadi hidup. Terbukti memang. Hampir semua peserta yang hadir berfoto di atas motor, bergantian. Eddy Pramduane, Kasdi Kelanis, Omni Koesnadi, Wawan Hamzah Arfan + istri, dan sebagainya ikut ambil bagian. Dan, yang bikin fress saya ketika Agus Warsono dan Wawan Hamzah menyodorkan buku "T" & "Perjalanan Berkarat", masing-masing antologi puisi bersama dan antologi puisi tunggal.

Pementasan bertajuk "Puisi Dalam Kotak Suara" diisi dengan pembacaan puisi dan pertunjukkan drama. Dihadiri sekitar 90-an tamu undangan. Rg. Agus Warsono atas nama Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia memberikan penghargaan kepada 115 sastrawan yang berdedikasi di atas 30 tahun menulis sastra. Dan, malam itu penyematan Setya Lencana Sastra Nagari diberikan secara simbolis kepada 10 sastrawan yang hadir, diantaranya Dharmadi Penyair (72 tahun). Sebelumnya, Agus di atas panggung memberikan sambutan dan alasan pemberian penghargaan dimaksud.