Ustadji Pantja Wibiarsa
Pelangi Jatuh
pelangi melayang jatuh di bumi nusantara
diperebutkan
dan dipeributkan warna-warnanya
dimutilasi
seluruh jiwa dan raganya
Tuhan
cuma melihatnya sambil memberi kesempatan sebebas-bebasnya
dibiarkan
para manusia itu mengunyah-ngunyah cuilan warna sekehendaknya
menelannya
sampai menajam bola mata dan tiba-tiba memuntahkannya
dalam
rupa mesin-mesin perusak, pembunuh berdarah dingin haus nyawa
mengumbar
kelaminnya, memerkosa, mengobrak-abrik bumi dan seisinya
kenapa tak dibiarkan pelangi itu melayang
jatuh menyentuh bumi
dengan
begitu indahnya dan lembut melenturkan tubuhnya kembali
melayang
kembali di dekatmu mengajakmu menari-nari
di
dalam rumah, di pringgitan, di pendapa, di pelataran
di
gapura, di jalan, di hati nurani orang-orang bermata tajam
tahukah
kau, pelangi itu sedang dalam perjalanan
mengemban
tugas dari penciptanya dengan misi penyelamatan
menyebarkan
pengetahuan tentang perawatan dan pelestarian
kenapa tak dibayangkan pelangi itu
menyajiindahkan pergelaran
dengan
instalasi tataartistiknya dengan konsep garapan surganya
menjaga
bumi nusantara dengan cinta!
pastilah
kau tak akan berkilah atau menolak mentah-mentah
kita
memang lapar dan dahaga
tak
apa bukan, menyempatkan singgah untuk menyaksikannya
bahkan
makanan minuman pasti tersedia ketika kita turut bercinta di pergelaran
tak
perlu kita jadi mesin-mesin penyiksa, pemerkosa, dan penyabut nyawa
Sangggar Kalimasada Kutoarjo, Purworejo,
2015
Ustadji
Pantja WibiarsaGang Cokroasmo, Senepo
Timur RT 01 RW 01 No. 61 Kutoarjo 54212 Kabupaten Purworejo Jawa Tengah