Marsetio Hariadi
Cinta Melulu
Kawanku
namanya Sugeng
ayah ibunya guru berpenghasilan kecil
adik-adiknya banyak
tiap malam tangannya memegang rokok
jika sendiri ia bersyukur dan mencari arti
jika bersama kawan ia bersyukur, bersamaan dengan pembicaraan berarti
"Bagaimana belajarmu?
rasanya buku-bukumu itu semakin membuatku takut pada kenyataan
lalu tak ingin mengenalnya
lalu tak mau menyapanya
seperti kucing anggora saja
seperti hamster saja
seperti cihuahua saja
yang takut melihat banyak anjing lapar di jalanan
Cinta memang bangsat
lama aku mengenalnya dan menyukainya
penuh isi kepalaku ini memikirkan segala kemungkinan tentangnya
dia seperti harimau
sering aku menikmatinya dari kejauhan
jika dekat aku takut dia terganggu dan mengaum
sampai dia lulus dan meninggalkan kota ini
aku baru dengar ternyata dia menungguku
ah jancok! aku ingin menangis
Setiap manusia selalu dilahirkan untuk berhadapan, berharap, yakin, saling mendoakan, dan saling tidak mengerti
Bukan cinta...
Pikiran pikiran ini yang bangsat
Seperti dulu, di hari esok pun, air di bumi akan menjadi merah
ganjaran orang yang makan bagian orang lain itu jelas neraka
ganjaran pembunuh-pembunuh itu jelas neraka
ganjaran orang-orang lupa moral dan nurani itu jelas neraka
ganjaran manusia yang lupa caranya jadi manusia itu jelas neraka
Kita yang sok tahu dalam menyimpulkan keadaan, juga jelas neraka
yang masuk surga itu, kucing anggora, hamster, dan cihuahua yang tidak tahu apa-apa
hahahahahahaha...
Ayo makan sate, sudah lama aku tidak makan sate
kutraktir, besok aku kerja lagi, bakal jarang datang kesini"
Kuperhatikan dia
pikirannya makin lama cinta melulu
tapi bukan seperti kucing anggora yang ingin kawin
dia tahu dimana mencari kebahagiaan kecil dalam kenyataan
dia memberitahuku untuk terus merendah
karena tubuh ini sangat kecil dibandingkan dengan semesta
karena tubuh ini tidak bisa apa-apa
hiduplah dalam kehidupan, lalu hidupkan
Jancok! Dia mempermalukanku!
14 November 2015
***
Marsetio Hariadi, Surabaya, 21 tahun
ingin berpartisipasi mengirim tulisan untuk Sakkarepmu.
Saya baru dan ingin belajar menulis, saran dan kritik saya harapkan
Cinta Melulu
Kawanku
namanya Sugeng
ayah ibunya guru berpenghasilan kecil
adik-adiknya banyak
tiap malam tangannya memegang rokok
jika sendiri ia bersyukur dan mencari arti
jika bersama kawan ia bersyukur, bersamaan dengan pembicaraan berarti
"Bagaimana belajarmu?
rasanya buku-bukumu itu semakin membuatku takut pada kenyataan
lalu tak ingin mengenalnya
lalu tak mau menyapanya
seperti kucing anggora saja
seperti hamster saja
seperti cihuahua saja
yang takut melihat banyak anjing lapar di jalanan
Cinta memang bangsat
lama aku mengenalnya dan menyukainya
penuh isi kepalaku ini memikirkan segala kemungkinan tentangnya
dia seperti harimau
sering aku menikmatinya dari kejauhan
jika dekat aku takut dia terganggu dan mengaum
sampai dia lulus dan meninggalkan kota ini
aku baru dengar ternyata dia menungguku
ah jancok! aku ingin menangis
Setiap manusia selalu dilahirkan untuk berhadapan, berharap, yakin, saling mendoakan, dan saling tidak mengerti
Bukan cinta...
Pikiran pikiran ini yang bangsat
Seperti dulu, di hari esok pun, air di bumi akan menjadi merah
ganjaran orang yang makan bagian orang lain itu jelas neraka
ganjaran pembunuh-pembunuh itu jelas neraka
ganjaran orang-orang lupa moral dan nurani itu jelas neraka
ganjaran manusia yang lupa caranya jadi manusia itu jelas neraka
Kita yang sok tahu dalam menyimpulkan keadaan, juga jelas neraka
yang masuk surga itu, kucing anggora, hamster, dan cihuahua yang tidak tahu apa-apa
hahahahahahaha...
Ayo makan sate, sudah lama aku tidak makan sate
kutraktir, besok aku kerja lagi, bakal jarang datang kesini"
Kuperhatikan dia
pikirannya makin lama cinta melulu
tapi bukan seperti kucing anggora yang ingin kawin
dia tahu dimana mencari kebahagiaan kecil dalam kenyataan
dia memberitahuku untuk terus merendah
karena tubuh ini sangat kecil dibandingkan dengan semesta
karena tubuh ini tidak bisa apa-apa
hiduplah dalam kehidupan, lalu hidupkan
Jancok! Dia mempermalukanku!
14 November 2015
***
Marsetio Hariadi, Surabaya, 21 tahun
ingin berpartisipasi mengirim tulisan untuk Sakkarepmu.
Saya baru dan ingin belajar menulis, saran dan kritik saya harapkan