TEKS SULUH


Sabtu, 05 Desember 2015

Harkoni Madura, TILAWAH TANAH AIR



Harkoni Madura,

TILAWAH TANAH  AIR

menilawah tanah air
tak kujumpai lagi liris angin di pelipis pesisir
setenang lenggang tarian sampan-sampan
dengan lunas dan kemudi lurus haluan
atau semerdeka camar-camar yang tualang
menjinjing anggun bait-bait senyuman

menilawah tanah air
terpampanglah sehampar jazirah yang lampang
disesaki hingar kecamuk demonstran
menapal landai badan-badan jalan

menilawah tanah air
tak kusua denting orkestra air pancuran
seramah gemulai lambai daunan
membelai molek tanah gemah ripah
yang dipenuhi serapah dan muntah

menilawah tanah air
yang kumandang bukan kidung, bukan tembang
tapi erang sengangar umpatan
atas nama luka sayat kemanusiaan
yang sempoyongan, dan pingsan di hutan-hutan

menilawah tanah air
serasa dipupur,intrik,teror,persibakuan
dan sengkarut persekongkolan
menyekujur sulur reranting kerinduan
yang menggigil di antara cadas batu dan ilalang
di pelepah ruang , membelulang

Sampang, 29 September 2015.


Harkoni Madura,lahir di Sampang,3 Desember 1969.Menulis: Puisi, Esai, dan Cerpen.Puisi-puisinyaTerangkum dalam antologi puisi bersama antara lain: Dzikir Pengantin Taman Sare (2010), dan TikarPandan di Stingghil (2011),
Beralamat di  SDN Banyuates 4, Banyuates, Sampang,