#PERJALANAN PUISI (3)
Tak pantas juga jika virus covid-19 yang nyaris membuat kehidupan menjadi stagnan selalu dijadikan alasan, dengan kata lain sebagai kambing hitam. Bagi sebagian orang, mungkin mempercayai bahwa pertemuan adalah sesuatu yang indah sekaligus emosional dalam arti positif.
Sempat menggeliat di kepala saya; seandainya malam 'Puisi Dalam Kotak Suara' ditambah dengan Launching Buku Puisi 'T', 'Perjalanan Berkarat' serta buku-buku lain, umpamanya karya Kasdi Kelanis. Sempat juga menunggu inspirasi panitia penyelenggara melalui pembawa acara untuk memberi kesempatan pada tamu yang dianggap senior, seperti Dharmadi Penyair maupun Wardjito Soeharso (apalagi pada siang hari sempat ada bincang antara Pengarang dan Para Guru, di lokasi yang sama) -- untuk sekadar memberi testimoni terhadap kegiatan sastra pasca level 2 pandemi covid-19. Ya, sempat juga saya berbisik pada beberapa teman mengenai lokasi kuliner khas Pekalongan maupun destinasi yang asik yang ada di kota batik ini. Meskipun tidak ujug-ujug mencari lokasi dimaksud, setidaknya sudah ada rekomendasi tersirat. Mengingat yang diundang adalah para Penulis/ Penyair Nusantara.
Bagi saya memang sempat agak lelah, agak ngantuk dan sejenisnya saat berada di tengah acara yang meriah tersebut. Namun, sempat melek mata dan membuka telinga lebar-lebar saat Ade Novi membaca puisi berjudul "Amarah".
pergi sayang
pergi jauh dariku
biarkan kabut itu
biarkan hujan itu
jika kau pergi
tinggalkan malam
sisakan pedih
aku tak ingin rindumu
aku tak ingin tangismu
biarkan hari-hari sepi
dan aku terjaga
di kota yang riuh
cukup sudah
kata-kata tak bermakna
menggumpal dalam kamar
bagai lukisan abstrak
bagai tubuh tanpa nyawa
jangan kau katakan makna dari ciuman
ungkapkan saja mimpi burukmu
jadilah kau dirimu
hidup dalam mimpi
dalam bayang liar
seperti ular hidup di hutan
mati di lautan
bunuh cintamu
bunuh kau punya rindu
jika kau pergi akan kugali tanah
ku kubur jiwa yang mati
pergilah nyanyian
hidup terlanjur asing
kau sayangku
dustai saja aku!
28/10/2017
Tawa dan senyum di pelataran mengiringi teh panas dan rebusan yang tersedia. Ahai!